🌷 Happy reading🌷"Gantari!" Panggil Lamont yang ada di belakang Gantari, ia sedikit berlari kecil ke arah Gantari.
"Lo bulan ini ada proyek?" tanya Lamont yang kemudian melanjutkan perjalanannya menuju kantor bersama Gantari.
Gantari hanya menggelengkan kepalanya, "Udah tiga bulan gue gak di kasih proyek apa pun, mungkin karena proyek terakhir gue hancur kali ya. Kerja an gue hanya edit naskah punya orang."
"Mungkin bulan depan, tapi di sini gue mau minta saran dari lo. Kan secara kerjanya lo lebih senior daripada gue, gue pengen minta tolong bantu in gue cari ide gitu. Soalnya proyek gue kali ini tentang alam."
"Lo mau gue bantu in apa?"
"Kita jalan-jalan ke pantai mungkin? Atau lo mau ke gunung? Gue sih terserah lo."
"Oh bepergian keluar ya? Kalau itu gue gak bisa, pekerjaan gue ternyata memang banyak banget edit sana sini. Gue kira lo minta bantuan gue yang emang bisa gue kerja in di kantor, sorry ya."
"Iya gak apa-apa kali gue juga gak maksa lo, paling gue cari orang lain aja buat ganti in lo." Setelah itu Gantari melihat Lamont tersenyum pahit di belakangnya sekilas. Dari awal bekerja, Gantari memang sudah tidak menyukai pria itu.
'gak apalah lagian tuh lagi lagak nya aneh,' batin Gantari.
"Gimana aplikasi pencari jodohnya udah lo coba?"
"Udah dapat gue."
"Gila Gantari Kahiyang, gue tahu lo emang lagi butuh banget cowok. Tapi gue gak kira mudah banget lo dapat cowoknya, jadi cowoknya kayak gimana? Ganteng? Badannya kekar? Kalian ada rencana buat ketemu?"
Gantari mengangguk, "Kayaknya setelah pulang kerja gue mau ke temuan sama dia. Lebih cepat lebih baik kan? Kalau dari profilnya sih seharusnya dia cowok yang bisa di percaya sih, tapi nanti kita lihat saja."
"Apa kan kata gue, gak semua hal yang gak baik itu emang benar-benar gak baik. Buktinya aplikasi itu bisa bermanfaat kan buat lo!"
"Gue mau cerita, tadi gue ketemu sama Lamont dia minta bantuan gue buat kerja in proyek dia bulan ini. Yang temanya tentang alam, dia ajak gue buat pergi keluar sama dia. Kayaknya cari-cari referensi atau ide lah di alamnya langsung tapi gue tolak karena itu pasti melelahkan, pekerjaan gue juga belum selesai."
"Lo tahu gak sih gue punya firasat kalau dia itu suka sama lo, lo selama ini peka gak sih? Dari dia perhatian sama lo, dia yang kadang bahkan suka cari perhatian lo, gue bisa merasakannya!"
"Tapi gue risih tahu gak sih? Lamont itu orangnya aneh, gerak-geriknya itu bikin gue kelewatan risih!"
"Emang sih, karena gue bisa melihat dengan tatapan tajam dari matanya!"
*☠️*
Seorang lelaki tengah duduk dengan jas berwarna hitam, dengan sepatu kulit yang mengkilap. Ia menatap kosong meja yang ada di hadapannya, menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
Lalu menyorotkan matanya pada seorang pelayan yang sedang sibuk melayani pelanggan, "Untuk apa gue laku in ini? Buang-buang waktu saja."
"Nohan Pradipa?" tanya seorang wanita memakai dress white.
"Gantari?"
Lelaki itu adalah lelaki yang ditemukannya dalam aplikasi pencari jodoh, mereka telah membuat janji untuk pergi bertemu malam hari di restoran yang tidak jauh berada di rumah Gantari. Gantari sengaja tidak memilih restoran yang jauh karena takut ibunya akan khawatir.
Laki-laki itu bernama Nohan Pradipa terlihat muda dan berwibawa, Gantari sepertinya sudah memiliki firasat bahwa laki-laki yang ada di depannya adalah seorang anak konglomerat.
"Silakan duduk," Ujar Nohan dengan sangat ramah, senyuman Nohan bahkan membuah hati Gantari meleleh.
"Terima kasih." Untuk pertama kalinya Gantari harus terlihat anggun hanya untuk memikat lelaki yang tampan ini.
"Mau makan apa?" tanya Nohan.
"Steik?"
"Gantari sekarang sedang bekerja? Sepertinya dengan penampilan seperti ini, kamu memilih pekerjaan yang tetap ya?"
"Ah aku hanya seorang penulis biasa, tidak banyak orang yang mengenalku karena tulisan ku masih belum terkenal. Iya aku harap sih suatu saat nanti aku bisa jadi penulis yang terkenal dengan karya aku sendiri, tapi rasanya sulit. Kalau Nohan? Petinju? Badan kamu terlihat sangat gagah!"
"Aku hanya bekerja di restoran orang tua, hanya restoran lama tidak begitu besar juga. Mereka ingin aku melanjutkan bisnisnya."
'Padahal pakaiannya sudah terlihat bagus dan gagah, tapi mengapa pekerjaannya di restoran? Ku pikir pekerja kantoran.' Batin Gantari.
"Kalau begitu kenapa kita tidak makan di restoran orang tua mu saja? Rasanya aneh jika anak pemilik restoran harus makan di restoran orang hahaha."
Nohan hanya sedikit tersenyum.
Pertemuan pertama mereka membuat hati Gantari sedikit terbuka, Gantari merasakan bahwa Nohan adalah sosok laki-laki yang baik. Selama percakapan tadi, mereka banyak membincangkan tentang kehidupan mereka sebagai anak tunggal di keluarga. Mereka adalah satu-satunya harapan bagi kedua orang tua, selalu hidup dengan penuh kerja keras bahwa nanti di masa depan mereka harus menjadi orang-orang yang berhasil.Sebelum mereka berpisah Nohan sempat mengajak Gantari lagi untuk bertemu, sepertinya jikalau mereka sudah nyaman satu sama lain mereka akan menjadi pasangan sebentar lagi. Besok malam Nohan dan Gantari akan kembali lagi bertemu untuk menonton film di bioskop.
"GANTARI! Yang bener aja lo, baru juga pertama bertemu udah mau kencan yang kedua kalinya. Lain kali kenal in dong sama gue, kepo tahu!"
"Iya pasti nanti gue kenal in sama lo, tapi kan gue mau kenal in dulu dia sama ibu gue! By the way dia orangnya baik banget, perhatian banget. Gue takut kalau terlanjur nyaman sama dia, seharusnya gue gak secepat ini mau gimana pun kan gue sama dia kenal di aplikasi itu."
"Lo tenang aja, pokoknya aplikasi yang udah gue rekomendasikan itu udah terjamin keselamatannya. Mendingan yang sekarang lo pikir in itu gimana caranya nanti biar si Nohan bisa mau ketemu sama ibu lo!"
(。♡ Thank you ♡。)
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
a Memorable Murder
Mystery / ThrillerKejadian yang menegangkan di suatu kota yang terus di usik oleh seorang psikopat gila yang sudah membunuh warga yang tidak bersalah. Gantari Kahiyang seorang penulis yang ditunjuk untuk membuat proyek tentang psikopat dan Nohan Pradipa yang harus me...