BAB 6

79 5 0
                                    

Gemuruh langit dan degupan jantung terdengar ber-simfoni dengan keadaan yang tengah terjadi saat ini.

'Bagaimana ini...'

Di pohon rindang yang tinggi dan remang cahaya, ada bayangan hitam yang sedari tadi memperhatikan pergerakan semuanya. Seringai terlihat saat melihat berbagai ekspresi wajah terkejut akan situasi yang berbeda jauh dengan harapan mereka.

"Apa yang akan kau lakukan, Zass?" Tanyanya pada angin yang lambai.

Objek terlihat bersiap untuk menyerang mereka dengan mata yg masih tertutup itu.

'siyu...'

Mata merah menyala dan jeritan nyalang itu terdengar bersamaan, sang objek yang di namakan siyu itu segera melepaskan perlawanannya kepada Zass dan yang lainnya.

Tentu. Zass mampu untuk menangkis semua serangan dari mereka, tidak banyak jumlahnya, hanya 3 orang di setiap titik pengintaian mereka. Zass memulai menyerang dengan mengambil posisi ke tengah, setiap siyu yang maju untuk menyerangnya, Zass selalu menangkisnya hingga mereka tersungkur. Sedangkan joshi, ia hanya melihatnya saja.

Joshi tidak ada niat buruk apapun kepada Zass, ia hanya ingin melihat seberapa hebat kemampuan leadership nya Zass.

Di sisi lain, nath kesusahan melawan ketiga siyu tersebut. Di kepung oleh ketiganya nath bertahan sebaik mungkin menangkis semua serangan yang dilancarkan oleh mereka.

Saat nath hendak mengikis jarak dengan mereka, untuk melawan ketiganya dengan strategi jarak jauh, kedua lengan nath segera di cekal oleh kedua siyu. Ketika nath berusaha memberontak ia malah mendapat Bogeman dari siyu satunya, nath tak bisa keluar! Beberapa pukulan terus di layangkan hingga muka tampan itu berubah penuh dengan darah.

"Ugh.. si-sialan!"

Pandangannya mulai kabur. Nath terasa seperti akan menjemput ajalnya karena siyu terus menerus melayangkan serangan tanpa ada jeda untuk Nath melawan balik kepadanya.

"NATH!!"

seruan itu menggema, terlihat Mailon penuh urat nadi di wajahnya berlari kencang menghampiri Nath yang sudah tak berdaya.

"Fuck!" Mailon menghempaskan semua siyu yang mengekang Nath, menjatuhkannya dan menembak ke titik kelemahan mereka.

" Nath are you okey?"

Mailon segera mengangkat tubuh Nath yang terkulai pingsan menuju ke area yang aman.

"Ha–hallo ... Ka-kalian tid-ak ap- kan bzz—"

Suara yang ada pada earphone yang saling terhubung itu tidak mendapatkan signal apapun sehingga suara di earphone itu terputus-putus.

"Tidak ada sinyal, sayang." ucap Miguel dengan sedikit menggelengkan kepalanya.

"Ini tidak akan pernah berakhir Migu!"

"Aku harus masuk ke dalam gedung itu sekarang!" Ian memasukkan semua peralatannya ke dalam tas ransel yang ia bawa.

"Tu-tunggu hei!!" Miguel mencoba untuk menghentikan kekasihnya itu tapi gagal, Ian tetap melangkahkan kakinya ke dalam gedung terbengkalai tersebut.

Ian berjalan cepat menuju ke dalam gedung gelap itu, Migu hanya pasrah menjaga sang kekasih dari belakang sembari tatapannya tak pernah putus untuk selalu mengintai keadaan sekitar.

Setelah beberapa saat berjalan melewati lapangan yang begitu luas, Ian sampe berada di depan pintu masuk gedungnya. Agak ragu dan juga sedikit ketakutan, tapi Ian tak bisa berlarut merasakan perasaanya saat ini.

Reach The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang