13. Swiss

36 22 7
                                    

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********

Keesokan pagi nya Setelah Melaksanakan Sholat subuh  berjamaah di mushola
Qaish yang berjalan melewati kamar umi
pun tak sadar T'lah Meneteskan air mata sa'at melihat Umi menangis...
Tersedu sedu di pelukan Abah...

Sa'at mengingat ternyata Raish tidak bisa berubah...

Dan tetap saja berbuat semau nya
Meski itu sangat menyakiti hati Umi dan Abah

" Ternyata Raish bohong ke kita Bah..
Astaghfirullah...!
Raish nggak berubah....."
Tangis umi

" Udah umi nggak usah nangis...
Mending umi siap siap berangkat ke bandara sama Qaish...
Soal Raish biar Abah yang urus.
Ntar kalo Raish pulang biar Abah Geprek tuh Anak..  Ampek ampun ampun..."
Ucap Abah yang emosi

Dan perlahan Qaish yang baru pulang dari mushola pun berjalan menemui umi
Yang sedang menangis...

" Umi kenapa nangis...? "
Ucap lembut Qaish dengan memegang tangan umi...

" Gimana umi nggak Nangis ish...!!!?
Adek mu itu pembohong...!
Raish bilang sama Abah sama umi
Mau ke Malaysia untuk menghadiri resepsi pernikahan Faish...
Ternyata pak Dul supir Abah  bilang
Raish tidak mengambil penerbangan ke Malaysia Raish justru mengambil penerbangan ke Bali untuk 2 orang!! "
Ucap Abah

" Astaghfirullah....   Udah umi jangan nangis lagi ya udah..  nanti Mata umi jadi kayak panda loh kalo nangis terus..."
Ucap Qaish dengan tersenyum..

Sontak umi pun mulai tersenyum..
Dan langsung menjewer pipi Qaish

" Anak nakal umi nya lagi sedih malah di ledekin..! "
Ucap umi dengan menangis..

Dan dua jam kemudian...

*

Qaish dan umi pun sudah duduk di kursi penumpang...

Penerbangan menuju ke Swiss

Dan perlahan pesawat pun lepas landas..

" Yaa ALLAH jika engkau kehendaki izinkan Hamba untuk bertemu kembali dengan Gadis yang berhasil memiliki hati Hamba itu Ya ALLAH...
Hamba hanya ingin melihat nya sekali saja...
Dan setelah itu Hamba ikhlas jika engkau T'lah menakdirkan hamba untuk Menjadi Imam bagi Rindu...
Hamba berjanji akan memuliakan Rindu dan keluarga kecil kami kelak.."
Ucap Qaish dengan menatap Keluar jendela pesawat yang perlahan terbang...

Sesampainya di bandara...

Udara dingin pun semakin bersautan..
Umi dan Qaish yang tak terbiasa dengan udara dingin Swiss pun seketika Tidak bisa berjalan dan duduk termenung di ruang tunggu...

Ustadz QaishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang