Transmigrasi?

381 24 0
                                    

                ↷✦; w e l c o m e ❞


Terlihat seorang pemuda tampan+manis+sedikit cantik, yang perlahan membuka kedua matanya yang sudah lama terpejam.

Sshhh

Pemuda itu meringis pelan sambil memegang kepalanya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan satunya lagi membantu ia agar bisa duduk. Pemuda itu menaruh bantal yang tadi ia pakai dibelakang punggungnya lalu menyender disana.

"Sial, kok gue bisa masuk kesini sih! Kenapa ga mati ajah biar bisa ketemu sama Papa, Mama," lesu pemuda itu sambil menatap lurus kedepan.

"Huh alurnya sudah dimulai belum ya? Pokonya mulai dari sekarang gue ga boleh nyari masalah dengan yang namanya Arkan, Arkan itu biar hidup gue bisa sedikit lebih lama gitu. Mana matinya tragis banget lagi, gue ngebayanginnya ajah udah merinding apalagi sampai ngalamin," gumam pemuda itu.

Ia menutup matanya saat kepalanya kembali merasa sakit.

Ceklekk

Seorang pemuda masuk kedalam ruang rawat pemuda tadi dan betapa terkejutnya ia saat melihat pemandangan di depannya.

"A-Al-Fa-Faren," pemuda tampan itu menatap terkejut pemuda yang sedang menatap kearahnya dengan pandangan heran.

Pemuda tersebut tak lain dan tak bukan ia lah Al atau lebih tepatnya 'Darrenio Alfaren Xaviero Gafatra' putra bungsu keluarga Gafatra.

Pemuda itu langsung berjalan mendekati Al dengan perasaan yang gembira, setelah berada di hadapan Al pemuda itu langsung memeluk Alfaren erat. Ia sangat senang akhirnya sang adik telah sadar dari koma nya selama 3 bulan penuh akibat tabrak lari.

"Akhirnya kamu sadar dek, abang kangen banget sama kamu,"  lirih Varo 'Varonio Fathiatur Gafatra' abang pertama Al.

Al melepas pelukan itu dengan perlahan, lalu menatap Varo intens membuat Varo bingung. "Maaf anda siapa ya?"  Tanya Formal Al membuat Varo seketika menegang.

Ia langsung menyuruh dokter agar ke ruang rawat adiknya dengan menelpon dokter tersebut, karena kebetulan rumah sakit tersebut milik keluarga Gafatra.

"Adek ga inget abang?" Tanya Varo menatap Al sendu dan dibalas gelengan oleh Al membuat Varo sangat sedih.

Tapi tak lama ia langsung tersebut senang. "Baiklah, perkenalkan nama abang Varonio Fathiatur Gafatra. Abang adalah abang pertamanya kamu dan kamu bisa panggil abang Varo," jelas Varo lembut sambil mengusap kepala Al membuat pemuda itu merasa nyaman.

Tak lama dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Al dengan teliti, lalu dokter tersebut mengatakan bahwa Alfaren mengalami amnesia permanen membuat Varo sangat sedih, lalu setelah nya dokter itu langsung pergi dari sana karena akan memeriksa pasien lain.

Brakk

"Astaghfirullah,"

"Kodok terbang," latah keduanya terkejut karena tiba-tiba pintu  di buka secara kasar.

Al menatap heran dua orang laki-laki tersebut, sedangkan Varo menatap malas papi dan adik pertamanya.

Ayah dan anak itu langsung berjalan mendekati Al dengan pandangan yang memancarkan kebahagiaan.

Sang papi langsung memeluk Al erat membuat pemuda itu kesulitan bernafas. "Lepas kan Nio Pi dia bisa mati kehabisan nafas kalau kau terus memeluknya seperti itu," datar Varo menatap kesal Papi nya.

Dengan cepat pria yang sebuah memasuki kepala 3 itu melepaskan pelukan nya terhadap sang Putra lalu menyengir tanpa beban. "Hehehe maafkan Papi mu ini boy,"

You Mine (bxb)  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang