3. TENTANG IKAN & AYAM BAKAR

20 5 2
                                    

Halo.... Masih bab 3 nih ,,,semangat yaa!!!

VOTE KUYYY!!
:
:
:
:
:

Bel pulang sudah berbunyi,semua murid berhamburan keluar dari kelas. Seperti halnya Akara dan Tara yang saat ini berada di parkiran sekolah.

"Ra~,"rengek Tara,tangannya menarik tas Akara hingga anak itu mundur kebelakang.

"Apa sih?"tanya Akara dengan berkacak pinggang.

"Beliin ikan plus ayam bakar!"pinta Tara

"Gak! Beli sendiri sana!"tolak Akara

"Oh, gitu. Oke, gue pulang sendiri,"ancam Tara melangkahkan kakinya menjauh dari area parkir.

"Ya sudah, pulang aja sendiri,"ucap Akara bersiap memakai helm.

Tara melotot tak percaya, ya kali dia pulang sendiri. Tara akhirnya berbalik jalan menuju Akara.

"Kenapa gak Lo bujuk sih, Ra?"

"Lah, ngapain balik lagi?"

"Gak jadi pulang sendiri, mending nebeng Lo aja. Kan gratis,"

"Terserah, cepetan naik!"ucap Akara menyalakan mesin motor.

Tara duduk dijok belakang, lalu motor itu melaju meninggalkan area sekolah.

"Ra,nanti mampir dulu, ya?"ucap Tara.

"Kemana?"tanya Akara.

"Warung ayam dan ikan bakar, tempat biasa kita makan,"jawab Tara.

"Iya,"ucap Akara pasrah,daripada ini anak ngambek nanti dia tidak dapat contekan matematika pula.

~000~

Saat berhenti di lampu merah,Akara melirik ke arah spion. Dia ingin memastikan keadaan Tara, karena tumben sekali anak itu tak mengoceh.

Akara menghela nafas. "Pantes diam aja, ternyata tidur toh,"ucapnya.

Akara meraih kedua tangan Tara lalu melingkarkan tangan itu ke pinggangnya.

Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, Akara mulai melajukan motornya lagi. Demi keselamatan Tara supaya tidak jatuh, tangan kiri Akara tetap memegang tangan Tara yang melingkar di pinggangnya. Sedangkan tangan kanannya digunakan untuk memegang stir.

Langsung pulang aja kali ya? Kasian nih curut, pasti capek banget. Batin Akara saat melewati warung yang menjual makanan yang dipinta Tara tadi.

Akhirnya Akara memutuskan untuk mengantar Tara pulang. Anak itu terlihat sangat lelah hari ini hingga akhirnya ketiduran saat perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah Tara, entah bagaimana caranya Akara berhasil menggendong Tara masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum, Bunda!"sapa Akara saat mendapati Ana, yakni ibunda Tara tengah duduk di ruang tamu.

"Waalaikumsalam. Loh, ini Tara kenapa?"heboh Ana, melihat anak satu-satunya tidak sadarkan diri.

"Cuma tidur, Bunda. Kecapekan dia,"jelas Akara.

PROMISE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang