“ Aku ga bakal nyerah buat dapatin apa yang aku mau,"
— Greehasta Gladys***
"Gladys, tungguin gue!"
"Ngapain lari - lari sih Sy? Ga bakal gue tinggalin juga anying,"
"Lo jalannya cepet banget ege, kan gue kejar!"
Gladys tersenyum sumringah mengingat sesuatu.
"Iya dong, hari ini gue buatin Angkasa nasi goreng!" seru Gladys excited. Greehasta Gladys. Kerap dipanggil Gladys, gadis berambut panjang itu adalah gadis yang periang. Walaupun sudah berkali - kali diberi kata yang menusuk hati oleh Angkasa — lelaki yang disukai nya, ia tak menyerah. Bahkan, dendam pun tak pernah terlihat dari wajah Gladys saat menatap Angkasa. Yang ada, hanya tatapan memuja dan mengagumi.
"Sampe kapan sih lo bakal terus kejar dia?" tanya Daisy muak. Daisya Naralia — sahabat Gladys sejak duduk dibangku SMP. Dan sekarang, entah takdir yang selalu berpihak pada persahabatan mereka, saat ini di bangku kelas XI juga mereka tetap satu kelas.
"Sampe gue capek, tapi ga mungkin capek sih gue," cengir Gladys. Daisy memutar bola mata malas.
"Muak gue! Dah ah ayok ke kelas," ajak Daisy yang diangguki oleh Gladys.
***
"Ni botak di depan ngomongin apaan sih," dengus Starla malas. Starletta Widyatama, salah satu teman Gladys sejak awal masuk di SMA KHATULISTIWA. Dipanggil Starla, katanya kalo dipanggil Starle aneh.
"Dengerin aja kali La, lo ngeluh mulu kerjaannya," sahut Mala. Nirmala Fairyta, juga teman Gladys sejak awal masuk sekolah SMA.
"Lo berdua kicau mulu ya dari tadi, tar kalo Pak Bombom liat sini gimana? Mau lo bedua dihukum?" sahut Daisy dari bangku belakang.
"Tau tuh," tambah Gladys. Starla dan Mala hanya menyengir. "Lagian, materi nya kaga jelas."
"Otak lo tuh kaga jelas. Kalo lo mau belajar juga lo ngerti keles," sahut Daisy malas.
"Otak lo sama otak kita kan beda Sy, ya kagak Mal?" jawab Starla.
"Kita? lo aja kali, gue mah pinter!"
"Najis lo!"
Gladys terkekeh melihat kelakuan dua temannya itu. Mereka selalu ribut entah kenapa, seperti tidak cocok disatukan.
Kring, kring
"YEAHHH!"
Sorak semua murid kelas XI IPA 2 setelah mendengar bel istirahat. Otak mereka terasa terbakar dari materi Pak Bombom, guru Matematika yang terkenal killer dengan kepala botak dan perut gempal.
"Istirahat aja baru seneng kalian," cibir Pak Bombom
"Iyalah pak! Mana mau saya seharian duduk dikelas liat pala botak Bapak," celetuk Dimas dibangku belakang.
"DIMAS!"
"Jokes pak!"
***
"Angkasa, ini aku bawain nasi goreng buat kamu. Dimakan ya!" seru Gladys semangat menghampiri Angkasa yang tengah duduk dikantin bersama teman - temannya.
"Najis, buang aja! Ga butuh gue!"
Raut semangat Gladys berubah jadi sendu.
"Jangan sedih cantik, sini buat abang aja nasgor nya. Keliatannya enak tuh!" seru Abil berusaha menghibur Gladys. Jujur, kasian juga Gladys dari dulu berusaha mencari perhatian Angkasa tapi tidak dapat - dapat.
"Yaudah deh, buat kak Abil aja, dimakan ya kak hehe," cengir Gladys menutupi kesedihannya. Kemudian berlalu setelah memberi Abil nasi goreng buatannya.
"Parah lo Sa, napa si kaga diterima aja?" tanya Kean yang daritadi memperhatikan teman nya itu.
"Ga sudi gue nerima pemberian dari pembunuh!"
"Sa, lo udah ada bukti nyata?" tanya Kenan.
"Jelas - jelas saat itu dia ada di tempat kejadian Nan,"
"Tapi bukan berarti dia yang bunuh kan?"
"Lo ngeraguin gue?"
"Ya kaga, maksudnya kan lo ga ada penyelidikan lebih lanjut lagi tentang itu Sa. Lo cuma modal ngeliat Gladys persis disamping Cessa waktu itu!" seru Abil.
"Lo pikir aja deh Bil. Selama ini yang ga suka sama hubungan gue dan Cessa siapa? Kan cuma cewek najisin itu!"
"Capek gue ngomong sama lo, bukannya nyari tau malah pendirian dengan hal yang belum tentu bener." jawab Geo bersedekap melihat Angkasa.
"Ngapain sih? Bukti nya juga jelas!"
"Bisa lo kasi tau gue bukti jelasnya?"
Angkasa terdiam. Ia memang hanya melihat Gladys yang berada disamping kekasihnya dulu. Masalah Gladys yang membunuh atau bukan, sebanarnya Angkasa juga ragu.
Rumit. Angkasa harus menyelidiki nya mulai sekarang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT ANGKASA
Teen Fiction"Kita ini sebuah kesalahan Gladys. Dan lo harus tau batasan!" "Maaf Angkasa, buat kamu ga nyaman." Greehasta Gladys, menikah dengan Langit Angkasa di usia nya yang baru menginjak 18 tahun karena sebuah tragedi. Gladys menyukai Angkasa, tapi Angkasa...