10. PANTAI

9 4 0
                                    

Akara berinisiatif untuk mengajak Tara ke pantai. Salah satu tempat favoritnya. Lokasinya tak begitu jauh dari tempat tinggal mereka. Tara merasa begitu bahagia saat Akara mengajaknya ke sana. Senyumnya yang kemarin memudar, kini sudah tercetak kembali. Akara merasa lega akan hal itu.

Mereka berencana pergi saat weekend . Dan hari itu telah tiba-tiba. Mereka tengah bersiap. Tak terlalu banyak membawa barang. Hanya membawa segulung tikar dan beberapa bungkus camilan. Setelah dirasa siap, mereka berangkat dengan mengendarai motor Akara. Katanya lebih seru naik motor karena bisa menikmati pemandangan secara langsung.

Setelah melalui proses perjalanan, akhirnya mereka sampai disana. Tepatnya pukul 14.00 . Mereka sengaja pergi di sore hari, katanya mau lihat sunset .

Setelah meletakkan semua barang Mereka di bawah sebuah pohon kelapa. Mereka langsung melepas alas kaki yang digunakan lalu berlari menuju bibir pantai. Memainkan air laut seperti saat mereka kecil dulu. Keduanya tertawa lepas. Seolah semua beban hilang dari pundak mereka.

Tak peduli jika pakaian mereka basah, yang penting adalah bisa melupakan semua masalah untuk sejenak. Pantai itu tak terlalu ramai pengunjung. Mungkin karena sudah sore? Entahlah. Setelah dirasa cukup puas, mereka berjalan menuju pohon kelapa tempat barang-barang mereka tadi. Akara menggelar tikarnya, ukurannya tak terlalu besar tapi muat untuk mereka berdua. Sedangkan Tara mengeluarkan semua camilan mereka dari tas ransel yang dibawanya.

Tara menghela nafas. "Haduh, capek banget ya. Padahal cuma ciprat cipratan air,"ujarnya.

"Walaupun capek, tapi Lo seneng, kan?"balas Akara.

Tara mengangguk. "Makasih, udah selalu ada buat gue. Cuma Lo, Ra. Sahabat terbaik gue."

Akara hanya tersenyum tipis. Gue bahagia kalau Lo bahagia, Ra. Batinnya.

Mereka menyantap camilan sambil berbicara ringan menunggu sunset tiba. Tak lama setelah itu, sunset muncul menunjukkan keindahannya. Senja yang memiliki warna jingga itu telah hadir, membuat lengkungan bibir Akara dan Tara tampak jelas. Mereka menikmati keindahan alam itu.

Tara menyandarkan kepalanya di bahu Akara. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang cukup kencang, karena  bisa membuat rambutnya beterbangan. Tangan Akara terulur untuk membenahi rambut Tara.

"Lo harus berusaha buat lupain kenangan buruk itu, Ra,"ujar Akara.

Mata Tara menyendu. "Sulit, Ra. Sangking buruknya sampai sulit untuk dilupakan,"balas Tara.

"Jangan biarin kenangan itu membelenggu Lo untuk selamanya, Ra. Lo harus bisa lepas dan bebas dari kenangan itu. Lo pasti bisa, Ra."

"Gue bakal berusaha, dan Lo harus bantuin gue untuk keluar dari kenangan itu!"

Akara tersenyum tipis. "Iya, gue akan bantu."

Tara menjulurkan jari kelingkingnya. "Janji?"

Akara mengangguk lalu menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Tara. "Gue janji, Ra."

Tara tersenyum lebar. "Makasih, Ra."

Suasana menghening, tak ada obrolan sama sekali. Saat ini mereka hanya menatap keindahan senja yang akan segera berakhir.

"Ara,"panggil Tara.

Akara menoleh, alisnya terangkat satu.

"Saat ini...Lo lagi suka sama orang gak?"tanya Tara. Dibalas gelengan kepala oleh Akara.

"Gak usah bohong! Nanti hidung Lo panjang, loh!"ucap Tara sambil menunjuk ke hidung Akara.

"Memang gak ada, Ra."

"Beneran?"tanya Tara memastikan.

Akara mengangguk. "Kalau Lo gimana?"tanyanya.

Pipi Tara bersemu. "Punya,"jawabnya.

Dahi Akara mengerut. "Siapa?"tanyanya penasaran.

"Lo mau tau aja atau mau tau banget?"

"Siapa, Ra?"

"Inisialnya A,"

Akara tampak berfikir. "Alfin?"tebaknya.

Tara melotot. "Ya kali gue suka sama tuh orang." Tara tak mungkin suka sama orang yang modelannya seperti Alfin. Alfin itu SETIA, 'Setiap Tikungan Ada'.

"Gue gak tau,"

"Makanya tebak, dong!"

"Gak mau,"

"Kenapa?"

"Males,"

Tara mengerutkan dahinya. Kenapa nih orang jadi singkat banget kalau ngomong? Sok cool.

"Namanya Alderion Fauzan,"final Tara membuat wajah Akara seketika langsung meredup.

To be continued

See you next chapter🖐️

PROMISE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang