4. Pertama Kali Sekolah Umum!

376 69 14
                                    

"??? Pangeran?"

"Un, Pangeran! Tetangga sebelah sangat baik, tampan, dan ramah! Seperti Pangeran dari dongeng yang dibacakan oleh Paman Probe!"

"..... Probe! Apa yang bacakan pada Goldie?!"

Gempa tidak tahu kenapa Boss tampak begitu marah. Dia baru saja menceritakan apa yang terjadi seharian ini. Tentang tetangganya yang baik hati dan tentang keinginannya merawat kucing. Boss selalu melarangnya untuk mengadopsi satu.

Tentu saja, langsung dilarang. Boss tidak memberitahu alasannya. Tetapi Gempa bukan anak yang nakal, jadi dia hanya menurut walau sedikit berat hati.

"Goldie, sayang, jangan memanggilnya begitu lagi, ya? Tetanggamu bukan pangeran."

"Huh? Kenapa? Dari ciri-cirinya sama dengan Pangeran dalam dongeng." Gempa yakin akan hal itu. Paman Probe selalu membacakannya berkali-kali karena itu dongeng kesukaan Gempa. Sehingga ia yakin telah hapal deskripsinya di luar kepala. "Apakah karena dia belum menciumku?"

Boboiboy yang berada di seberang sontak menyemburkan air yang sedang ia minum begitu mendengar kalimat Gempa yang absurd. "Pfftt!! Uhuk! Uhuk! Hah?!!"

"Un, kata Paman Probe, seorang pangeran akan mencium cinta sejatinya begitu bertemu. Jadi artinya, aku harus menjadi cinta sejati Taufan dulu kan? Agar dia menjadi Pangeran?"

Boboiboy: ......ಥ‿ಥ

Gempa: ??? Apakah dia salah?

"Probe!!! Kemari sini kau!!"

Kini layar ponselnya hanya menunjukkan pemandangan kursi kantor milik Boss, sementara pemiliknya pergi memanggil Paman Probe. Entahlah, nada suaranya menunjukkan kemarahan. Gempa tidak berani mengintervensi.

Tak lama kemudian, Reverse muncul ke layar. Tatapannya belum tertuju pada layar, melainkan sesuatu di luar layar. Gempa tidak tahu, tapi mungkin itu Boss.

"Oke, bagaimana keseharianmu, Goldie?"

Sekali lagi Gempa menceritakan segalanya. Dia tidak akan bosan menceritakan tentang Taufan kepada yang lain. Reverse juga terkadang bisa menjadi pendengar yang baik, terutama ketika sedang mood yang baik. Bahkan setelahnya, Reverse hanya mengangguk dengan senyum puas.

Menandakan Boss sedang tidak senang.

"Gempa, berapa umurmu?" tanyanya secara tiba-tiba.

"16 tahun, kalau tidak salah..."

"Dan tetanggamu?"

"... 17?" Entahlah, Gempa lupa.

"Nah, Gempa. Sebenarnya Pangeran itu ada, namun itu bukan gelar yang bisa dipakai oleh setiap orang. Jadi, tidak boleh memanggil tetangga atau orang lain, terutama ketika kau baru kenal, Pangeran atau hal lainnya. Meski menurutmu mereka memiliki sifat yang sesuai dengan gelar itu."

".... Tidak boleh?"

"Tidak boleh!"

"Ouh..." Gempa menunduk. Tampaknya masyarakat umum memiliki tradisi yang aneh dalam keseharian mereka.

"Ngomong-ngomong, kau sudah menyiapkan peralatan untuk besok sekolah?"

".... Seragam, tas, buku, alat tulis." Reverse memperhatikan bagaimana Gempa menggunakan jarinya untuk menghitung barang-barang yang telah ia siapkan. Wajah manis itu terlihat bingung.

Reverse mulai menyesali pilihan mereka. Kenapa Gempa harus dibebaskan? Anak itu memiliki skill sosial yang minus.

"Lupakan. Akan ku suruh Kei dan Keira untuk mengecekmu besok pagi. Sekalian mengantarkanmu ke sekolah," ujarnya melambaikan tangan. Reverse dengan santai menyandarkan punggungnya ke kursi dan meminum cokelat milik Boboiboy yang terpatri di sana hingga habis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Don't) Trust UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang