26.) KATA MAAF

10 4 0
                                    

Haiiii udah menjelang ending nihh....
Semangat!!
Langsung baca aja!
.

.

.

.

Pintu ruangan itu terbuka,dokter telah selesai melakukan tugasnya. Mereka langsung menyerbu si dokter dengan berbagai pertanyaan.

"Bagaimana,Dok?"

"Ara baik-baik aja,kan?"

"Kondisinya bagaimana?"

"Harap tenang! Pasien sudah melewati masa kritisnya. Dia sudah sadar." Ucap si dokter.

Ketiganya langsung bernafas lega. "Kami boleh masuk, Dok?"

"Sebaiknya bergantian saja. Karena keadaan pasien masih belum pulih. Saya permisi dulu." Dokter itu melangkah pergi.

"Aku mau masuk dulu,Pa." Ujar Tara.

"Tara,kasih Mama kesempatan masuk dulu ya. Mama mau minta maaf sama Kara. Mama khawatir." Pinta Rika.

"Selama ini Mama kemana aja? Baru sadar kalau Ara itu anak Mama?!"

"Hus,Tara gak boleh ngomong gitu! Kasihan Mama Rika." Sahut Geo.

"Kenapa,Pa? Tara benar kan. Mama udah terlambat tau gak?!" Kesal Tara.

"Mama minta maaf."

"Sudah-sudah! Biar Papa dulu yang masuk." Geo segera masuk ke ruangan itu.

"Papa curang!!" Kesal Tara.

~000~

Mata Akara mulai terbuka perlahan. Ia meringis pelan, kepalanya sakit sekali. Matanya melirik ke sekelilingnya,tak ada siapapun. Tapi dia bisa melihat tiga orang yang tengah berdebat di luar. Suaranya sama sekali tidak terdengar,mungkin karena ruangan ini kedap suara. Di sana ada Tara, Papa,dan...Mama? Mama ikut mengantarnya ke rumah sakit? Ini mimpi kan.

Pintu ruangannya terbuka, menampakkan Geo yang masuk dan berjalan ke arahnya.

"Akara..." Sapa Geo dengan nada lembut.

Akara tersenyum tipis. Geo adalah satu-satunya orang yang peduli padanya setelah kejadian itu. Bahkan Tara hanya menatapnya dingin saat ia terbaring lemah saat itu.

"Masih ada yang sakit?"

Akara mengangguk pelan. "Makasih,Papa." Ucapnya lirih.

"Kamu gak perlu berterima kasih. Papa ini juga punya tanggung jawab atas kamu. Kamu sudah tau semuanya,kan?"

Akara mengalihkan pandangannya,"Kenapa kalian sembunyikan semuanya?" Ucapnya dengan susah payah. Jujur entah mengapa tenggorokannya terasa sakit, dadanya sesak.

"Maafin Papa,ya? Ini semua demi kebaikan kalian."

"Tapi aku gak baik-baik aja,Pa..."

"Papa tau. Setelah sembuh nanti,kamu ikut Papa ya? Nanti kita tinggal bersama."

"Aku gak mau sembuh."

Geo mengerutkan dahinya,"Kenapa? Kamu harus sembuh!"

"Gak mau,Pa."

"Kamu jangan begini... Masih banyak orang yang sayang sama kamu."

"Cuma Papa, orang yang sayang sama aku. Ara benci aku,Pa... Dia-"

PROMISE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang