"Eughh," lenguh Seseorang yang tak lain adalah Al.
Kenan yang memang selalu berada disisi Al seketika terbangun dari tidurnya saat mendengar suara yang sangat ia kenal.
"Al akhirnya adek sadar juga," antusias Kenan lalu memencet tombol disamping nya.
"Adek ada yang sakit? Yang mana hmm sini bilang sana abang?" Tanya Kenan beruntun.
Al tersenyum kearah Kenan. "Al gapapa kok bang," lirih Al kepada Kenan.
Kenan menatap Al sendu, "Maafin abang ya dek. Maaf karena abang ga bisa jagain adek," sesal Kenan.
Lagi-lagi Al tersenyum lembut. "Adek gapapa kok bang lagian ini juga bukan salah abang, ini salah adek yang kurang hati-hati," ujar Al pelan ia sangat mendalami akting nya itu.
Kenan tersenyum mendengar itu. Tapi dilubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat menyesal karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik hingga membuat Al seperti ini.
Ceklek
Kenan dan Al langsung menoleh kearah pintu yang ternyata itu adalah Arsen dan Varo.
"Papa, abang," ujar Al sambil tersenyum tipis.
Arsen dan Varo langsung menghampiri Al, akhirnya si kecil telah sadar dari pingsan nya. Lega mereka.
"Akhirnya kamu sadar baby, apakah ada yang sakit? Sini bilang sama papa sayang," Arsen sambil mengelus pelan surai sang anak.
"Al gapapa kok Pa," jawab Al yang sedang menikmati elusan sang papa.
"Apa Varo bilang. Adek pasti baik-baik saja karena Al adalah anak yang kuat," ujar Varo kepada sang Papa.
"Ya deh papa percaya," ujar Arsen sambil tersenyum.
"Pa, Al pengen pulang," rengek Al.
Mereka melotot saat mendengar perkataan Al tadi, yang benar saja! Anak itu baru sadar dan sudah meminta pulang? Mereka tidak akan mengizinkannya Al harus di rawat disini selama beberapa hari sampai kondisinya benar-benar pulih.
"No baby, kamu baru saja sadar dan kami tidak akan membawa mu pulang sebelum kondisi mu benar-benar pulih," jelas Varo lembut sambil mengelus pipi sang adik.
Wajah Al langsung berubah kesal. "Yang benar saja, Al sudah sembuh tau. Al tidak mau berlama-lama disini karena disini sangat bau obat dan Al membencinya," curhat Al.
Mereka terkekeh gemas mendengar nya. "Tapi baby, kamu harus di rawat disni terlebih dahulu selamat beberapa hari. Baru boleh pulang," jelas Kenan.
"Bagaimana kalau gini saja, Al dirawat disni selama beberapa hari, nanti pulang dari sini Papa akan turuti semua keinginan Al bagaimana?" Tawar Arsen.
Al terdiam, ini adalah tawaran yang sang menguntungkan untuknya. ["𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝘼𝙡,"] ujar Rev tiba-tiba membuat Al sedikit tersentak kaget. Untung saja tidak ada yang mengetahuinya.
"𝘒𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘨𝘦𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘙𝘦𝘷," kesal Al.
["𝙃𝙚𝙝𝙚𝙝𝙚, 𝙈𝙖𝙖𝙛 𝘼𝙡 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙢𝙖𝙠𝙨𝙪𝙙 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙞𝙩𝙪,"] sesal Rev.
"𝘠𝘢 𝘺𝘢 𝘺𝘢, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘮𝘢𝘵,"
["𝙃𝙚𝙝𝙚𝙝𝙚 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙖𝙛 𝘼𝙡,"]
"𝘏𝘮𝘮," 𝘥𝘦𝘩𝘦𝘮 𝘈𝘭 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯.
"𝘛𝘶𝘮𝘣𝘦𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭, 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘪𝘴𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘭 𝘩𝘦𝘳𝘢𝘯.
["𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙙𝙖, 𝙖𝙠𝙪 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙤𝙨𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙢𝙪,"] jujur Rev.
"𝘊𝘬 𝘬𝘢𝘶 𝘪𝘯𝘪," geram Al.
["𝙃𝙚𝙝𝙚𝙝𝙚 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮 𝘼𝙡, 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙮𝙚 𝙗𝙮𝙚 𝘼𝙡,"] setelah itu suara Rev sudah tidak terdengar lagi.
"𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭," ujar Al dalam hati.
"Al, Alvero," panggil Arsen, karena Al sedari tadi terus melamun.
"Al, kamu kenapa baby?" Khawatir Kenan.
Al segera sadar dari lamunan nya. "Ah ya, Al gapapa kok Pah, bang dan yang tadi beneran?" Tanya Al menatap sang Papa.
"Iyaa dong, kapan Papa bohon sama kamu hmm?"
"Yaudah kalau gitu Al mau di rawat selama beberapa hari disini, tapi nanti janji ya harus kabulin keinginan Al," Al menatap Arsen serius.
Arsen terkekeh saat melihat wajah sang anak yang begitu lucu menurut nya. "Hhh iyaa baby, Papa janji," ujar Arsen.
"Baiklah kalau begitu, awas ajah kalau papa bohong. Al bakal mogok ngomong sama papa selama 1 bulan," ancam Al.
"Tentu," jawab Arsen yakin ia tidak ingin dicuekin oleh putra bungsunya itu.
"Kalau begitu, sekarang Al istirahat lagi ya," ujar Varo.
"Tapi kan Al baru bangun bang, masa tidur lagi," cemberut Al.
"Mau cepet sembuh ga?" Tanya Varo lembut.
Dengan pelan Al mengangguk. "Mau," jawabnya.
"Nah mangkanya sekarang Al harus istirahat lagi biar cepet sembuh dan gak terlalu lama dirawat nya," ujar Varo memberi pengertian kepada adik bungsunya itu.
"Hah baiklah," pasrah Al, karena ia juga memang tidak mau berlama-lama disana, rumah sakit sangat bau obat dan Al sangat membencimu.
"Anak pintar," Kenan tersenyum.
"Tapi temenin Al ya, jangan ditinggal," pintar si kecil.
"Iyaa baby, pasti abang temani kok," jawab Kenan membuat Al tersenyum lega.
Al menutup matanya dan tak lama terdengar dengkuran halus dari Alvero membuat mereka tersenyum melihat nnya.
"Selamat tidur baby,"
"Selamat tidur sayangnya Papa,"
"Semoga mimpi indah adeknya abang"
Maaf ya kalau ceritanya makin ngawur hehehe😁
Soal author udah kehabisan ide, bahkan banyak cerita author yang tak terurus 😭😭🙏
Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
You Mine (bxb) [HIATUS]
Random"Mine," "Kamu akan menjadi milik ku baby," ••• "Aku harus mendapatkan mu bagaimana pun caranya!" ••• "Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka orang lain pun tidak boleh memiliki mu," #Lapak bxb #Homopobic di larang baca Murni hasil pemikiran author D...