"Aku selalu berharap suatu saat, kamu dapat menemukan sendiri bagian yang hilang darimu, tapi jika yang kamu maksud adalah diriku. Kamu seharusnya lebih tahu, Jun. Bahwa Azalea itu bunga beracun. Hanya indah untuk dipandang. Bukan dimiliki." ~Harmonia Azalea
💐🏥🥼🩺📋
_____________________
____________________________08.45 WIB
Concordia Florist, 14 Februari 2024Bandung sedang diselimuti gerimis pagi itu, tidak terlalu lebat. Sehingga orang-orang masih bisa beraktivitas dengan normal. Jutaan rintik kecil air langit yang jatuh, bukti kemurahan Tuhan pada bumi membuat hawa kota menjadi lebih dingin. Pas sekali untuk bergelung di atas kasur hangat sambil menutup tubuh memakai selimut, tapi tidak dengan Juna. Lelaki berkulit putih itu sudah sibuk di toko bunganya, menyiapkan beberapa hal, membantu dua pekerja sebelum toko siap dibuka.
Bangunan utama toko berukuran 4×5 m² yang interiornya lebih didominasi kayu dan kaca ini punya desain eropa klasik. Juna harus banyak berterima kasih pada Bintang, teman baiknya yang sudah membantu mendesain toko sedemikian rupa, agar pengunjung betah berlama-lama melihat beberapa bunga dan tanaman bonsai yang dipajang rapi berjejer pada rak-rak serta etalase toko miliknya.
Tangan Juna cekatan merangkai beberapa tangkai mawar, buket bunga istimewa yang sudah dipesan dan akan diambil pelanggan. Selain valentine, Indonesia juga mengadakan pemilu di tanggal 14 Februari tahun ini. Oleh karenanya, bukan hanya buket bunga kasih sayang pada pasangan, beberapa pelanggan juga memesan setangkai bunga selamat bertugas untuk orang spesialnya yang dinas sebagai abdi negara sehari di TPS (Tempat Pemungutan Suara) atau karangan bunga bertuliskan ucapan semoga berhasil. Terlebih untuk mendoakan kemenangan pada mereka yang ikut mengundi peruntungan nasib, mencalonkan diri menjadi pejabat pada pesta demokrasi rakyat.
Derit ban dan aluminium bergesekan dengan kulit tangan halus, terdengar samar-samar mendekat. Gadis bernama Arunika, salah satu pekerja Juna sedang mendorong kursi rodanya.
Dari ekspresi Arunika, sepertinya dia baru sadar kalau Juna sudah tiba di toko. Arunika bergegas mendekati Juna setelah membawa beberapa ikat tangkai bunga di pangkuannya dari gudang penyimpanan belakang. "Bos Nam!" Tangan Arunika susah payah merebut buket bunga setengah jadi dari sisi Juna. "Jangan repot-repot atuh. Biarin kita aja yang ngerjain, sengaja ya ngebuat biar kita berdua makan gaji buta?"
Juna mengulas senyum, "Lestari buru-buru pergi tadi, lupa ngambil pesanan bunga segar. Toh, aku juga gada kerjaan lain, toko udah ditata rapi. Jadi, nggak ada salahnya bantuin. Lagian, sebelum ada kalian, aku juga yang buat semua pesanan sendirian." Kedua mata sipitnya menajam, melirik kepada Arunika. "Dan stop manggil pake sebutan nyebelin itu. Nggak usah ikut-ikutan Lestari, Aruni. Cukup dia aja yang nyebelin di sini, okey?"
Arunika terkekeh, "Maaf, Kak Jun. Kak Lestari selalu manggil Bos Nam. Jadinya lebih inget nama Bos Nam ketimbang Kak Juna."
"PLEASE, jangan diulangin! Tumben-tumbenan, hari ini Si Koh Bumi itu enggak dateng pagi-pagi ngirim sarapan." Padangan Juna menyapu bagian depan toko, memastikan. Biasanya mobil milik Bumi sudah parkir lebih dulu darinya di depan sana. Dia gantian mengejek Arunika setelah menyalahgunakan nama panggilannya.
Pipi Arunika memerah. "Lagi sibuk paling. Pasti datang kok." Aruni ikut membersihkan sisa daun mawar kering berserakan di atas meja yang habis dipotongi Juna. Pembahasan ini membuat Arunika juga ingin bertanya akan suatu hal, "Ngomong-ngomong, Hubungan Kak Juna sama Kak Harmoni gimana?"
CTAK!
Gunting Juna tiba-tiba mematahkan dua tangkai mawar putih yang hendak ia potong."Eh?" Arunika kaget, apa tadi dia salah bertanya? Tapi Juna sejujurnya memang sering melakukan hal-hal ceroboh. Begitulah kata Lestari. "Tak ambilin mawar putih lagi di belakang, Kak." Arunika akhirnya berlalu ke dalam dengan kursi rodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐜𝐚𝐥𝐜𝐨𝐦𝐚𝐧𝐢𝐚 | Part of Purple Universe Project
RomancePurple Universe Project || RM BTS Part Kim Namjoon (RM) as Juna Nam COWOK KOK SUKA BUNGA, KAYAK BANCI! Semenjak apa yang diucapkan sang ayah setelah mengatakan mimpinya ingin menjadi Florist, Juna mulai memahami mengapa ada yang mengatakan bahwa hid...