01. Sebuah aplikasi pencari jodoh

3 0 0
                                    


🌷Happy reading 🌷

"Di temukan sosok mayat pesepak bola berinisial TN berada di bangunan lama di 5km jalan raya, polisi membenarkan bahwa pelaku adalah sosok pembunuh dari korban yang di temukan satu minggu yang lalu berinisial RC. Pelaku meninggalkan sebuah jejak yang sama pada kedua korban yaitu sebuah angka pada pergelangan kakinya. Informasi lebih lanjutnya akan kita sambungkan pada tim kami yang sudah berada di tempat kejadian perkara."

"GANTARI, BANGUN SAYANG! NANTI KAMU BISA TERLAMBAT KERJA." Seorang ibu paruh baya mengetuk pintu kamar anak perempuannya.

Gantari serentak keluar dari kamar sembari menguap bebas, "Apa boleh Gantari cuti dua hari gak kerja? Badan Gantari seperti mau patah-patah, Bu."

Sontak ibu memukul punggung Gantari, "Buat apa diam di rumah terus, lagian tidak di rumah tidak di tempat kerja. Pekerjaan kamu hanya menulis saja, pusing ibu lihatnya."

"Oh iya tadi Gantari dengar ada korban baru? Masih di kota ini?" tanya Gantari, lalu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.

"Iya warga di sekitar juga semakin was-was, ini sudah kali kedua ada korban lagi. Kamu kalau pulang dari tempat kerja jangan pulang malam-malam, ibu jadi khawatir apalagi kamu kan perempuan. Sepertinya pelakunya memang berkuasa di kota ini!"

"Tenang ibu tidak usah khawatir Gantari kan sering pulang larut tapi masih sehat seperti ini, lagian belum tentu juga yang diam di rumah bisa selamat. Buktinya korban pertama di temukan di rumahnya sendiri."

"Iya tetap saja ibu khawatir, kamu kapan sih bawa pacar ke rumah? Kan kalau kamu punya pacar ibu jadi sedikit lega. Kalau ada pacar dia dapat jaga in kamu, antar in pulang kamu kalau pulang malam."

"Kok malah jadi bahas pacar sih?! Gantari kan udah pernah bilang gak mau punya pacar dulu. Mau fokus dulu kerja, lagian gak bakalan kok pembunuh itu membunuh Gantari!"

"Ibu tidak mau tahu, pokoknya kalau kamu minggu ini tidak memperkenalkan pacar kamu sama ibu, kamu harus cuti selama-lamanya dari pekerjaan kamu itu!"

"Kok ibu gitu sih? Gantari gak mau ah!"

"Ibu tunggu minggu ini!" Kemudian ibu pergi keluar rumah dengan perintahnya yang tidak bisa di bantah oleh Gantari.

"Pacar? Minggu ini? Di kira gampang apa!"

"Gantari ngapain melamun di sini? Oh iya lo sudah dengar tentang korban pembunuhan tadi pagi? Sumpah gua kaya ngerasa ingin pindah rumah, tinggal di kota yang sama dengan psikopat itu mengerikan," ucap Rarangan teman kerja Gantari yang sama-sama bekerja sebagai penulis.

Mereka bekerja sebagai penulis di dalam perusahaan penerbit Yerlanga, setiap bulannya mereka harus menyelesaikan sebuah proyek penulisan sebuah novel yang temanya di tentukan oleh atasan. Mereka akan mendapatkan omzet penjualan yang besar jika buku yang mereka ciptakan bisa terjual banyak.
Ini adalah tahun ketiga Gantari bekerja di Yerlanga, penghasilannya tiap bulan cukup untuk kehidupan dirinya dan ibunya sendiri. Ayah Gantari sudah lama meninggal, tepatnya Ayah angkat Gantari.

"Sudah, lagian apa sih tugas polisi. Masa sudah ada dua korban masih belum bisa menemukan pelakunya, apa harus nunggu sebelas korban dulu baru bisa tertangkap?!"

"lo benar sih, tapi emang masalahnya para detektif, para polisi juga sulit menemukan pelakunya. Kata ayah gue sih, pelakunya itu memang benar-benar psikopat. Dia tahu hal apa yang tidak boleh dilakukan di tempat kejadian agar para polisi tidak bisa menemukan jejak mereka, lu tahu gak sih Gantari? Jikalau psikopat itu hanya mencintai dirinya sendiri, bahkan psikopat itu tidak segan-segan membunuh keluarga mereka. Contohnya banyak kok psikopat di luar negeri."

"Sebenarnya gue gak mau mempercayai kalau pembunuh itu psikopat, rasanya seperti di film thriller. Tapi mungkin kita bisa lihat apakah psikopat itu akan berulah lagi."

"Jangan sampai, deh. Ibu gue di rumah ngomel mulu buat tidak masuk kerja, katanya khawatir kalau gue jadi korban selanjutnya."

"Benar, gue jadi ingat sesuatu. Ibu gue pengen gue cari pacar, minggu ini gue harus memperkenalkan pacar baru gue sama ibu!"

Rarangan hanya tertawa, "Serius? Kenapa tiba-tiba kayak gini?"

"Iya pokoknya ibu gue khawatir kalau ketika gue pulang malam nanti bakal terjadi sesuatu di jalan, makannya dia pengen gue punya pacar supaya ada yang jagain!"

"Berhubungan gue juga lagi nyari, lo coba deh download aplikasi pencari jodoh. Bagus banget aplikasinya, jadi kita bisa cari laki-laki sesuai tipe kita. Gue baru nemu satu tapi kayaknya gak cocok, jadi gue bakal coba lagi."

"Serius nyari di aplikasi begituan? Gue takut kalau nyari di online gitu, takut ada yang nipu."

"Tapi ini adalah cara tercepat biar lo Gantari Kahiyang bisa cari pacar dengan cepat minggu ini loh, di marahin ibu mu baru tahu rasa. Coba dulu mana biar gue yang yang download di hp lu!" Rarangan merebut handphone Gantari.

"Eh kan gak ada yang tahu bahwa nanti laki-laki yang ada di aplikasi itu bisa saja adalah seorang psikopat!"

"Tenang aplikasi ini memiliki peraturan untuk mengisi data diri yang terdaftar, jadi untuk yang tidak terdaftar atau ilegal itu bisa ketahuan."

*☠️*

"Gue coba gak yah aplikasi yang di rekomendasikan sama Rarangan, kalau gue gak coba gue gak bakalan bisa dapat cowok di waktu yang cepat. Tapi kalau gue coba, ini kan bukan gue banget! Lagian gue masih gak mau cari cowok, gue mau fokus nulis aja."

Gantari menggaruk kepalanya kesal, "Udah lah gue coba dulu aja."

"Lah? Boleh juga nih, Rarangan kalau cari info-info cowok boleh juga."

"Gila, kayaknya dia mau ajak gue kencan buta. Apakah gue terima aja? Biar cepat juga gue kenal in ke ibu, kalau udah di kenal in gue bisa aja langsung putus in lagi ini cowok!"

(。♡ Thank you ♡。)
To be continued

a Memorable MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang