|° Sanity Over Life °|

168 8 3
                                    

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Jam berapakah kalian membaca Ohow' Yes!,?
Kalau begitu, selamat membaca para Readers Cogan/Cecan.

╴╴╴

⌨️|Jum'at, 23 Februari 2024
⏰|17.43
📱|43%

╶╶╶

__________________________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________________________________________________

Ruang yang begitu senyap dengan lampu yang sangat terang, perlahan-lahan mata Kaizo terbuka dengan penglihatan samar-samar. Setelah pria bersurai biru tua itu merasakan kesadaran penuh, dia melihat sekeliling, tirai berwarna biru lebih gelap itu menutupi seluruh sudut agar bisa memberi ruang pribadi pasien. Mata Kaizo menangkap sebuah kantong cairan infus, dia melihat panjang selang dengan intes hingga selang infus itu menempel pada tangan kanan Kaizo. Membiarkan semua cairan dari kantong itu masuk dalam tubuhnya.

Kepalanya sedikit pusing, ternyata efek obat itu lumayan juga. Efek yang didapat Kaizo bisa dikatakan normal. Pusing. Lemas. Mengantuk. Selebihnya normal. Kaizo menebak jika dirinya sudah sembuh total, sungguh sangat luar biasa.

Pria itu terkekeh, penuh kemenangan sekarang kalau dirinya sudah bisa bertarung. Untung saja Altezza tidak bisa menahannya berkat perintah Tarung. Kaizo membayangkan betapa kecewanya wajah sang dokter, lucu sekali. Tubuhnya mulai berpaling ke hadap kiri sambil terkekeh.

"Astaga--" hampir saja Kaizo ingin beranjak lompat dari ranjang, karena orang yang berada di sebelah ranjangnya..

"T-Trisna?" gumam pelan Kaizo.

Segitu banyaknya tempat tidur di ruangan ini, kenapa harus disebelah Kaizo? Ini tidak adil. Ranjang lain sebelas dua belas dengan ranjang Kaizo yang kecil, tapi kenapa harus ditetapkan disini?

Kaizo perlu penjelasan dari Altezza, dia beranjak dari ranjangnya ke celah tirai terbuka. Kaizo mengintip sudut ruangan Klinik itu, sama sekali tak menemukan batang hidung sang dokter, alias Altezza.

"Haishh.." Kaizo mengacak rambutnya frustasi, menoleh pada Trisna yang tidur pulas di ranjangnya. Yang benar saja, bagaimana cara menyingkirkannya? Kaizo tidak bisa menyangka dengan satu ranjang, padahal tubuh Kaizo jauh lebih besar daripada Trisna.

Keheningan terus menyelimuti Kaizo seorang. Lama menatap Trisna. Tidak tahu berapa lama wanita itu tidur dengan sweater hitamnya, Kaizo tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dengan keadaan yang rasanya dia ingin sekali menendang keluar. Namun yang ada dia akan dimaki habis-habisan oleh sang dokter, Altezza.

Ohow' Yes!, 𝐾𝑎𝑝𝑡𝑒𝑛 𝐾𝑎𝑖𝑧𝑜. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang