40 || I Kill You

173K 11.9K 8.2K
                                    

Sebelum ini aku sempat buat spoiler di Instagram lewat AU buat bab selanjutnya. Tapi draftnya hilang dan aku bener-bener nggak inget jadi alurnya aku ubah dengan yang baru, abaikan spoiler itu yaaa, happy reading🖤

Bab ini 2 ribu kata lebih, panjang nih😺

****

Sejak kejadian di rumah sakit, Alga bersikap dingin. Mereka menjadi renggang. Biasanya mereka hanya berdua dan selalu bersama di dalam rumah, tapi kini Alga mulai memperkerjakan pelayan untuk mengurus rumah yang tadinya mereka hanya datang beberapa hari sekali.

Rumah besar itu tidak sepi dan kelam seperti dulu, tapi rasanya Asya lebih nyaman dengan keadaan sebelumnya. Ia selalu berusaha mengajak Alga bicara tetapi laki-laki itu terus menghindarinya. Perasaan ini, seperti saat Asya datang pertama kali ke rumah ini. Saat Alga dan dirinya tidak saling mengenal.

Asya tidak tahan lagi. Ia menderita.

Jadi, malam ini Asya datang ke kamar Alga. Ia sengaja tidak mengetuk pintu karena Alga tidak akan menjawab. Biasanya kamar Alga terkunci, tapi hari ini tidak. Asya langsung masuk begitu saja.

Tebakannya Alga sudah pulang. Tapi, di mana Alga sekarang? Kamar ini sangat sepi.

Asya menoleh lalu tertegun saat melihat visual pria yang duduk di sofa tepat sebelah pintu. Dengan kemeja putih tidak terkancing sepenuhnya dan memangku sebuah laptop. Pemuda itu tampak serius dan gagah di bawah cahaya remang-remang kamar.

 Pemuda itu tampak serius dan gagah di bawah cahaya remang-remang kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A

sya sudah menghabiskan banyak sekali perkataan seperti maaf, aku mohon, dan lain-lain. Semuanya tidak berhasil meluluhkan Alga. Jadi hari ini ia akan melakukan cara yang ekstrim.

Alga mengangkat kepalanya saat sebuah tangan mungil menyingkirkan laptop di pangkuannya. Ia hanya menatap gadis itu dan membiarkannya. Lalu Asya menariknya untuk berdiri dan menyeretnya paksa menuju balkon kamar. Entah apa yang akan dilakukannya.

Sebelah alis Alga terangkat saat Asya menyeret sebuah benda dari dalam kamarnya dengan susah payah. Teleskop kesayangan Alga. Gadis itu mengangkat ke pembatas balkon lalu menatap Alga mengancam. "Maafin aku atau kehilangan benda ini. Lagi."

Mulut gadis itu menganga saat melihat Alga melangkah dengan entengnya kembali ke dalam kamar.

BRAK!

Suara keras menggema. Asya sudah bilang. Ia akan bertindak ekstrim. Ini kali keduanya menghancurkan teleskop Alga di tempat yang sama. Asya benar-benar menjatuhkan benda itu ke bawah.

Asya menghitung dalam hati tapi Alga tetap tidak keluar. Asya melangkah masuk dan menemukan kekosongan, tapi ada suara gemericik air dari kamar mandi.

DOR! DOR! DOR!

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang