Pada akhirnya, Gempa berhasil mendapatkan jajanan telur yang niatnya untuk beli sebelumnya. Ketika dia sampai di apartemennya, Gempa langsung meletakkan belanjaannya di meja.
Sebuah snack, jajanan telur, dan cup cokelat panas. Ini belanjaan pertamanya yang ia beli sendiri tanpa bantuan Boss atau Reverse.
Gempa mengeluarkan ponselnya dan memfoto belanjaannya. Dengan suasana hati cerah, Gempa memakan belanjaannya malam itu.
Ini hari yang membahagiakan.
======
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali suruhan Boss telah muncul di depan pintu apartemen Gempa. Menyerahkan semacam seragam dan peralatan tulis yang diperlukan oleh Gempa.
Sama seperti perabotan apartemen, semuanya masih baru. Bahkan tas sekolahnya masih terbalut dengan plastik. Tak lama setelahnya, Boss telah mengirimkan email lagi. Sebuah denah lokasi sekolah barunya.
Untungnya tidak jauh dari apartemennya. Hanya perlu menaiki bus selama beberapa menit untuk sampai di sana.
Memikirkannya membuat Gempa tak sabar. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya menaiki bus umum. Sebaiknya Gempa mulai mencari informasi tentang kegiatan itu agar tidak menyusahkan seseorang seperti semalam.
Gempa pun duduk di sofa, membuka ponselnya untuk melihat tutorial menaiki bus umum. Tetapi begitu layar ponselnya menyala, Gempa justru membuka OurTube dan menonton video kucing.
Isi kepala Gempa kosong. Dia menatap video-video anak-anak kucing yang lucu-lucu itu dengan mata lebar. Tidak ada saraf otaknya yang mengingatkannya tentang hal terpenting lain, seperti melihat tutorial menaiki bus umum atau setidaknya membereskan kotak-kotak yang ada di sekitarnya. Perhatiannya sepenuhnya tertuju pada kucing-kucing lucu di layar ponsel.
'Ingin pelihara....'
Bibir pink itu maju ke depan, tahu bahwa dia tidak bisa membeli anak-anak kucing lucu seperti di OurTube. Tidak mungkin baginya untuk membeli kucing sendiri. Itu pasti mahal.
Memikirkan hal itu, Gempa hanya bisa menghela nafas panjang. Ponselnya ia letakkan di samping dalam keadaan mati.
Tentu saja.
Jika video kucing itu masih muncul, Gempa mungkin akan menggerebek rumah kucing untuk menculik kucing-kucing manis itu.
Lagipula dia memang kriminal. Apa salahnya?
".... Tentu saja salah. Boss akan marah."
Alhasil, Gempa hanya bisa mengeluarkan rengekan pelan. Ingin mengeluh, tetapi Boss bilang itu bukan kebiasaan yang baik untuk dilakukan. Jadi Gempa tidak melakukannya.
Detak jam dinding satu-satunya teman Gempa saat ini. Suasana terlalu sunyi karena untuk pertama kalinya Gempa benar-benar sendirian untuk waktu yang lama tanpa ada kegiatan apa-apa yang bisa dilakukan.
Berbeda dengan di rumah lamanya, rumah Boss. Di sana terkadang Reverse mampir untuk menjahilinya, atau ada tetangga mereka, Paman Adu Du dengan berbagai macam eksperimennya membiarkan Gempa untuk duduk di sudut dan mengamati pekerjaannya.
Dia paman yang baik.
Tralalala lala~~
Gempa mengedipkan matanya. Baru saja dia akan terlelap karena bosan, tetapi suara alarmnya membangunkannya. Dengan berat, Gempa menyeret tangannya mengambil ponselnya dan menatap jam.
"Jam 1 siang?" Gempa menatap terkejut ke layar ponselnya. Mata terbelalak dan seketika itu pula mendudukkan tubuhnya. Entah kapan dia berbaring di sofa, dia tidak tahu. "Aku harus makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Don't) Trust Us
FanfictionGempa adalah tangan kanan dari Boss Gang Night Walker. Tiba-tiba dia ditempatkan oleh Bossnya sendiri untuk berperilaku sebagai murid teladan di sebuah sekolah bernama Akademi Rehald. Gempa pikir itu adalah liburan. Namun pada akhirnya memang Boss b...