17 || Sakit

296K 18.2K 5K
                                    


Tembusinnya pelan-pelan aja please😭🙏

Brutal bangett cewek-ceweknya Alga kalau komenn. Jarinya nggak apa-apa kah?

*****


Jadi selama ini Asya tidak bermimpi?

"Awas," Alga menyeret pinggang Asya agar tidak berjarak darinya, gadis itu bengong dan hampir menabrak tiang di depannya. Alga berseru seram. "Pake mata lo."

"Tatap gue," pria itu meremas pinggang Asya gemas. Sejak tadi cewek itu terus berusaha menghindari tatapannya. "Asya, denger nggak?" ulang Alga tajam.

Asya diam tanpa bergerak.

"Beneran mau langsung pulang? Gak mau jalan-jalan lagi?" Alga tidak kehabisan akal. "Atau mau main sepeda di taman? Lo waktu itu belum lancar kan?"

Asya tampak menelan ludahnya susah payah. Alga menarik sudut bibirnya, ekspresi Asya menunjukkan jika ia tertarik dengan tawaran Alga. Pelan-pelan gadis itu membalas tatapan Alga. Asya sedikit memiringkan wajahnya ragu-ragu.

"Mau," jawabnya pelan. "Mau main sepeda," sambungnya makin pelan.

Satu alis Alga terangkat. "Kenapa sih?"

Asya memalingkan wajahnya. Ada semburat kemerahan di wajahnya. Jika semua mimpi Asya nyata, maka kemungkinan saat ia mabuk itu pun nyata. Asya tidak sanggup mengingat dirinya yang mencium Alga dengan berani itu.

Saat hampir memasuki audi hitam Alga, gadis itu tiba-tiba berseru semangat menatap seorang laki-laki yang mendekati mereka.

"Kak Noah?" panggil Asya melambaikan tangan.

Alga ikut menatap seorang pria dengan kemeja kotak-kotak serta kaos putih di dalamnya, cukup tampan. Kedua mata sosok itu menyipit karena tersenyum menatap Asya. Alga mengenalnya, ia adalah anak dari Guru homeschooling Asya yang beberapa kali datang ke rumah mereka untuk menjemput Mamanya.

"Asya, kan? Bener?" Noah tanpa ragu langsung mencubit salah satu pipi Asya. "Bener ternyata, pipinya sama."

Noah lalu keheranan. "Kok bisa di sini?" setahu Noah hampir mustahil bertemu gadis ini di dunia luar. Ia selalu terkurung di rumahnya.

Kedua mata Noah memicing. "Kamu nggak kabur kan?"

"Nggak ya! Aku nggak nakal!"

Selagi mereka berbicara, Alga terus memperhatikan dengan pandangan dingin. Ternyata ada yang tidak Alga ketahui tentang Asya. Alga tidak mengira jika Asya yang dulunya pemalu bisa akrab dengan pria itu. Tangan Alga mengepal. Haruskah ia kembali mengurung Asya seperti sebelumnya?

"Sya, masuk," suara berat Alga memerintah tegas. "Kita pulang."

Asya mengangguk menurut. "Dadah, Kak Noah."

Usai Asya memasuki mobilnya, Alga langsung menyeret laki-laki itu pergi. Membawa ke area parkiran yang lebih sepi. Belum sempat berkata, Alga sudah menerjang perutnya dengan keras hingga membuat Noah terhuyung ke belakang.

"SHIT, APA APAAN LO?!" amuk Noah.

Alga mencengkram kuat kerah baju Noah sebelum menghempaskan cowok itu ke semen parkiran.

Setelah itu Noah meringis sakit begitu tangannya di pelintir keras. Ia tidak berdaya karena kini punggungnya diinjak oleh Alga. "Bangsat, lepas!"

"Tangan lo kurang ajar, bro," ucap Alga mengingat ia mencubit pipi Asya di depan matanya. "Ini peringatan dari gue."

Alga melepaskan Noah setelah membuat tangan laki-laki itu hampir patah. Berani sentuh Asya tentu saja akan berhadapan langsung dengannya.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang