BAB III : Selamat Pagi

990 12 2
                                    

Keesokan paginya. Istana Ibu Suri.

Hari telah beranjak pagi. Xiao dan Jiang tidur bersama sambil berangkulan, keduanya benar-benar kelelahan setelah permainan yang mereka lakukan semalam.

Terdengar pelayan istana memukul-mukul gong kecil di luar, pertanda hari sudah pagi.

(kamar tidur Ibu Suri)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kamar tidur Ibu Suri)

Mendengar suara pukulan gong dari pelayan, akhirnya membuat Jiang terbangun dari tidur. Perlahan-lahan ia membuka mata, dan mendapati Xiao masih tertidur di sisinya.

Sambil berbaring agak menyamping, Jiang memperhatikan seorang Pria yang tertidur di sisinya ini, Xiao memiliki wajah yang cukup tampan, bentuk tubuh yang kekar dan atletis, dan yang terpenting adalah tiang Xiao yang keras, panjang dan berurat ; yang memuaskan hasrat Jiang semalam.

Jiang mengecup lembut pipi Xiao. Rasanya ia mencintai dan menyayangi pria ini, terutama setelah apa yang mereka lakukan semalam.

Jiang beringsut ke bagian bawah Xiao. Tiang Xiao nampak dalam keadaan tertidur namun masih agak keras dan panjang. Jiang mengelus-ngelus Tiang Xiao dengan lembut ; benda inilah yang membuat ia terpuaskan dan mampu memenuhi hasrat seksualnya.

Jiang lalu menjilat bagian samping tiang Xiao dengan lidahnya, lalu kemudian beringsut mengambil posisi menungging agar dapat mengulum tiang Xiao, dengan hati-hati Jiang mengenggam tiang Xiao lalu mulai mengulumnya dengan mulutnya, sementara satu tangan Jiang menyentuh-nyentuh bagian bawahnya.

Jiang mengulum Tiang milik Xiao dengan liar, sampai-sampai membuat Tiangnya agak sedikit membengkok. Dari lubang bawahnya, keluar cairan putih kewanitaan, rasanya begitu nikmat bisa melakukan ini.

Xiao merasakan kehangatan yang lembab di bagian bawah, ia terbangun dari tidur dan membuka kedua mata, betapa terkejutnya Xiao ketika melihat Ibu Suri sedang menghisap dan mengulum tiangnya.

"Selamat pagi." Sapa Ibu Suri Jiang dengan ramah pada Xiao.

"S-selamat pagi Ibu Suri...Akhhhh." Ucap Xiao sambil mendesah.

Jiang lalu menjepit tiang Xiao dengan kedua buah dadanya yang berukuran H Cup. Xiao merasakan sensasi kelembutan dan kehangatan dari Tiangnya.

"Bagaimana tidurmu semalam?" Tanya Jiang sambil tetap menjepit Tiangnya Xiao dengan buah dada miliknya.

"Cukup nyenyak Ibu Suri." Ucap Xiao.

"Baguslah" Balas Jiang.

Xiao merasakan ia hendak ejakulasi, rangsangan kenikmatan ini membuatnya ingin mengeluarkan pelepasannya.

"I-ibu Suri...A-aku mau keluar..." Ucap Xiao.

Tapi belum sempat melepas jepitan buah dadanya di Tiang Xiao, Xiao sudah keburu ejakulasi, cairan putih kental memuncrat mengenai wajah, Leher dan bagian atas buah dada Ibu Suri.

"I-ibu Suri maafkan saya!" Seru Xiao, ia tak sengaja telah mengotori wajah Ibu Suri dengan cairan putihnya itu.

"Tidak apa-apa sayang" Ucap Jiang sambil tersenyum, ia mencuil secarik cairan putih milik Xiao di pipinya dan menjilat lalu menelannya.

"Aku suka cairan putihmu. Rasanya nikmat." Ucap Jiang.

Jiang lalu bergerak kedepan menduduki area pelvis Xiao, sementara Xiao menyenderkan tubuh atasnya di papan ranjang. Jiang meningkatkan kedua tangannya diantara leher Xiao. Lalu ia mencium mesra Xiao tepat di mulut, mereka berciuman lama sekali hingga kedua bilah lidah mereka saling beradu.

"Aku cinta kamu Xiao. Mulai sekarang panggil saja aku Jiang, mengerti?" Ucap Jiang pada Xiao.

"B-baik Ibu Sur....maksudku Jiang." Balas Xiao.

"Bagus." Ucap Jiang.

Jiang memasukkan Tiang Xiao kedalam Lubang miliknya, lalu begerak naik turun agar dapat merasakan kepuasan, sementara bibirnya mencium Xiao dengan begitu kuat. Xiao juga tak mau kalah, ia meremas-remas buah dada kanan milik Jiang, sementara satu tangan lagi menjelajahi area punggung Jiang.

Kegiatan bercinta mereka semakin panas, Jiang berteriak mendesah, ja hendak mencapai orgasme.

"Tahan ya." Ucap Jiang pada Xiao. Xiao mengangguk, ia juga tengah menahan ejakulasinya.

"Aaahhhhhh!!!...." Teriak Jiang mendesah penuh rasa puas, cairan kewanitaan dari lubangnya menyembur keluar, ia lalu keluar dan bergeser ke samping.

Kini giliran Xiao yang mencapai pelepasan. "Aaakkkhhhh!!!..." Teriak Xiao sambil mendesah dengan suara jantan, Cairan putih menyemprot keluar dari Tiang Xiao.

"Tiangmu benar-benar anak yang baik" Puji Jiang sambil mengelus-elus ujungTiang Xiao. Jiang beringsut perlahan ke atas tubuh Xiao sambil menciumi perut, dada, leher hingga bibir Xiao. Mereka lalu berciuman dengan begitu mesra.

Setelah melakukan aktivitas bercinta, Jiang dan Xiao saling berangkulan di atas ranjang, lengan Xiao yang kekar membungkus panggul Jiang yang langsung, Jiang menyenderkan kepalanya di bahu Xiao.

"Aku akan menjadikanmu Bangsawan di daerah Ai sekitar 60km dari Ibukota, apa kau suka?" Ucap Jiang pada Xiao.

Xiao tertegun sejenak, ia sebenarnya senang mendengar ucapan ibusuri yang akan menjadikannya Bangsawan di daerah Ai, tapi ia tak tahu harus berkata apa, pikirannya masih kacau karena banyak hal yang terjadi sejak semalam.

"Ah...bagaimana ya, I-ibu suri..." Ucap Xiao, belum sempat Xiao menyelesaikan kalimatnya, jari manis Jiang ditempelkannya pada bibir Xiao.

"Ssstttt...Mulai sekarang jangan panggil aku ibusuri lagi, panggil aku Jiang saja, mengerti?" Ucap Jiang, seulas senyum menggoda ia lemparkan pada Xiao, Xiao membalasnya dengan tersenyum malu.

"Baiklah I-ibu, ah maksudku Jiang." Ucap Xiao.

"Jadi bagaimana, kau suka apabila kau kuangkat menjadi bangsawan di daerah Ai?, terimalah Xiao, ini bagus untukmu...apakah kau tak ingin menjadi seorang bangsawan, dihormati oleh para kawula di daerahmu?" Ucap Jiang mendesak Xiao.

Xiao mendesah, ia tahu ia tak dapat menolak tawaran dari Jiang, lagipula ini merupakan kesempatan bagus. "Baiklah, Jiang aku terima tawaranmu." Ucap Xiao.

Jiang terlihat menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Bagus, anak pintar." Ucap Jiang, Jiang menyosorkan bibirnya ke bibir Xiao, mereka kembali berciuman dengan begitu mesra.

Peliharaan Sang Ratu JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang