Pukul 07.38 pagi
Matahari menggeliat pelan-pelan di ufuk timur.Embun menari-nari di atas daun hijau.
Kicauan burung mengundang mentari untuk bersinar lebih cerah.Pohon-pohon berbisik saat ditiup angin pagi.
Arumi yang telah bangun dari tadi sedang duduk di kursi dekat jendela.
Lagi dan lagi ia melamun memikirkan masalah semalam.
Brugg!
Suara pintu terbuka dengan sangat kasar." Kamu apain eyang ha?" Tanya Ricky dengan suara kasar
Arumi terdiam.
Ricky pun langsung meremas lengan tangan kanan milik Arumi dengan cukup keras, sampai Arumi merasakan sakit.
"JAWAB ARUMI!!" Ucap Ricky dengan nada yang semakin tinggi. " KAMU APAIN EYANG SAMPAI EYANG KAYAK GITU HAH??"
Arumi tak menjawab, ia malah menangis.
"AKU UDAH BILANG JANGAN PERNAH NGASIH TAU KE ORANG APALAGI EYANG TENTANG DIRI KAMU YANG SEBENERNYA" ucap Ricky
"TERNYATA CEWEK KAYAK KAMU BISA JUGA INGKAR JANJI, AKU NYESEL NGASIH TUMPANGAN RUMAH SAMA KAMU TAU GA"
Drugg
Ricky pun mendorong Arumi ke luar pintu kamar.
Ia juga langsung menarik tangan Arumi menuju ke kamar eyang putri.
Sesampainya di kamar eyang putri, terlihat ada seorang dokter yang telah menangani nya, tubuh eyang terbaring lemah di kasur nya.
"LIHAT, INI SEMUA TUH ULAH KAMU" ucap Ricky dengan emosi yang acak-acakan
"Pak harap tenang, kondisi pasien tidak stabil jadi mohon jangan ribut" ucap salah satu perawat yang ada di kamar itu
Ricky pun melepaskan genggaman tangannya yang menggenggam kencang tangan Arumi.
Arumi langsung memegang tangan nya, ia sangat kesakitan.
Beberapa menit setelah itu dokter membacakan hasil dari pemeriksaan eyang putri.
" Pak kondisi pasien mulai membaik, beliau harus perlu banyak istirahat, jangan membuat pasien mengalami hal-hal yang membuat nya tegang" ucap dokter itu
"Iya pak baik" balas Ricky
Dokter dan perawat nya pun telah pergi.
Tersisa eyang putri, Ricky, dan Arumi yang berada di kamar itu.
" Sini kamu ikut aku sekarang" ucap Ricky sambil menarik tangan Arumi
" Ricky kamu mau bawa aku kemana" Tanya Arumi
"Gak usah banyak tanya"
Ricky pun berjalan dengan perasaan yang masih terbawa emosi,
Ia kembali menggenggam tangan Arumi dengan sangat keras.
" Aku ga akan biarin kamu sakiti eyang lagi, jadi sekarang kamu lebih baik di sini" ucap Ricky
" Ricky aku mohon jangan..."
Ricky seketika mendorong tubuh Arumi untuk masuk ke dalam gudang yang ada di belakang rumahnya.
Gudang itu sangat gelap,tak ada cahaya ,penuh dengan barang bekas dan sangat kotor.
"Ricky aku mohon jangan" ucap Arumi dengan ketakutan
Ricky tak peduli dengan Arumi yang sedang bermohon itu, dia kemudian mengunci Arumi dari luar gudang.
Arumi yang ada di dalam gudang itu terus mengetuk dan memukul pintu dengan sekuat tenaga agar Ricky tak mengunci ia di dalam gudang yang sangat gelap itu.
Namun Ricky telah mengunci Arumi di dalam gudang itu dan pergi meninggalkan nya.
"RICKYY...." teriak Arumi dari dalam gudang
Ia pun langsung menangis dengan keras.
***
Ricky langsung kembali ke kamar eyang putri untuk menemani nya.
Eyang putri belum sadarkan diri, namun kondisinya mulai membaik.
Ricky pun melihat eyang putri dengan mata yang berkaca-kaca.
Beberapa menit kemudian eyang putri akhirnya sadarkan diri. " Ricky..."
"Iyaa eyang?gimana kondisi eyang udah membaik? Ada yang sakit?" Khawatir Ricky
"Eyang gapapa"
"Syukurlah "
"Ricky..." Panggil eyang
Ricky menjawab cepat. "Iya eyang?"
"Kamu tau tentang siapa sebenarnya Arumi?"
Ricky tidak menjawab.
"Kamu gak mau cerita ya"
"Ng-nggak eyang bukan ga mau cerita"
"Terus?"
Ricky tak menjawab.
****
Pukul 17.08 sore
Di satu sisi lain Arumi terus menangis di lengkapi dengan rasa takut serta kegelapan yang meliputi seluruh gudang itu.
Tak terasa pagi dan siang telah berlalu kini waktu sore pun akan berlalu dan di ganti oleh sang malam hari, Arumi telah berada di dalam gudang yang gelap itu selama berjam-jam.
Ia duduk di balik pintu yang terkunci,ia berharap akan ada seseorang yang bisa membuka pintu itu.
beberapa saat kemudian pintu itu terdengar seperti akan terbuka.
Segeralah Arumi menjauh dari pintu itu dan berdiri.
Ceklek!
Suara pintu terbuka kasar.Pintu gudang telah di buka oleh seseorang, tanpa basa-basi Arumi langsung memeluk tubuh orang itu yang telah membukakan pintu gudang.
Arumi teredam dalam pelukan itu,ia terisak memeluk tubuh orang itu dengan rasa ketakutan. "Hiks..hiks.."
"Arumi? Kamu kenapa bisa ada di sini?" Ucap Dito
Arumi melepaskan pelukannya. " Ta-tadi ak-aku..." Ucap Arumi dengan terbata-bata
"Kamu kenapa? Kok bisa kayak gini? Sini deh duduk dulu" Dito mengajak Arumi keluar dari dalam gudang itu dan duduk di kursi yang ada di depan gudang. "Arumi?ada apa?"
Arumi menggeleng kan kepalanya."Kamu ga mau cerita ya" tanya Dito
Arumi tak menjawab. " Aku tau ini ulah siapa, firasat ku bener pasti ada apa-apa makanya aku check gudang " ucap Dito
Selang beberapa waktu Arumi dan Dito duduk di kursi depan gudang terdengar suara orang yang sedang berjalan menuju arah mereka berdua.
"Udah puas berduaan kan? kalau gitu kamu ikut aku" ucap Ricky sambil menarik tangan Arumi
"Eh pak jangan kasar gitu sama perempuan " ucap Dito
"Emangnya kenapa?" Balas Ricky dengan suara menentang
"Dito udah..." Ucap Arumi
Ricky dan Arumi pun pergi meninggalkan Dito,
Sejujurnya Dito sangat sedih melihat Arumi di perlakukan seperti itu.
"Gadis malang...." Ucap Dito
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Pilu
Teen FictionSajak pilu berbicara tentang kehidupan, Menghapuskan batas antara keresahan dan keberanian, Mengajak kita merenung dan memahami, hidup tak selalu indah, tapi di dalamnya mengandung kekuatan, begitu juga dengan kehidupan Arumi, dapat kita pelajari ba...