25.) SADAR

9 5 0
                                    

Langsung baca gess
.
.
.
.
.
.

Geo menyeret Rika ke taman rumah sakit yang terlihat sepi karena sudah malam. Dia melepas genggamannya dengan kasar.

"Kenapa kamu bawa aku kesini?!" Tanya Rika.

Geo menatapnya tajam,"Kamu sudah keterlaluan,Rika!!"

Rika mengerutkan dahinya,"keterlaluan gimana?"

"Kamu terlihat biasa saja disaat anakmu sedang berjuang untuk hidupnya?!! Ibu macam apa kamu?!"

Rika menatap dingin,"Dia bukan anak saya!"

"Akara anak kamu,Rika! Dia lahir dari rahim kamu!"

Rika menggeleng,"Sampai kapanpun dia bukan an-"

"SADAR,RIKA!MAU SAMPAI KAPAN KAMU KAYAK GINI?!"Bentak Geo.

Rika menghela nafas,"Karena dia saya-"

"Itu sudah takdir,Rika! Jangan salahkan Akara!"

"Dia memang salah,Geo! Jangan membelanya!"

"Sadar,Rika. Semua yang kamu lakukan ke Akara itu salah. Kamu ibunya. Kamu yang lahirin dia,kamu yang membesarkannya. Selama ini Akara pasti selalu mengharapkan kasih sayang kamu. Dia selalu ceritain kamu ke aku. Dia cerita banyak hal,tapi itu semua cuma kebohongan. Katanya setiap hari kamu selalu bangunin dia,masakin sarapan,selalu nanyain kabar,dan masih banyak lagi. Aku tau,dari dulu kamu gak pernah tulus ngerawat dia. Oleh karena itu,aku tau kalau dia itu bohong. Dia selalu ceria di depan orang-orang, kesedihannya gak pernah dia lihatin.

Aku sebagai ayah merasa gagal. Gagal gak bisa ikut ngerawat dia, bahagiain dia, selalu ada buat dia. Aku pikir kamu bakal berubah. Kamu bakal kasih dia kasih sayang dan perhatian seperti yang dia ceritakan. Tapi nyatanya?" Geo menghela nafas lelah.

"Kamu gak boleh beda-bedain mereka. Tara dan Akara itu sama, sama-sama anak kita. Mereka kembar walaupun beda gender. Laki-laki dan perempuan itu sama saja. Kalau takdir kamu punya anak laki-laki,ya terima saja. Itu sudah takdir. Jangan karena kamu pengen punya anak perempuan,anak laki-lakimu malah kamu abaikan. Ingat, bagaimana perjuangan kamu lahirin dia. Rahim kamu diangkat juga demi kebaikan kamu ke depannya. Jadi,disini itu bukan salah siapapun. Tapi kamu yang gelap mata, dan malah menyalahkan Akara yang gak salah apa-apa. Dia anakmu,Rika."

Rika menunduk. Perasaannya mencelos mendengar perkataan Geo. Apakah selama ini dia salah? Dia selalu menyalahkan Akara karena hal itu. Selama ini dia tak pernah menganggapnya anak. Akara yang tak tahu apa-apa harus menerima semua perlakuan buruknya ini. Dia terus mengikat Akara dengan janji. Janji yang harus ditepati. Ia tak tahu bahwa Akara merasa tertekan dengan janji yang ia paksakan. Sedari kecil Akara selalu menuruti keinginannya,anak yang baik.

Saat itu,Tara dan Akara tengah bermain di taman kota. Mereka bermain ayunan di sana. Seru sekali, mereka bergantian untuk mengayun satu sama lain. Dan tentunya mereka tak sendirian. Ada Rika dan Ana yang menemani,tapi hanya memantau  dari gazebo yang terletak agak jauh. Saat sedang asik berbincang, mereka terkejut mendengar teriakkan Akara. Mereka bergegas menuju ke sumber suara.

Di sana mereka melihat Akara yang berusaha melindungi Tara dari anak-anak nakal yang datang mengganggu.

"Kalian gak boleh gitu,kasihan Ara!" Marah Akara pada anak-anak nakal yang membuat Tara menangis.

"Dia tadi gak mau gantian main ayunannya,kami kan juga mau main." Ucap salah seorang anak itu.

"Kami juga baru aja main. Lagian kami duluan yang main ayunan ini,kalian gak boleh maksa!" Ucap Akara sambil merentangkan kedua tangannya untuk melindungi Tara dari anak-anak itu .

PROMISE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang