'Tidak... Tidak!! Jangan dia! Jangan sekarang' Zian yang melihat mata orang itu semakin takut.
Wajah yang menawan dan menyeramkan disaat bersamaan itu sangat menakutkan. Mata merah seperti bara api yang menyala itu. Rambut hitam legamnya. Tolong jangan dia, Zian belum ingin mati sekarang melihat wajah dihadapannya itu.
"Hemm.... Bagaimana bisa kelinci kecil kita ini berjalan jalan hah?... Apa hukuman untuk mu yang sudah mencuri dari ku?" Suara nya membuat kaki Niel lemas dan ingin rasanya jatuh, namun tangan orang itu menahan tubuhnya dengan keras.
Mata Niel panas rasanya menahan air mata yang ingin keluar, semua bayangan kematiannya menghantui pikiran nya saat ini. Bahkan jiwa Zian yang didalamnya tak dapat berbuat lebih, karena tubuh Niel menolak semua jenis perintah.
"Kenapa bergetar hah? Apa kau akan menangis! Cihhhhhh yang benar saja... Ini peringatan untuk mu, jika kau mencuri lagi dari ku aku tak akan segan segan mengambilnya dari mu... La' Niel Evonny..." Orang itu langsung menghilang ditelan asap dari hadapan Niel.
Niel yang ketakutan hanya terduduk ditempat mencoba menenangkan dirinya yang tak sanggup mengingat hal tadi. Berlin yang panik masih mencari Niel bersama Antonio dan Bertrand. Entah petunjuk dari mana Berlin berlari menuju sebuah gang kosong dan menemukan Niel terduduk lemas ketakutan.
"Niel!!!..." dengan cepat Berlin mendekati Niel dan memeriksa kondisinya dari atas hingga bawah. Ia panik melihat keadaan Niel yang bergetar ketakutan akan sesuatu, namun ia tak melihat luka ditubuhnya.
"Niel katakan pada ku, apa yang terjadi?" Berlin mencoba tenang dan bertanya pada Niel.
Niel yang masih takut dan memikirkan apa yang terjadi padanya tak merespon sedikitpun sahutan Berlin. Air mata yang rasanya ingin keluar namun tertahan sekuat mungkin, batin Zian ingin rasanya memberi tahu Berlin secepatnya namun raga Niel seolah menolak kendalinya.
Berlin yang tak mendapat jawaban dari Niel segera menggendongnya bridal style, menuju ke penginapan secepatnya tanpa memperdulikan mata yang melihat mereka semua.
"Anda sudah kembali Tuan muda... Kaisar telah menunggu anda di ruangannya..." seorang pelayan memasuki kamar sang pangeran Zerna, adik angkat dari pangeran pertama Zafeer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fellin Fate (Transmigrasi BL) [HIATUS]
FantasyKehidupan seorang mahasiswa yang harus menempati tubuh seorang tokoh dalam sebuah novel yang ia benci. Ia harus mengubah sebuah takdir yang bertentangan akan hidupnya. Ia harus dapat menjalani hidup yang damai. Apakah ia berhasil untuk mengubahnya...