Gak maksa, sih. Tapi saran aja khusus part ini pakai light mode (tampilan warna putih) biar bacanya lebih enak.
ʕっ•ᴥ•ʔっ♡*Kalau bisa khusus cerita ini, sih, soalnya setiap akhir part ada tampilan gambar yang paling cocok pakai light mode. Hehee.
***
Aster mengguling-gulingkan tubuhnya di kasur. Sesekali ia mengecek ponselnya, barangkali ada notif dari pria asing tadi. Mungkin sudah satu setengah jam Aster menunggu. Karena tak ada notif, Aster kembali guling-guling.
Ting!
Secepat ular kawat yang menggeliat, Aster mengambil ponselnya sambil tersenyum. Namun senyuman itu memudar hanya dalam sekejap.
"Pou sialan. Perasaan tadi siang udah gue kasih makan, masa lapar lagi." Daripada menunggu yang tidak pasti, lebih baik Aster mengurus Pou yang ia sendiri tak tahu itu jenis kentang atau apa.
Sekitar 10 menit Aster bermain Pou hingga ia lupa akan niatnya. "Enak banget, sih, hidup lo. Kegendutan karena makan banyak tinggal minum ramuan pelangsing. Instan banget, gue juga pengin."
Ting!
Aster menggulir pesan tersebut ke bawah, lalu membukanya.
Ting!
Aster mengerutkan dahinya. Ada nomor tak dikenal mengirim pesan.
Aster tersenyum semringah. Akhirnya pria tadi mengabarinya. Masih dalam posisi tengkurap, Aster mengayunkan kakinya sambil mengetik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster & Wister
TienerfictieSeperti kata One Direction, "Just how fast the night, changes." Aster merasa semuanya cepat berlalu, secepat malam yang berganti. Berbeda dengan Aster. Bagi Wister, satu malam itu rasanya setara seperti satu minggu. Masa-masa yang Wister jalani begi...