Hanif sedang siap-siap di kamarnya ketika bel apartmentnya berbunyi. Ia membuka pintu dan membiarkan Radian masuk. Pria itu sudah rapih dengan setelan jasnya yang dipadukan dengan kemeja putih keluaran Thom Browne, terlihat dari garis kerahnya. Rencananya Hanif dan Radian akan menghadiri reuni kampus angkatan mereka yang diadakan di Hotel Ritz SCBD. Entah siapa yang melontarkan ide membuat acara ditengah kota seperti itu di hari sabtu yang sudah bisa dipastikan akan macet.
"Lo sendiri? Celine ngga diajak?" tanya Hanif basa-basi, masih sambil merapikan rambutnya.
"Dia ada makan malem di Pondok Indah, barusan gue anterin dulu." Jawab pria itu.
Hanif tersenyum tidak menyangka, hubungan sahabatnya kali ini sepertinya serius, mengingat sudah hampir setahun Radian bersama Celine. Walaupun Hanif tidak tahu jelas label hubungan mereka.
"Awet juga kalian."
"Yaah, step by step lah."
Masih sambil menata rambutnya, Hanif bertanya, "Udah ngenalin sampe ke ortu?"
Tidak terdengar jawaban Radian, sampai Hanif selesai menata rambutnya dan memakai jas, ia keluar dari kamar bersiap untuk pergi. Radian terlihat menatap kosong, seperti sedang berpikir.
"Belom, beberapa bulan deket sama Celine we try to spend a lot of time together. But our work schedule is so messed up these past few months. Ketemu paling sehari dua hari terus gue cabut ke lapangan atau dia dinas ke SG atau Jepang. Kita belom ngenalin satu sama lain ke orang tua masing-masing. Too busy lah."
Hanif mendesah kecewa, "Sekalinya dapet yang cocok, waktunya ngga cocok ya, Bro."
Radian hanya tertawa getir.
Sesampainya di ballroom Ritz, Radian dan Hanif langsung menyapa teman-teman mereka. Ramai dan riuh, tapi bukan itu alasan orang curi pandang ke lingkaran sosial Radian. Melainkan betapa orang mengagumi Radian dan teman-temannya, selain pintar, lingkaran pertemanan itu diberi bonus penampilan yang menarik, ditambah karir mereka yang mapan sekarang. Terlebih wanita, banyak yang punya cerita cinta terpendam sejak dulu dengan Radian maupun Hanif. Tidak pernah tersampaikan karena rasa minder dan malu mereka. Satu dua orang memberanikan diri menyapa, baik Hanif maupun Radian membalas sapaan tersebut dan bertingkah normal layaknya sudah biasa menjadi pusat perhatian. Pikiran dua orang lelaki itu hanya betapa jarangnya kesempatan berkumpul seperti ini sehingga mereka berniat untuk lanjut nongkrong di tempat lain dengan hanya lingkaran yang lebih dekat.
Radian mengecek HPnya dan ada pesan dari Celine
C 💚
Udah sampe?
Aku jadinya balik ke apart, ngga jadi nginep dirumah
Radian mengernyitkan keningnya. Rencananya Celine akan menginap dirumah Pondok Indah, tapi kenapa tiba-tiba ada perubahan rencana gini?
Radian langsung mendial nomer Celine begitu keluar ballroom, tidak lama terdengar suara wanita itu, "Udah sampe?"
"Iya, baru setengah jam kira-kira. Macet banget tadi kesininya."
"I see.."
"Kenapa ngga jadi nginep?" Tanya Radian to the point.
Celine tidak langsung menjawab, seperti sedang menyusun kalimat yang baik untuk membalut berita yang kurang baik. "Tadi aku ditelfon security apart, katanya ada yang nyari,"
Oke.. Pikir Radian.
"Ray tadi nunggu dibawah, dia ngancem ngga mau pulang sampe ketemu aku."
Bulu kuduk Radian langsung berdiri, punggung hingga lehernya tegang. Pria itu berusaha mencerna perkataan Celine.
"Sekarang?" tanya Radian berusaha tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance To Know You
ChickLitHidup tuh jangan drama! Celine menjauhi segala kemungkinan terjadinya hubungan drama.