Part 13. It's You

378 43 8
                                    

Setelah beberapa hari lalu gio di kejutkan dengan postingan farit, kini gio semakin semangat untuk mengemban tugas sebagai akuntan. Sibuk bekerja dan memenuhi tanggungjawab sebagai kakak bagi adik satu satunya yaitu Lufi. Dengan harapan agar waktu cepat berlalu dan gio segera dipertemukan dengan Farit.

Namun di luar permasalahan itu, gio yang kini tinggal di sebuah rumah dinas berukuran 4x4 itu pun selalu mengeluh kala mendengar sang adik membeli barang barang yang tidak seharusnya dibeli dan tidak terlalu dibutuhkan dalam perkuliahannya.

Lufi yang kini berusia 18th, kuliah di Jakarta dekat dengan tempat gio bekerja itu sangat senang mengoleksi buku. Bukan buku pelajaran tentunya. Tapi ia sangat suka mengoleksi novel novel. Bahkan ia sangat mengikuti novel novel keluaran terbaru.

"Aku beli novel lagi dong" celetuk sang adik membuat gio sedikit menghela nafas. Sesekali menggeplak kepala sang adik pelan.

"Emghh" -gio

"Aw" -lufi

"Novel terus novel terus. Beli tuh yang bermanfaat, yang nyambung sama mata kuliah" -gio

"Lah ini tuh bermanfaat tau. Buat ngilangi setres. Lagian aku ga mau jadi akuntan kayak kakak. Aku maunya jadi penulis. Wle" -lufi

"Mau jadi penulis tapi masuk jurusan ekonomi?" -gio

"Ya buat sampingan atuh. Bayangin nih kak. Misal aku kerja kantoran, dapet gaji pokok tapi aku masih punya kerjaan sampingan jadi penulis. Gajinya double kak" -lufi

"Mimpi" -gio

"Ish! Bukannya di do'ain" -lufi

"Aamiin" -gio

"Engga sah!" -lufi

"Dikira nikah apa sah sahan. Udah sini makan dulu" -gio

"buruan makan ga! apa mau makan buku buku ini lo!" ketus gio memperlihatkan susunan buku sang adik berisi novel yang kurang lebih ada 250 buku.

"iye iye makan! gitu doang pake lo gue lo gue lo! hahhaa" canda lufi pada sang kakak.

mereka pun akhirnya makan bersama dengan tenang tentunya. oh tidak hanya sementara tenangnya sampai sebelum lufi membawa satu buah novel yang sangat ia sukai karena baru rilis.

sambil mengunyah makanannya, lufi memamerkan kepada sang kakak tentang novel tersebut yang sama sekali tidak digubris oleh gio.

"nih ini tuh novel bagusss banget kak"

"emang kakak ga suka baca novel?" pertanyaan classic lufi yang harusnya ia sudah mengetahui jawabannya.

"sekali kali baca nah. biar tau rasanya tergila gila" celetuk lufi yang kemudian disahut oleh sang kakak dengan suara lirih.

"tergila gila sama yang nyata aja gue ga nemuin obatnya. apalagi sama fiksi belaka. bisa masui rumah sakit jiwa gue" gumam gio lirih membuat lufi kebingungan.

ditengah kegiatannya, lagi lagi sang adik membahas perihal novel. ah kali ini justru ia membahas sang penulis novel yang tidak siapapun mengenalnya sekalipun dia dan gio.

"kok bisa ya orang orang bikin karya bagus banget kayak gini" -Lufi

"bisalah kan punya bakat dan kemauan" sahut gio yang mulai tertarik pada pembahasan.

"emang kamu mau jadi penulis juga?" tanya gio pada sang adik.

"emm,,emmang,,b,,bisa kak?" tanya lufi seraya mengunyah makanannya.

[ BL ] "Love in Silence" - GeminiFourth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang