"Jangan sampe gak dateng lagi buat kerja kelompok hari ini," ucap Gisella yang kini berjalan bersisian dengan Asya menuju gerbang sekolah. "Nanti lo di marahin Darren lagi."
"Iya, aku dateng. Tapi izin Kakak aku dulu," jawab Asya sambil menatap ponselnya. Alga belum membalas pesannya sejak tadi. Gisella ikut mengintip ke layar ponsel Asya.
"Allahuakbar," Gisella shock setengah mati melihat sebaris pesan yang Asya kirim dengan begitu banyak emoji. "Sya, lo alay banget," miris Gisella.
"Alay itu apa?" tanya Asya. "Keren, ya?"
"Gigi lo keren!" balas Gisella gondok. "Sumpah lo kayak orang yang baru pegang HP anjir! Ngapain minta izin pake kalimat segabrek gini? Mana emotnya sekebon. Gak sekalian lo buatin essay buat izinnya?"
Melihat wajah Asya yang rautnya percaya, Gisella segera menggerakkan tangannya. "Gue bercanda! Jangan sampai lo beneran buat essay!"
"Oke," Asya mengangguk dua kali. Sumpah, Gisella kesal tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena wajah Asya yang lugu-lugu menyedihkan. Terlalu imut untuk dimarahi.
"Sini gue ajarin lo ketikan cantik," Gisella mengajak Asya duduk di kursi panjang dekat parkiran sekolah.
"Ketikan juga bisa cantik?" tanya Asya.
Gisella mengangguk. "Asal lo tau, orang-orang makin aneh jaman sekarang. Mereka kalau mau pacaran bukan liat tampang atau harta, tapi ngeliat ketikannya dulu!"
Asya membulatkan mulutnya terkejut. "Aku kira cuma aku yang pea."
Gisella tertawa ngakak. "Lo bilang mau nyoba pacaran kan? Yang ada cowok-cowok kabur duluan kalau liat ketikan jamet lo."
Gisella mulai menjelaskan. "Pertama, hurufnya harus kecil semua, jangan pake emoticon berlebihan. Terus kirim pesan seadanya, kalau bisa satu kalimat biar lo keliatan misterius dan menarik, terus .... "
Gisella terus menjelaskan seperti sudah pakar. Asya menyerap dengan baik setiap kalimat yang keluar dari mulut Gisella.
"Nah, setelah ini jangan lupa banggain ke Abang lo kalau gue yang ajarin lo jadi cewek normal," Gisella lalu berbisik. "Bilang ke dia, gue baik dan perhatian ke lo. Pokoknya baik-baikin gue di depan Abang lo."
"Kamu suka Kak Alga?"
Wajah Gisella berubah horor. "Mending gue nikah sama satpam sekolah anjir! Bisa mati berdiri hidup berdua sama orang kaya Kak Alga!"
"Gue cuma berusaha hidup aman," ucap Gisella. "Seenggaknya Kak Alga gak nganggep gue buruk sampe harus ditendang dari sekolah ini."
Mereka lalu berdiri dan melanjutkan perjalanan.
"Eh gue udah di jemput," Gisella melambaikan tangan pada cowok dengan motor ninja hitam di depan gerbang. Pacarnya. Gisella suka Darren, tapi Darren tidak pernah melihatnya. Gisella berusaha mencari kebahagiaan lain, ia tidak mau memaksa Darren apalagi soal perasaan.
"Bye, Sella!" Asya memberikan kecupan jauh yang membuat Gisella merinding tapi tertawa gemas.
"Sampai ketemu sore nanti," balas Gisella sebelum menaiki bonceng laki-laki itu dan melaju pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGASYA ; STEP BROTHER
Teen Fiction(TELAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA) Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan sebelum tidur, Asya tidak bisa sendirian. Berkebalikan dengan...