Prolog

932 99 11
                                    

Brak!!

"???"

Koridor sekolah saat itu telah jelas sangat sepi hingga suara langkah kaki dapat terdengar. Namun sebagai tangan kanan, Gempa sudah terbiasa untuk berjalan tanpa mengeluarkan suara tidak peduli pada lingkungan manapun.

'Ada yang berkelahi?'

Merasa penasaran, Gempa mendekatkan diri secara perlahan untuk mengintip dari balik dinding. Menurutnya, perkelahian antara anak remaja sekolahan itu cukup lucu dan menyenangkan di lihat. Apalagi jika masalahnya tidak jauh dari masalah percintaan.

Namun apa yang dilihat Gempa hampir membuatnya menjatuhkan tas sekolahnya.

Di lantai terkapar beberapa murid dengan wajah dan tubuh penuh luka dan lebam, bahkan terdapat bercak darah yang mengotori lantai. Diantara mereka, dua murid baru tadi berdiri sembari meremehkan keduanya, membersihkan kedua tangan mereka dengan tenang seolah-olah mereka tidak hampir membunuh anak orang.

Yah, walau dia juga sering sih. Bukan hampir lagi malah....

"Heh, beraninya main banyak. Tapi masih lemah, kau yakin mereka berandalan yang ditakuti oleh banyak orang?"

"Entahlah, tapi dari kata yang lain iya."

"Wih, kata 'menakutkan' rasanya seperti berlebihan, deh. Ini bahkan tidak bisa dibilang bertarung! Haha!"

Tidak ingin mendengar lebih banyak, Gempa secara perlahan mundur lalu melepaskan sepatunya dan berlari menjauh.

Hal yang tidak dia sadari adalah dirinya hampir ketahuan oleh kedua murid baru itu. "Siapa di sana?!!"

"Heh, kenapa diteriakin? Kan malah ketahuan kalau kita sadar," si mata Ivory berdecak malas. Dia memasang kembali kacamatanya setelah bersih dari noda darah korbannya.

Temannya langsung berdecih kesal. "Kau tidak takut siapapun bajingan itu akan melaporkan kita?"

"Aku tidak yakin, lagipula..." Sebuah seringai tercetak di wajah tampannya. "Memangnya dia berani?"

•••••

"Gempa, kamu tunggu di sini, ya. Aku akan mencoba cari bantuan." Dengan begitu, tetangganya segera kabur dengan cepat dari jeratan teroris. Gempa hanya bisa diam, memahami dan menganalisis apa yang sedang terjadi.

Sungguh lucu bagaimana tetangganya tidak sadar atau seolah-olah melupakan bahwa tindakan tenang Gempa terlalu absurd untuk orang biasa.

Ah, tapi mereka juga lebih absurd lagi.

•••••

Gempa tidak tahu harus berkata apa.

"Gem! Kamu nggak papa?"

"Haiyo, Gem! Kamu tuh jangan keluar jalan-jalan sendirian kalau malam-malam! Apalagi lewat gang! Big no no! Nanti kalau ada orang-orang mesum gimana?"

".... Aku laki-laki, lho...."

•••••

"Goldie! Bagaimana sekolahnya?"

".... Boss, Boss yakin bukan peramal?"

« to be continued »

A/N:

Oke, secara jujur. Setiap kali Elv bikin cerita tuh biasanya kan fantasi, nah Elv juga butuh referensi cerita. Tapi nggak nemu. Justru kebanyakan cerita yang menarik perhatian Elv, yah... Kek gini.

Mafia-Gangster-Kelahi-Aksi :'')

Elv juga pas liat-liat cerita Boboiboy, terutama Boboiboy Gempa :'v
Justru ketemu yang tipe kek gini juga. Jadi.... Elv mikir:

"Keknya enak kalau dijadiin cerita :D"

(Don't) Trust UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang