Part 21. Desire!

397 22 2
                                    

*deringg

"Halo..."

"Bisa cek wa aku sebentar, bee" Suara lembut Wahyu kepada Satya dalam sambungan teleponnya.

Wahyu mengirimkan potret kebahagiaan Mareto dan Firza kepada kekasihnya itu, sebab Satya tidak hadir dalam acara dadakan tersebut. Pun membuat keduanya menjadi saling merindukan satu sama lain.

"Hah? Ini mereka ngapain? -satya

"Lamaran" -wahyudi

"Anjing!" -satya

"Maaf maaf keceplosan" tambahnya

"Kok ga ada yang ngabarin aku sih. Gio disana?" Tanya Satya

"Iya disini semua kecuali kamu"

"Sedih banget aku jomblo disini" ucap Wahyudi menggoda kekasihnya

"Hahaha" -satya

Masih dengan sambungan teleponnya, Wahyudi kembali membuat Satya tercengang kala ia menanyakan hal yang tidak pernah Satya pikirkan akan terucap.

"Kamu mau ga bee?" -wahyudi

"Apa?" -satya

"Aku lamar" -wahyudi

"Heh! Jangan bercanda" -satya

"Aku serius" -wahyudi

"Jangan karena iri, kamu jadi ikut ikutan ya bee" -satya

"Engga bee, Mareto itu duluin aku. Aku udah ada niat, tapi si Farit bangsat ga ada info info kalo Mareto mau lamar si Firza" -wahyudi

"Kalo kamu pulang, aku lamar yaa" tambahnya lagi

"Wahyu Dirga jangan bercanda!" -satya

"Aku serius" -wahyudi

"Aku pulang besok loh" -satya

"Ya besok aku lamar" -wahyudi

"Gila kamu! Udah ah aku mau packing. Entar malem mau otw" -satya

"Aku jemput" -wahyudi

.....

Farit menyeduh kopi untuk gio dan tentu saja untuk dirinya sendiri sebelum mereka kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.

Tepat pukul 08:00 gio dan Farit selesai sarapan dan kini mereka akhiri sarapan tersebut dengan minum secangkir kopi susu hangat sebelum akhirnya mereka beranjak dari duduknya.

"Sayang, aku pengen fokus nulis" celetuk Farit sekaligus memberikan kopi milik gio

"Ngurus firma bareng sama nulis itu susah" tambahnya lagi

Belum sempat gio menanggapi, Farit sudah lebih dulu memberitahu poin pentingnya.

"Kalo aku berhenti dari firma menurut kamu gimana?"

Gio yang semula dari dapur setelah selesai mencuci piring, kembali menghampiri Farit di meja makan.

"Kalo kamu mau berhenti silahkan sayang, aku ga akan ngelarang. Itu hak kamu buat ngambil keputusan kayak gitu"

"Yang perlu kamu pikirin sekarang, siapa yang bakal gantiin kamu jadi pimpinan selanjutnya?"

"Kamu" jawab Farit tegas

Sedangkan disisi lain gio terkejut mendengar jawaban spontan itu. Karena bagi gio, itu tidak benar.

"Kenapa aku?" -gio

[ BL ] "Love in Silence" - GeminiFourth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang