- 03. Trayvor

164 7 0
                                    

"Lo senggol, gue bacok!"

***

"Geng sebelah ngajak ribut lagi," ujar Abil pada Angkasa.

"What is the problem?" tanya Angkasa datar.

"I dont know. Tapi lo tau, dia gabakal berhenti ngusik kita sebelum Trayvor hancur," jawab Abil sama datar dengan Angkasa.

Saat ini, mereka sedang berada di markas Trayvor. Angkasa adalah ketua dari perkumpulan tersebut. Angkasa adalah ketua dari generasi ke - 3 Trayvor. Ketua sebelumnya, jelas alumni dari SMA KHATULISTIWA. Trayvor adalah satu perkumpulan dari SMA KHATULISTIWA. Anggota nya cukup banyak, kurang lebih bisa 250 orang dari dua angkatan. Kelas XII dan XI.  Mabuk, balap liar, tawuran sudah biasa dilakukan. Tapi ingat, Trayvor tidak akan mengusik sebelum diusik.

"Kapan kita habisin?" tanya Gara, anggota Trayvor dari kelas XI.

"Wait for a moment." Ucap Angkasa pelan sebelum menyeringai.

"Kok serem ya bang?" ujar Dika pada Kean. Jujur ia sangat takut macam - macam dengan Angkasa. Karena, aura Angkasa itu sangat mencekam.

"Diem bocah! Lagi serius juga." dengus Kean pada Dika yang saat ini hanya menyengir kuda.

"Tapi Sa, lo harus lebih hati - hati. Karena sebenarnya, target utama adalah lo. Lo hancur, Trayvor juga hancur," ucap Kenan menatap Angkasa serius.

Angkasa memejamkan matanya dan bersandar pada sofa. "Gue tau itu, dan gue ga bakal dikalahkan."

Kenan tersenyum miring, "I like your style, bro."

"Btw, nanti malem ada balapan Bang. Siapa yang mau ikut?" tanya Raka pada kelima inti Trayvor. Yang tidak lain adalah, Angkasa — Ketua Trayvor, Kenan — Wakil Trayvor, Kean, Abil dan Geo — sebagai inti dari Trayvor. Kunci Trayvor adalah mereka berlima. Pada generasi ke 3 ini, Trayvor tidak akan bangkit jika tidak ada mereka.

"Lawannya siapa?" tanya Geo.

"Derka bang,"

"Skip,"

"Kenapa?"

"Lemah!" remeh Geo.

Pletak

"Songong bener ye muka lo, kayak paling oke aja," ujar Abil malas.

Geo hanya terkekeh. "Yaudah gue aja dah ikut, hadiahnya apaan?"

"Tunai 10 juta kalo lo menang, begitupun sebaliknya," jawab Raka.

"Oke lah, gas gue mah,"

"Awas kalah lo Bang, ga bakal gue anggep lo disini," ujar Dika pada Geo.

"Cih, kecil itu mah,"

"See you!" ujar Angkasa langsung beranjak keluar dari markas.

"WOI SA, KEMANA LO?" teriak Kean pada Angkasa.

"PULANG," jawab Angkasa.

"Si anying malah see you see you aja," dengus Kean.

"Biarin aja lah, beban banget mukaknya dari tadi siang," sahut Kenan.

Kean mengangguk membenarkan.

***

Brumm.. Brumm

Suara motor sport beradu. Pandangan dari masing - masing penunggangnya setajam elang, seolah siap menghabisi mangsanya.

"GEO SEMANGATT JINGG, NANTI HADIAHNYA BAGI DUA!"

Di dalam helm full face nya, Geo mendengus mendengar teriakan Abil.

"Are you ready?!" Gadis dengan pakaian minimnya mengangkat bendera nya.

Brumm.. Brumm

"1.."

"2.."

Bendera sudah dilempar, Geo melesat menembus jalanan untuk memenangkan balap kali ini. Sorak ramai sangat terdengar sehingga membangkitkan kepercayaan diri Geo. Di dalam helm nya, Geo tersenyum miring. Geo si percaya diri.

Geo jauh meninggalkan lawan dibelakang. Sangat fasih meliukkan motor nya tidak memberi lawan menyelip sedikit pun.

"Halahh ga bakal gue kasi lo menang Derka monyet!" ujar Geo sendiri.

Garis finish sudah dekat.

Brum!

Geo berhasil memenangkan balap kali ini dengan melawan Derka. Derka adalah musuh bebuyutan Trayvor.

"WUUU TEMEN GUE NII BOSS!" teriak Abil berlari menghampiri Geo dan melakukan tos.

"Mantep juga lo," ujar Angkasa tersenyum miring menatap Geo.

"Ya iyalah, anak nya Mpok Siti gitu loh!" sahut Geo songong dengan menyugar rambutnya.

"Najis!"

"Jangan seneng dulu lo pada, tunggu kejutan gue berikutnya." tekan Derka kemudian pergi dari tempat itu.

"Kalah mah kalah aja ege,"

"Club ga si?" tanya Geo menaik turunkan alisnya.

"YOI MEN!"

***

"Gladys please, bantuin gue sekali ini aja," mohon Daisy dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya.

"Gabisa Sy, gue ga berani ke tempat kayak gitu apalagi untuk urusan bokap lo. Gue ga berani Sy," ujar Gladys mencoba memberi pengertian pada Daisy.

"Tapi bokap gue ga bakal jengah Dys, gue pengen banget labrak tua bangka itu!"

Gladys mengernyit, "Why?"

"He cheats. Again and again!" jawab Daisy parau.

"Mama lo?" tanya Gladys.

"Dia gatau, dan semoga ga bakal tau Dys. Gue ga sanggup lagi liat Mama gue menderita Gladys,"

Gladys menghela nafasnya, kasian juga Daisy. Semoga keberuntungan berpihak pada Gladys kali ini.

"Ayo kita kesana."

***



LANGIT ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang