[7] Aneh

1.8K 218 51
                                    

Matahari mulai bersembunyi, Mash segera membereskan apron-nya. Setelah memastikan dapur bersih dan sekantung krim-puff di tangannya aman barulah dia melangkah kembali ke kamarnya.

Mash menelusuri lorong yang mulai sepi, langkahnya yang cepat membentuk irama, membuat melodi yang pasti. Mash terlalu sibuk membenahi pikirannya dan imajinasinya, sampai dia tak sadar sudah sampai di tangga.

Kedua iris sayu itu membesar ketika Mash merasakan lantai menghilang dari bawah kakinya, membuat tubuhnya oleng dan terdorong ke depan, Mash memutar tubuhnya ke samping agar tidak menabrak siapapun sosok yang ada di depannya itu, sosok laki-laki yang menuruni tangga terlebih dahulu, tetapi timingnya tidak tepat, Mash memejamkan matanya, menyiapkan diri untuk benturan keras.

Lelaki itu merasakan sepasang tangan orang lain melingkari pinggang dan lehernya dari depan, menekan kepala Mash ke dada bidang seseorang untuk melindunginya dari benturan. Tanpa sadar, Mash mencengkram pakaian siapapun yang memeluknya dengan sangat erat, dalam hati berdoa dia tidak mematahkan tulang setelah ini.

Tetapi benturan keras yang Mash antisipasi tidak pernah datang.

Kedua mata Mash terbuka lebar ketika dia mendengar suara sesuatu yang besar dan cepat—diikuti kecepatan jatuhnya yang mendadak melambat, sebelum akhirnya berhenti dengan satu sentakan kuat.

Mash mendongak, matanya menemukan Orter menunduk untuk memandangnya.

Reflek Mash melepaskan cengkramannya dari kemeja Orter. Mash berusaha menarik dirinya sendiri untuk mengecek luka, namun Orter tidak melepaskan tangannya yang masih melingkari pinggang dan leher Mash.

Kedua iris dibalik kacamata itu menatap Mash tajam, Mash meneguk ludah gugup. Tamat sudah riwayatnya.

"Kau! "

Mash berjengit, terkejut setengah mati, "Aku kenapa?" Dengan bodohnya lelaki polos itu malah balik bertanya.

Orter mengangguk, "Apakah kau baik-baik saja?"

Pertanyaan Orter membuat Mash merinding seketika, apa dia salah dengar atau itu adalah sebuah sarkasme? Mendadak, Mash menjadi sangat sadar dengan jarak di antara mereka.

Mash berusaha melepaskan tangan Orter dari pinggangnya, "Aku baik-baik saja, terima kasih sudah menyelamatkanku"

"Begitu," Orter melepaskan kedua tangannya, sebelum melangkah mundur.

Terlalu aneh,

Sikap Orter masih menujukkan ketidaksukaan yang mendalam terakhir mereka bertemu. Namun hari ini pria itu menyelamatkan Mash dan bersikap tenang tanpa menunjukkan aura permusuhannya.

"Kau punya waktu luang? "

"Hah? " Tanya Mash cengo.

"Jam empat sore di pusat kota, jangan sampai terlambat.. "

Belum sempat Mash menyuarakan isi pikirannya yang mendadak berantakan, Orter sudah lebih dulu menghilang meninggalkan butiran pasir miliknya.

.

Besoknya jam empat sore, seperti yang dijanjikan Mash datang. Dia tak menemukan tanda-tanda kehadiran Orter, Mash tidak tahu harus bersyukur atau menyumpahi Orter karena membuatnya keluar tanpa izin.

Rayne pasti akan menghukumnya kalau tahu.

"Apa aku dikerjai? Berarti aku pulang saja? " Tanya Mash entah pada siapa.

"Mau kemana kau? "

Mash menoleh patah-patah saat merasakan nafas seseorang di tengkuknya. Menemukan Orter yang entah sejak kapan berdiri di sana, Mash berdecak pria itu hawa keberadaannya selalu tak bisa dia kenali.

✔[ RayMash ] Mr. UnderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang