Chapter 10

324 7 0
                                    

Aletta tengah menyeruput secangkir kopi sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari balkon kamarnya.

Bumi yang baru saja pulang dari kantor pun menyusul istrinya itu kemudian memeluk Aletta seperti menceritakan betapa lelah dirinya hari ini.

Aletta mematung seketika, ia bingung harus bereaksi apa karena ini adalah pertama kalinya Bumi memeluknya tulus.

" Istirahatlah, kau pasti lelah karena bekerja seharian" ucap Aletta.

Bumi terdiam menatap wajah cantik istrinya.

" Bau asap rokok tercium jelas di bajumu, apa sampai sekarang kau masih melakukannya?" Tanya Aletta.

" Tentu, memangnya kenapa?"

" Sudah ku peringatkan merokok itu bisa membahayakan kesehatan, mengapa kau masih saja membeli penyakit?" Jawab Aletta yang membuat Bumi menyunggingkan senyumnya.

" Kau ingin aku berhenti merokok?" Tanya Bumi dengan alis terangkat sebelah. Aletta pun mengangguk sebagai jawaban.

Tiba-tiba saja Bumi pun mencondongkan tubuhnya kearah Aletta kemudian mengecup bibir perempuan yang sudah menjadi istrinya itu secepat kilat. Aletta menegangkan tubuhnya dengan mata yang mengerjap terkejut.

Refleks gadis itu memegang bibir nya sambil menunduk. Bumi kembali mendekatkan tubuhnya dan membisikkan sesuatu.

" Aku akan berhenti merokok dengan syarat menjadikan bibirmu sebagai penggantinya" bisik Bumi yang membuat Aletta bergidik ngeri mendengarnya.

" Dasar mesum" ceplos Aletta kemudian ia pun pergi dari sana karena merasa panas. Sedangkan Bumi, cowok itu hanya tersenyum kecil melihat tingkah sang istri yang menurutnya menggemaskan.

Kini Aletta beralih ke dapur menyiapkan makanan untuk suaminya yang baru saja pulang kerja, ia tak peduli jika nantinya bumi tidak memakan masakannya. Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang baik dan berguna untuk suaminya.

Setelah matang Aletta pun membawa hasil masakannya ke kamarnya Bumi.

Tok-tok-tok

" Bumi, aku bawain kamu nasi goreng nih" ucap Aletta. Hingga tak lama pintu pun terbuka menampilkan Bumi yang tengah bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendeknya saja. Refleks Aletta pun memejamkan matanya takut, ia pun menyodorkan sepiring nasi goreng kearah Bumi sambil membuang wajahnya kearah samping.

Bumi pun menarik Aletta masuk ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintunya dengan rapat. Bumi mengambil sepiring nasi goreng dan susu hangat kemudian meletakkannya di atas meja.

" Buka matamu!" Perintah Bumi yang di jawab gelengan oleh Aletta.

" Jangan membantah ku, Aletta."

Dengan perlahan Aletta pun membuka matanya namun tidak berani menatap kearah Bumi

" Carikan saya pakaian!" Perintah Bumi yang langsung di angguki oleh Aletta. Perempuan itu mencari kaos yang akan di pakai oleh suaminya malam ini.

Dengan wajah tertunduk Aletta pun memberikan kaos hitam polos kepada Bumi namun kaos yang ia berikan tidak langsung di ambil olehnya.

" Saya ingin kamu yang memakaikan baju itu untuk saya" ucap Bumi yang membuat Aletta membelalakkan matanya terkejut.

Dengan perlahan Aletta pun memakaikan Bumi baju pilihannya, seperti seorang ibu yang tengah memakaikan baju untuk anaknya.

" Wajahmu memerah" goda Bumi yang langsung mendapat pukulan dari Aletta.

" Apaan si, ini tuh blush on" elak Aletta sambil menatap wajah tampan suaminya. Sedangkan Bumi hanya menyeringai kecil, ia tau Aletta tengah berbohong.

" Kau semakin cantik jika malu-malu seperti ini" ucap Bumi kembali menggoda.

Aletta yang sudah sangat malu pun memilih keluar namun Bumi malah menghalangi pintu keluarnya.

" Minggir Bumi, aku ingin kembali ke kamarku"

" Tidak. Malam ini kita tidur bersama" jawab Bumi yang membuat Aletta membelalakkan matanya terkejut, apa ia tidak salah dengar?

" Tidak. Aku ingin kembali ke kamarku" jawab Aletta kekeuh.

" Jangan per6membantah saya, Aletta."

Aletta bergidik ngeri mendengar penuturan Bumi sampai akhirnya Aletta pun benar-benar tidur di kamar yang sama dengan suaminya.

Aletta berjalan kearah sofa panjang namun cepat-cepat Bumi pun menahannya.

" Siapa yang menyuruhmu tidur di sofa? Bukankah aku sudah bilang kita akan tidur bersama" ucap Bumi yang membuat Aletta gelagapan bingung.

" Jika seperti itu, guling nya harus di tengah." Pinta Aletta.

" Tidak bisa" tolak Bumi.

" Kenapa?"

" Untuk malam ini, aku ingin menjadikan mu sebagai guling ku" jawaban Bumi yang frontal itu membuat Aletta menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tanpa basa-basi lagi Bumi pun langsung menarik Aletta terbaring di atas ranjang dengan posisi berpelukan.

" Nasi gorengnya bagaimana?" Cicit Aletta.

" Aku tidak lapar dan jika aku lapar, aku bisa memakan mu."

***
Aletta mengerjapkan matanya terbangun dari tidur, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 01.43 WIB.

Aletta mengangkat tangan Bumi dari pinggang nya, kemudian mencari kunci yang Bumi letakkan di saku celananya. Kunci yang ia cari pun akhirnya ketemu cepat-cepat Aletta keluar dari kamar Bumi menuju ke kamarnya.

" Sikap Bumi akhir-akhir ini kenapa beda banget ya, kemana pergi sikap angkuh, arogan dan emosian nya?" Tanya Aletta dalam hati.

Aletta senyum-senyum sendiri karena sebelum-sebelumnya sikap Bumi kepadanya itu sangat kasar. Apa benar Bumi sudah berubah? Setelah itu akhirnya Aletta pun kembali tertidur.

Sinar matahari pagi nya membuat Aletta kembali mengerjapkan matanya terbangun dari tidur, tetapi anehnya ia merasa perutnya terasa berat, saat berbalik badan Aletta pun terkejut dengan keberadaan suaminya yang tiba-tiba berada di kamarnya.

" Aaaaaa!!!" Teriaknya yang langsung berdiri dan menatap tajam kearah Bumi.

Bumi yang mendengar teriakkan itu akhirnya ikut terbangun.

" Kamu ngapain di kamar aku?" Tanya Aletta.

" Bukankah aku tidak menyuruhmu untuk kembali ke kamar? mengapa kau malah melakukannya?" Bukannya menjawab suaminya itu malah bertanya balik.

" ... "

Bumi pun bangkit dan mendekat kearah istrinya, refleks Aletta pun mundur sedikit menjauh demi kesehatan jantungnya.

" Kemasi barang-barang mu, mulai hari ini dan seterusnya kita akan tidur di kamar yang sama yakni di kamar saya. Ralat, maksud saya di kamar kita." Ucap Bumi.

" Benarkah? Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Aletta masih tidak percaya.

" Saya tidak pernah bermain-main dengan ucapan saya, kau paham"

Setelah mengatakan itu Bumi pun mencium kening Aletta dan melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya.

Aletta menepuk-nepuk pipinya pelan, apa dirinya masih bermimpi? Oh tentu saja tidak, ini benar-benar kenyataan.





















Segini dulu kali ya... Konflik sengaja di ringanin biar gak terlalu drama.

Jangan lupa vote dan komen ya!!!

Perfact Tonight ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang