12. PERANG DINGIN

13 4 0
                                    

Baru bab 12 nih, semangat ye!! Bentar lagi end kokʘ⁠‿⁠ʘ

Sudah tiga hari Tara merasa kalau Akara mulai menjauhinya. Sama sekali tak saling menyapa. Akara juga tidak menjemputnya ketika akan berangkat sekolah. Tidak mengajaknya ke kantin saat jam istirahat. Hanya diam saja, tak mengajaknya bicara. Seolah telah terjadi perang dingin di antara mereka. Tara merasa tak nyaman, ia tidak terbiasa dengan sikap Akara yang seperti ini. Tara tau, ini juga salahnya. Tapi mengapa Akara sangat marah padanya? Padahal ini hanya perkara kisah percintaannya.

Hari ini para murid pulang lebih cepat karena para guru ada rapat penting. Tara berjalan menuju halte dekat sekolah, semenjak pertengkarannya dengan Akara di pantai kala itu, Akara sudah tidak mengajaknya pulang dan pergi sekolah seperti biasanya. Jadi, selama tiga hari ini Tara selalu naik taksi. Ia duduk di kursi panjang halte, menunggu taksi lewat.

Tara menoleh saat merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya. Bola matanya membulat sempurna. Ia terkejut saat mendapati Rion duduk di sampingnya. Mimpi apa gue semalem? Rion duduk di samping gue woii. Aaa seneng banget gue. Semoga dia sapa gue duluan. Batin Tara. Saat ini dia merasa salah tingkah.

"Hai, Tara,"sapa Rion. Tara segera menormalkan kembali wajahnya. Apa ini? Rion menyapanya? Jantungnya berdetak lebih cepat.

"Hai, Rion,"balasnya. Tara rasanya ingin jungkir balik sangking senangnya.

"Kamu lagi nunggu siapa?"tanya Rion merasa tak biasanya ia melihat Tara duduk di halte.

"Oh, aku lagi nunggu taksi,"jawab Tara. Ia merasa gugup sekarang.

"Tumben gak bareng Akara?"tanya Rion lagi.

"Iya, soalnya dia sibuk,"jawab Tara. Tentu saja ia berbohong.

Rion mengangguk. "Kamu mau bareng, gak? Sekalian, 'kan rumah kita searah,'tawar Rion.

Apa ini? Rion menawarinya pulang bersama? Yang bener aja! Kalau ditolak, rugi dong. Akhirnya Tara mengiyakan tawaran Rion tadi.

~000~

Kini mereka sedang berada di cafe dekat sekolah. Menunda sejenak acara pulang bersama, karena Rion kembali menawarkan untuk nongkrong dulu di cafe. Sekalian membahas materi pelajaran tadi katanya. Tentu saja Tara tidak menolak.

Rion menggeser minumannya lalu mengeluarkan buku pelajaran. Membuka materi yang baru mereka pelajari tadi. "Ada materi yang kamu belum paham?"tanyanya pada Tara.

"E-eh tadi ada, sih. Materi apa memangnya?." Tara bertanya balik. Jika ditanya, apakah tadi dia tidak melihat judul buku yang dikeluarkan oleh Rion? Jawabannya adalah tidak, karena yang sedari tadi diperhatikan oleh Tara adalah Rion, bukan bukunya.

"Biologi,"jawab Rion.

Tara sedikit terkejut. Kalau mapel biologi mah, jangan ditanya! Karena Tara sama sekali tidak paham. Biologi adalah salah satu pelajaran yang dibencinya setelah fisika dan kimia. "Ada sedikit yang aku gak paham,"jawabnya. Ya kali dia mau jawab gak paham semuanya. Yang bener aja, malu dong.

"Mana yang gak paham? Siapa tau aku bisa bantu,"ucap Rion.

Aaa baik banget, sih. Bisa-bisanya Ara bilang spek pangeran kayak Rion begini bermuka dua. Aneh tuh orang. Batin Tara. Lalu dia menunjukkan materi mana yang dia belum paham. Kemudian Rion menjelaskan ulang materi tersebut.

Tanpa disadari oleh mereka, ada seseorang yang diam-diam mengambil foto mereka.

Lalu mengirimkannya kepada seseorang. Setelah itu dia pergi dari sana.

PROMISE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang