Incontrare

287 57 52
                                    

~Bertemu~

"Fuckk! ini yang gue tunggu tunggu" pandangannya sudah gelap nafsu untuk menyiksa orang itu. Tangan nya sangat lihai menyayat goresan itu dengan pisau kecil.

"Akhh ampun ampun" rintih nya tangan dan kaki nya diikat sangat kencang, manusia didepannya ini sangat menyeramkan.

Gara menyayat bertuliskan Predatore didada kiri orang itu yang nemiliki arti predator dalam bahasa Italia . Karena lelaki ini merupakan predator seksual kepada anak anak entahlah Andreas mengetahui nya darimana tapi ia sangat beruntung setidak nya predator didunia ini berkurang satu berkat dirinya.

Saat sedang asik menyiksa terdengar suara teriakan seorang perempuan, Gara langsung menoleh ke sumber suara mengodekan dengan gerakan kepala kepada Andreas untuk memastikannya.

Mengerti akan kode yang diberikan Gara, Andreas langsung bergerak. "GAR! cewe gar" teriak nya

"Ck, urus" membuang sembarangan pisau kecil dengan ujung nya yang tumpul tapi tajam ditengah nya.

"Baru kali ini gue liat cewe cantik pake banget" ucap Andreas terperangah

Tapi berbeda dengan Gara yang pertama kali ia lihat adalah baju kotor serta luka disekujur tubuh gadis itu. Darah yang mulai mengering di lutut dan sikut nya serta sudut bibir nya.

"Mau lo apain ni cewe, tapi sayang gak sih kalo jadi mangsa lo" pecinta cewe cantik Adalah Andreas

Benar apa yang dibilang Andreas gadis ini sangat cantik apalagi dengan dress putih walau sudah kotor tapi kecantikannya tetap terlihat. Entah lah akan ia apakan gadis ini. "Lo urus sisaan aja sana" usir Gara

"Bangsat lo Gar giliran gini gue dikasi sisaan" misuh nya, memang bawahannya satu ini tidak ada takut takut nya dengan Gara.

Melepas jas nya yang sudah terkena cipratan darah untuk menutupi paha gadis itu sebelum ia menggendong nya ala bridal style. Berjalan dengan santai melewati Andreas yang terbengong melihat kelakuan bos nya baru kali ini ia melihat bos nya melakukan hal seperti pahlawan.

"Itu beneran bos lo?" Tanya Andreas kesalah satu penjaga yang menjaga Gara tadi. Pasalnya selama ia bekerja dengan Gara ya g ia ketahui Gara enggan untuk berdekatan dengan wanita bahkan sudah pernah dijodohkan oleh orang tua nya tapi tetap tidak mempan.

Terakhir Gara sempat dicurigai penyuka lawan jenis, mendengar itu Gara tentu tidak terima, ia tidak gay.

Gara berbalik "Kunci mobil" pinta nya. Segera Andreas melempar kunci mobil nya tak apalah untuk kelangsungan hidup kedepannya.

Setelah tertangkap Gara langsung meletakan gadis itu dengan hati hati di kursi samping lalu memasangkan sabuk pengaman dan berbalik menuju kursi mengemudi.

Tujuannya kali ini adalah apartement pribadi nya. Walaupun jabatan dikantor nya tidak terlalu tinggi tapi ingat Gara adalah anak pemilik perusahaan tersebut.

Setelah sampai basement ia langsung bergerak keluar kembali menggendong gadis itu tidak lupa ia mengunci mobil nya dan pergi menuju lift. Sesekali ia memandangi wajah gadis yang berada dada nya itu.

Seseorang didalam apartement itu tampak panik saat sandi pintu terdengar. Siapa lagi kalau bukan Niel sang pengrusuh dikehidupan Gara.

"Anjir secepat itu" panik nya segera ia merapikan semua bungkus chiki dan minuman kaleng bersoda yang berada didepannya.

Ceklek..

"Bang kok cepet ama.." kata nya terputus saat melihat Gara menggendong seorang gadis.

"Bang jangan bilang.." syok nya dramatis

Gara memutar bola mata nya malas. "Sana balik besok gue ceritain" usir nya melewati Niel yang masih berdiam ditempat.

Setelah tersadar Niel ikut membuntuti Gara hingga kekamarnya. "Bang lo jadiin dia... HAHH bang! Lo unboxing dia!!?" Ucapan nya berubah ubah

Gara menidurkan gadis itu kemudian menaikan selimut nya hingga sebatas dada. "Keluar gak lo" usir seperti nya hobi baru Gara adalah mengusir orang lain.

Gara meninggalkan gadis itu dikamar nya, kamar yang tidak pernah ada seorang wanita masuki selain mami dan sepupu nya.

"Bang seriusan lo suka cewe?" Tanya nya terheran heran

"Bangsat! berapa kali gue bilang gue bukan gay, dan cewe itu gue gak tau siapa. Yang jelas sekarang lo balik ah" jelas Gara sambil melepas kemeja yang ia pakai terkena sudah terkena cipratan darah. Meninggalkan celana cino yang masih melekat dibadannya.

Niel mengangguk nganggguk benar abang nya ini masih normal. "Tapi tadi bukannya lo"

"Hmm berhenti karena cewe itu ganggu" mendudukan dirinya di sofa sambil menuangankan wine kesukaannnya. Kebiasaan lain Gara

Niel bertepuk tangan "Waww baru ini gue liat di pause"

"Yaudah gue balik dulu, jangan lo minum itu terlalu banyak bisa bisa mami jadi nenek" iseng Niel

"Emang nya gue cowo apaan!!" Teriak Gara sambil melempar bantal sofa kearah Niel yang lari ngibrit.

Gara menyugar rambut nya kebelakang sambil menghembuskan nafas panjang "kapan hidup gue mulai tenang"

Gara kembali kekamar nya ia lupa bahwa gadis itu mempunyai luka di lutut dan siku nya bergerak mengambil kotak p3k dan mengobati luka itu dengan perlahan setelah nya ia perban.

Gadis ini terlihat cantik untuk mempunyai banyak luka, Gara akan tidur diruang tengah untuk malam ini segera ia keluar dari kamarnya dan mematikan lampu dirinya sudah terlampau lelah tidak lama kemudian Gara terlelap.

Pagi tiba gadis itu memerjapkan mata nya. "AAaaaa" jerit nya saat melihat sekeliling yang tidak terbiasa dengannya.

"Baju, baju gue" hembusan nafas terdengar "seenggak nya baju gue masih lengkap"

Saat hendak bangun kepala nya terasa berdenyut tapi tak mengurungkan niat nya untuk keluar dari kamar itu. "Pasti yang punya rumah ini dihuni sama om om, hihh" entahlah ia takut sendiri membayangkan nya.

Ia menuruni anak tangga sambil mengedarkan pandangannya, ketika dipertengahan anak tangga langkah nya terhenti. Ia baru ingat kejadian terakhir tadi malam, pikiran negative langsung muncul dibenak nya.

Bergerak cepat menuruni anak tangga. "Ekhm o-om siapa? Om yang tadi malam ditengah hutan kan?" Dirinya semakin memojokan diri

Gara pun menoleh, saat ini ia sedang berada di pantry dapur gini-gini Gara cukup untuk memasak. "Duduk, gak usah takut gue gak makan orang" sambil meletakan makanan yang sudah ia buat

"Tapi lo siksa orang semalem" jantung nya berdegub kencang akan kah ia target selanjutnya

Gara diam tidak melakukan pembenaran apapun. "Gue bilang duduk lo kabur dari rumah juga butuh makan"

Gadus itu memicingkan mata nya sebal tapi tak urung ia duduk meski was was. Tanpa sadar mulut ceplos nya itu mengeluarkan suara. "Daging manuSIAA!"

Gara kembali meletakan garpu berisi daging yang sudah mau ia lahap. "Gue gak segila itu buat jadi kanibal!"




🐾🐾


Wahhh mereka udah ketemu nih gimana ya kelanjutannya🤔😱

Jangan lupa⭐ dan komen💌

Tungguin next nya yaaaa

Sweetest Of Cruel ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang