7. Bandar Udara

2 2 0
                                    

“Di langit biru, awan berarak perlahan, mengikuti langkahmu menuju perjalanan yang belum terungkap.“

***

Pukul 05.25 pagi
Selesai melaksanakan sholat subuh segeralah Arumi dan Alin mandi dan bersiap-siap.

Tak lama setelah itu datanglah sebuah taksi yang akan mereka tumpangi.

Beberapa menit berlalu tibalah mereka di sebuah bandara, Arumi menarik sebuah koper yang berisi barang miliknya.

"Arum buruan check in tiketnya" ucap Alin

" Ohiya" Arumi mengangguk

Saat mengantri tiket Arumi terdiam sejenak, perasaan nya saat ini sangat campur aduk, hatinya masih rapuh akan kematian kedua orang tuanya beberapa hari yang lalu, dan sekarang ia harus jauh dari tempat tinggal nya hanya untuk pergi menemui keluarganya, tapi di sisi lain ia senang karena pertama kali naik pesawat walau seorang diri.

Arumi sangat berusaha untuk tidak menangis saat itu juga, ia menguatkan matanya agar tidak menjatuhkan air mata setetes pun.

15 menit menunggu akhirnya Arumi mendapatkan satu tiket pesawat, segeralah ia pergi kembali menemui Alin.

"Udah ada tiket nya?" Tanya Alin

"Iya udah"

"Rum, jaga diri baik-baik ya di sana, terutama kesehatan, jangan lupa buat ngabarin, aku udah ga bisa lihat kamu secara langsung lagi untuk beberapa waktu ini tapi setidaknya aku tahu gimana kabarmu rum"

"Iya lin, kamu juga di sini jaga dirimu baik-baik, aku pasti bakal ngabarin kamu kok tenang aja"

"Nanti sampai Jakarta kamu langsung nyari taksi ya buat nyari alamat itu supaya kamu langsung punya tempat tinggal, aku berdoa banget agar kamu di sana di pertemukan dengan orang yang baik"

" Iyaa Alinn, sering-sering ke makam bapak sama ibu ya lin, jangan lupa juga buat bersihin makam nya"

"Iya rum siap"

Tanpa di sadari saat Alin berbicara air mata nya mulai jatuh dari mata nya ke pipi.

"Kok nangis lin" ucap Arumi

Alin menghapus air matanya.

"Sedih aja rum, aku ga tegah lihat kamu pergi sendirian, seandainya aku bisa nemenin pasti bakal aku temenin"

"Udah lin ga papa, aku bisa sendiri kan kamu kemarin yang bilang sendiri"

Alin mengangguk.

Pukul 06.00
Para penumpang pesawat yang bertujuan ke jakarta sudah di persilahkan untuk masuk ke dalam pesawat.

Arumi pun segera bangkit dari kursi tunggu dan akan segera pergi.

"Lin, pamit ya"

Alin langsung memeluk erat tubuh sahabat nya itu.

"Jangan lupa ngabarin"

Arumi mengangguk.

Setelah berpamitan Arumi bergegas menuju ke dalam pesawat, ia duduk di kursi dekat jendela.

Ia berharap setelah ini perasaan nya akan menjadi lebih tenang.

Waktu yang di tempuh menuju ke jakarta sekitar 2 jam.

Nngg....
Suara dari mesin pesawat mulai meribut, roda mulai berjalan meninggalkan bandara itu.

Sajak Pilu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang