[4] Status

2.9K 298 74
                                    

Setelah suara ledakan yang menimbulkan sebuah kerusakan pada tanah yang begitu dahsyat, akibat pertarungan Sword Cane dan salah satu murid Orca, Margarette Macaron, sekarang satu-satunya pelaku masih berdiri dan menatap lurus ke depan.

"Rayne, sepertinya aku harus mengucapkan terimakasih.. " Mash memanggil dengan suara lirih, tapi dia memastikan Rayne mendengarnya.

"Untuk apa? Aku hanya bermain-main dengan kelinci" Dia tetap diam di tempatnya. Tak berniat berbalik.

"Rayne? "

Tak ada lagi embel-embel sesuai permintaan yang lebih tua. Rayne menghela nafas lelah, seharian ini dia disibukan dengan tugasnya di Biro alat sihir dan juga kesibukan sebagai prefek adler.

Mash biasanya tidak pernah diabaikan, mengerti dia memutuskan untuk beranjak dan berpamitan, memberi ruang untuk seniornya "Rayne, aku akan kembali ke—"

Rayne sudah tidak tahan. Persetan dangan harga diri. Dia berlari mendekap Mash dari belakang, namun Mash malah tidak bergerak, tubuhnya kaku menerima pelukan Rayne. Lelaki itu bernapas di leher Mash.

Mash menggeser tubuhnya dan berbalik ke depan. Melihat Rayne.

Demi Tuhan, Mash seperti tenggelam di lautan. Mash tidak pernah merasakan ini. Tidak pernah melihat ini. Pertama kali melihat. Rayne memejamkan matanya dengan nyaman, kantung mata dan bagian wajahnya terlihat kelelahan.

"Rayne kau tidur, ya?" Lirih Mash parau.

Rayne tersenyum tipis dan segera menggeleng keras. "Tidak. Aku hanya memejamkan mataku" Rayne memeluk Mash lagi. Kali ini Mash menyambutnya dan mereka saling berpelukan.

"Itu kan sama saja, "

Rayne hanya bergumam, segera menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Mash dan detik berikutnya deru nafas halus terdengar rendam dalam ceruk leher Mash. Oh, Rayne benar-benar lelah sampai tertidur.

Mash memutuskan untuk diam di tempat, membiarkan Rayne tertidur dalam posisi mereka saat ini. Menikmati hangat tubuh masing-masing.

Sepuluh menit berlalu Rayne merenggangkan pelukan mereka tanpa melepaskan pelukan posesifnya dari pinggang Mash "kakimu pegal? "

Mash mengerjapkan matanya. "Tidak masalah, kaki-kakiku lebih kuat darimu" Mash melepaskan diri dari Rayne. Memamerkan otot-otot kakinya membuat Rayne gemas. Dia ingat betul Mash punya kebiasaan aneh menamai otot-ototnya.

Rayne tersenyum tipis dan menyentil dahi kesayangannya itu. "Ayo pulang."

.

"Aku kembali! "

Mereka semua menoleh, Finn segera berdiri dari duduknya "Oh, Mash dan.. Kenapa ada kakak disini? " Tanyanya heran.

Rayne meneliti semua orang disana, dia sedikit membungkuk kepada ayah angkat Mash, "hanya kebetulan lewat"

"Prefek adler.. " Gumam Lance.

"Finn mereka pasti janjian untuk ketemu" Dot menarik leher Finn lalu berbisik.

"E-eh? Mungkin memang hanya kebetulan.. "

"Kebetulan yang aneh Finn! "

"Tampan sekali! Tidak-tidak Mash-kun tetap nomor satu! " Lemon geleng-geleng kepala.

"Rayne duduk dulu, biar aku yang siapkan minum! " Titah Mash.

"Jangan, biar aku saja. Kau itu ceroboh, nanti malah memecahkan gelas " Tolak Rayne.

Mash mengangguk patuh "Oke, anggap saja rumah sendiri.. "

Selepas kepergian Rayne, Dot menyikut rusuk Finn keras "Oi Mash! Kenapa kalian bersikap seperti orang pacaran hah?! Ayo mengaku saja? Apa yang terjadi di luar tadi? Dan apa-apaan panggilanmu itu? Kau memanggil nama seorang visioner suci tanpa embel-embel hah? "

✔[ RayMash ] Mr. UnderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang