06. Pembunuhan Pertama

1 0 0
                                    

"Anda tahu arti dari balas dendam? Itu hanya sebuah hal bodoh yang akan saya lakukan bersama anda. Hari ini adalah hari yang tepat untuk membalas dendam saya kepada anda, karena sudah lama sekali kita tidak temu. Saya sudah merindukan hari-hari yang dulu telah kita lewati." dia mengelus pipi Biya dengan lembut. "Dulu saat pertama saya melihat anda, saya tertarik dengan ketenaran anda. Lalu saya berusaha buat mendekati anda dan ternyata anda menganggap saya hanya sekedar sampah! Saya bukan sampah, saya lebih berharga dari emas!"

"Anda mau apa dari saya? Biarkan saya hidup untuk sekarang, sekarang saya tahu psikopat yang sedang di takuti di negeri ini ternyata anda. Kenapa saya sangat bego seketika sekolah, karena dari masa SMA pun anda sudah membunuh puluhan kucing kan? Saya kira itu semua bohong, saya kira itu hanya rumor belaka!" Biya mencoba untuk kabur, tapi pembunuh itu menusuk perut Biya dengan pisau.

CLUB

Biaya menahan nafasnya, menekan sisi perutnya dengan mata tertutup.

"Cewek cantik yang cita-citanya ingin jadi model akan berakhir menjadi model saya. Anda tahu? Mengapa saya melakukan ini?" pembunuh itu mengusap tangan halus Biya, tatapannya menyorot wajah Biya seperti kerasukan.

"Kk-karena hawa nafsu anda sebagai psikopat yang haus darah! Saya yakin anda akan tertangkap suatu saat nanti, dan kematian anda akan lebih menyedihkan dari pada kami korban-korban yang sudah anda bunuh-hheu!"

"Ini kali pertama saya membunuh lagi, saya sudah lama tidak membunuh manusia sekitar lima tahun. Dan tahun ini saya akan membunuh banyak nyawa untuk kesenangan saya, rasanya rindu melihat orang-orang menangis minta ampun kepada saya. 'jangan bunuh saya, saya masih mau hidup' coba katakan!"

"Ss-aya sudah menyerah, kalau anda ingin membunuh saya silahkan! Anda hannyalah manusia hina, seharusnya anda tidak terlahir ke dunia ini!"

"HAHAHAHAHAH jika saya tidak lahir di dunia ini? Lalu begitu dunia tidak akan mengenal dengan pertumpahan darah yang di sebabkan oleh seorang Psikopat hebat seperti saya, HAHAHAHAH SANGAT LUCU!"

Pembunuh itu menusuk perut Biya lagi, wajahnya menyeringai. Belum puas ia menusuk perut Biya ia kembali menusuknya dengan lebih dalam dari tusukan sebelumnya, darah mulai menciprat pada wajah sang pembunuh sedangkan Biya sudah banyak memuntahkan darah dan sudah tak bisa bergerak sedikit pun.

"Kaki Anda sangat tinggi, sayang sekali anda harus berakhir menjadi model saya." Tusukkan ke empat menjadi tusukan terakhir pembunuh itu, karena Biya sudah tidak bernafas lagi.

"Biarkan saya memotret kaki anda yang terlihat mulus ini, tapi sebelum itu saya ingin memisahkan bagian kaki dengan badannya. Saya ingin ada campuran seni yang melekat pada karya saya!"

"Ini akan menjadi karya yang luar biasa, tubuh mu yang mulur tertutup dengan darah merah lekat."

Pembunuh yang sangat bahagia karena ini adalah awal ia akan merintis karier nya sebagai seorang pembunuh berantai, ia akan melakukan pekerjaan ini dengan korban acak orang-orang yang akan ia temui. Di sisi lain ia juga akan terus berhati-hati agar pekerjaannya tidak diketahui oleh polisi.

Crek..

Pembunuh itu mulai melakukan aksinya sebagai fotografer, mengambil gambar dengan sangat bagus dan mengerikan. Kaki dari Biya sudah terpisah dengan badannya, bau menyengat mulai membekap ruangan tersebut. Dan terakhir, pembunuh membakar mayat Biya di lahan yang tak terpakai yang jarang di lewati oleh orang-orang.
Korban satu sudah selesai, saatnya mencari korban kedua dengan hal-hal yang lebih menyenangkan dan mungkin akan sedikit menggemparkan publik.

Korban pertama ini di jalankan dengan sangat rapi, tidak ada orang yang tahu.

*☠️*

Gantari dan Rarangan melihat dari kejauhan Lamont yang sedang duduk melamun di roftoof kantor dengan pandangan kosong, hari ini Lamont terlihat sangat aneh dari biasanya. Auranya seperti tidak bersemangat, wajahnya pun pucat.

"Gak seperti biasanya dia seperti itu, apa dia habis di putus in sama pacarnya? Atau ada masalah di rumahnya, gue miris lihatnya," ucap Gantari.

"Gue juga gak tahu, tuh anak gerak-geriknya agak beda emang dari masuk kantor hari ini. Dia juga sikapnya gak begitu nyebelin, bahkan gue ngerasa dia menjadi sosok orang baik hari ini. Apa jangan-jangan dia kerasukan iblis?"

Gantari menyentil mulut Rarangan, "Kalau ngomong ya jarang lo filter!"

"Katanya korban pertama pembunuhan berantai yang ditemukan malam kemarin adalah mantannya Lamont, dia seorang model majalah yang mungkin sedikit terkenal di kalangan cowok-cowok," celetuk Meizi yang tiba-tiba ada di belakang Gantari dan Rarangan.

"Bikin kaget aja, tapi emang benaran? Kok gue gak tahu sejak kapan Lamont pacaran sama model yang jadi korban itu?" tanya Rarangan dengan penuh penasaran.

"Mereka menjalin hubungan lebih dari satu tahun, mungkin awal-awal Lamont masuk sini baru deh mereka putus. Katanya sih mereka putus karena karier mantannya itu yang terus melejit sehingga malu kali pacaran sama Lamont yang kerja sebagai penulis yang tidak begitu terkenal oleh banyak orang. Dan sepertinya Lamont masih galmov!"

"Lamont pasti sedih banget, mantannya di bunuh dengan keji. Gue dengar di berita katanya sebelum mayatnya di bakar, kakinya sudah terpisah dengan tubuhnya."

"Dia bisa saja jadi model yang cantik wajahnya mulus, tubuhnya tinggi dan ramping. Tapi setelah ia di bunuh semuanya benar-benar sirna, ia hanya berakhir sebagai abu yang berbulan-bulan terkena panas matahari dan hujan."

"Psikopat gila itu benar-benar sudah gak waras, dia sudah tidak peduli korban itu manusia atau bukan!"

a Memorable MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang