2 Minggu kemudian
Xiao dipanggil ke Ibukota, Permintaan langsung dari Ibusuri untuk membahas perihal kenegaraan. 'Perihal Kenegaraan' sebenarnya hanyalah kedok saja dari Ibusuri, Xiao tahu apa maksud dibalik itu, Tentunya dengan senang hati Xiao memenuhi perminttan audiensi dengan Ibusuri ini.
Perlu waktu dua hari untuk mencapai Ibukota dengan berkendara kereta kuda. Sesampai di Ibukota, Xiao langsung dibawa ke kompleks istana Ibusuri. Ia diantar ke kamar khusus bagi tamu Ibusuri, pelayan meminta Xiao untuk menunggu di sini. Di dalam kamar ia membaringkan tubuhnya di atas kasur yang telah disediakan bagi tamu untuk beristirahat.
Xiao menurunkan celana dan cawatnya, tangannya menggosok-gosokkan tiangnya yang sudah memanjang dan membesar, ia membayangkan aktivitas dengan Ibusuri nanti.
"Ayo, semangatlah, lakukan yang terbaik untuk nanti ya." Ucap Xiao pada tiangnya.
Awalnya Xiao ragu-ragu dan agak takut ketika pertamakali melakukan permainan dengan Ibusuri. Tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa, dan anehnya ia sekarang mulai ketagihan, untuk melakukan pelampisan hasratnya, belakangan juga ia kerap bermain dengan Chen. Jika Ibusuri menjadikan dirinya sebagai hasrat pelampiasan seksnya, Chen menjadi hasrat pelampiasan bagi Xiao.
Beberapa saat kemudian, terdengar beberapa ketukan dari luar pintu.
"Tuan Xiao, anda dipanggil oleh Ibusuri." Ucap pelayan dari balik pintu.
"baiklah, saya segera kesana." Jawab Xiao.
Xiao bersama pelayan istana Ibusuri berjalan melewati lorong-lorong Istana. Ia diantar sampai pintu kamar tidur Ibusuri.
Xiao mengetuk pintu beberapa kali, lalu masuk kedalam kamar Ibusuri. bau wewangian yang menentramkan hati menyeruak didalam kamar. Ia melihat Ibusuri sedang duduk membelakanginya. Ibusuri kemudian bangkit dari tempat duduk dan berjalan menyambut Xiao.
Xiao menggengam tangan Ibusuri, lalu mencium telapak tangannya yang putih dan halus.
"Hai Baobei-ku. Aku sangat merindukanmu." Ucap Ibusuri. Baobei adalah panggilan sayang yang berarti 'bayi imutku'. Ibusuri Jiang memperlakukan Xiao layaknya bayi kecilnya, yah mungkin hal itu dapat diterima karena perbedaan usia antara Xiao dan Ibusuri Jiang yang agak jauh.
"Aku juga merindukanmu, Xingan-ku." Balas Xiao. Xingan berarti 'jantung hatiku'. Xiao memilih kata ini agar menyenangkan hati Ibusuri, bahwa bagi Xiao, Ibusuri telah menjadi bagian dari dirinya.
Ibusuri tampak tersipu malu, rona wajahnya agak berwarna merah, lalu ia menundukkan wajahnya sejenak, tersipu malu.
"kau sudah pintar merayu ya sekarang, xiao." ucap Ibusuri.
"Aku sudah banyak belajar sekarang. lagipula aku memang mencintaimu Jiang." Jawab Xiao.
Ibusuri mengelus lembut pipi Xiao dengan telapak tangannya.
"Aku rindu wajah tampanmu, tubuhmu yang gagah, dan..." kata Ibusuri sambil melirik ke bagian bawah Xiao.
"...Dan sang naga milikmu yang ada dibawah sana." Kata Ibusuri.
Xiao tersenyum, "kalau begitu, kenapa kamu tidak menyapa sang Naga dibawah sini sekarang?" Goda Xiao.
Ibusuri Jiang tersenyum, ia menekuk lututnya, lalu menurunkan Celana dan cawat Xiao. Sang Naga milik Xiao menyembul keluar seperti hendak menyapa Ibusuri.
tangan kanan Xiao menggengam naga milik xiao, lalu ia gerakkan tangannya maju mundur.
"Oh, rupanya sang naga juga rindu dengan Ibusuri ya." Kata Ibusuri Jiang.
Jiang lalu membuka mulutnya, lalu mengulum sang naga kedalam mulutnya sambil menggerakan kepalanya maju mundur.
Xiao menikmati kuluman dari Ibusuri, ia dapat merasakan sensasi basah dan lembab dibawah sana. Sesekali ia mendesah ketika Ibusuri menggerakan keplanya maju mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peliharaan Sang Ratu Janda
Historical Fiction(Warning : 21+ Konten Dewasa adegan seksual eksplisit) Jiang Ai. Adalah seorang Ratu Janda Kerajaan Yue. Jiang ditinggal mati oleh sang suami dan menjadi Janda di usia yang baru 30 tahun. Statusnya sebagai seorang anggota Kerajaan, Terlebih sebagai...