[9] Invasi

2.4K 214 33
                                    

Rayne Ames berdecih disela-sela terbangnya, perasaannya carut marut. Pikiran-pikiran buruk terlintas di kepalanya, tak butuh waktu lama untuknya sampai di sebuah bangunan porak-poranda yang disebut sekolah itu.

Lelaki itu menoleh kaget ke arah ledakan yang tak jauh dari sisi barat Easton. Sedetik setelahnya, puluhan mahluk summon muncul dari sana. Mereka semua berjalan mendekat dengan sihir hitam. Semua mahluk itu terlihat mengerikan.

Terdengar bunyi lain yang lebih keras, tempat dimana diselenggarakannya ujian babak ketiga.

Mash. Seketika itu juga, Rayne teringat akan kekasihnya. Semoga dia baik-baik saja, mengingat lawan mereka kali ini adalah Innocent Zero sendiri. Dengan cepat, Rayne berlari kembali menuju arena, namun muncul mahluk setengah banteng yang tiba-tiba menyerangnya, membuat Rayne menghentikan larinya.

Rayne kewalahan, partisan-nya tidak mempan mengalahkan mahluk itu.
Rayne tidak bisa menggunakan triple liner saat ini. Kerusakan yang ditimbulkan akan melukai siswa dan sebagian akademi akan hancur.

Sebuah kapak raksasa melayang ke arahnya saat lengah. Rayne merapal mantra pelindung namun sepertinya akan percuma, dengan ayunan sekuat itu pastinya dia akan cedera.

Sebuah sosok tiba-tiba memblokirnya.

"Cepat pergi dari sini," perintah Orter.

"Orter kau? "

"Para siswa ada dibawah pengaruh mantra waktu, Ryoh dan bala bantuan akan segera datang" ucap Orter disela kegiatannya menangkis semua senjata yang terarah padanya. "Pergilah! Bantu dia!"

Dia?

Tak perlu mengutarakan kata pun, Rayne paham siapa yang dimaksud Orter. Tanpa berucap Rayne melompat menuju salah satu bangunan di depannya. Meninggalkan Orter yang secara frontal menyerang gerombolan mahluk yang ada di depan pria itu.

.

Mash berhasil menghindar dari serangan anak buah Innocent Zero. Kali ini dia berhenti untuk mengambil napas. Kepalanya menoleh ke belakang, sepertinya sudah cukup aman sekarang.

Seorang pria tinggi tiba-tiba muncul dari sana dan mengagetkan Mash. Mau tak mau, Mash pun harus kembali melompat untuk menghindari Cell War. Sekuat tenaga, dia mencoba melompat secepat mungkin, namun saat dia mencoba menyerang, seseorang yang bertubuh besar menabrak tubuhnya sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan.

Mash jatuh dengan sukses di atas permukaan tanah, dan menghasilkan suara dentuman yang cukup keras.

Mash mencoba bangkit secepat mungkin sambil memegangi dada yang terasa sakit akibat jatuh dari ketinggian. Dia menatap seseorang yang sekarang berdiri di depannya. Ternyata pria itu Innocent Zero. Mengapa bisa? Mengapa pria itu bisa berada di dekatnya tanpa diketahui Mash?

"Jangan berpikir kau bisa lari saat ini, anakku sayang.. "

Mash memukul dan melempar Innocent Zero. Seperti bukan apa-apa sebuah senjata mengarah lurus dari arah pria yang terkapar karena telah dipukul tadi. Mash pun bermanuver untuk menghindarinya.

"Pukulanmu cukup indah. Tapi sayang, kau masih tak ada apa-apanya buatku.. "

"Cih," umpat Mash pelan.

Saat melihat pria yang kini tengah merapal mantra, hati Mash sedikit gentar. Dia sama sekali tidak ahli dalam sihir dan bertarung dengan orang yang memiliki kekuatan sebesar ini akan jadi sangat merepotkan, pikirnya.

Tanah yang pijak Mash terasa bergetar, dan tanpa memikirkan hal lainnya lagi, Mash memilih untuk meloncat ke belakang. Namun Mash tidak mengira kalau tanah yang baru saja dia pijaki malah menyerapnya masuk dan terperangkap.

✔[ RayMash ] Mr. UnderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang