Chapter 13

209 8 0
                                    

Malam ini Bumi mengajak Aletta berkunjung ke sebuah taman yang sangat terkenal dengan nuansa romantisnya, taman itu diberi nama romance iland.

Taman indah yang dihiasi dengan lampu-lampu terang berbentuk bunga di sepanjang jalannya, bunga-bunga indah yang bermekaran seperti mawar putih, mawar merah, anggrek, tulip, lavender, dahlia, matahari dan masih banyak lagi, ada juga balon-balon be...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taman indah yang dihiasi dengan lampu-lampu terang berbentuk bunga di sepanjang jalannya, bunga-bunga indah yang bermekaran seperti mawar putih, mawar merah, anggrek, tulip, lavender, dahlia, matahari dan masih banyak lagi, ada juga balon-balon berbentuk hati terlihat mengapung terikat di pagar-pagar kayu serta burung-burung angsa yang berada di atas air danau yang bersih.

" Aku baru tahu jika ada tempat sebagus dan seindah ini" gumam Aletta menatap kagum kearah sekitar sedangkan Bumi berjalan mendahuluinya.

Aletta pun menahan lengan Bumi kemudian berdiri tepat di depannya.

" Bantu aku mengambil gambar di lampu bunga itu" pinta Aletta sambil menunjuk sebuah tiang lampu berbentuk bunga.

" Kau menyuruhku?"

" Ya iyalah lah, kalau bukan kamu siapa lagi?" Jawab Aletta yang langsung memberikan ponselnya kepada Bumi. Kini dirinya berjarak 3 meter dari tempat Bumi yang akan mengambil gambar.

Setelah mengambil beberapa gambar Aletta pun mengajak Bumi foto bersama menggunakan kamera depan namun tiba-tiba saja dirinya teringat akan sebuah kotak foto berisi foto bumi saat masih bersama Diana.

" Berikan ponsel mu!" Pinta Aletta.

" Untuk apa?" Tanya Bumi bingung.

" Sudah berikan saja"

Dengan terpaksa Bumi pun memberikan ponselnya kepada Aletta, cepat-cepat gadis itupun beralih ke aplikasi camera dan mengambil gambar mereka berdua.

" Nih aku kembalikan" ucap Aletta.

" Jika hanya untuk berfoto mengapa tidak menggunakan ponselmu saja?" Tanya Bumi bingung.

" Memori ku sudah penuh" jawab Aletta sambil menampilkan deretan gigi ratanya.

Mereka pun kembali berjalan menuju rumah pohon tempat anak-anak muda biasanya berpacaran.

Bumi pun menyuruh Aletta duduk di kursi panjang yang ada di sekeliling rumah pohon.

" Tunggu sebentar"

Aletta pun mengangguk sebagai jawaban, menunggu Bumi yang entah akan kemana membuat tenggorokannya perlahan mulai terasa kering.

Menengok kearah belakang, dirinya merasa seperti tengah diawasi oleh seseorang. Entah benar-benar tengah diawasi atau hanya sebatas firasat nya saja. Tak lama berselang Bumi pun datang membawa dua botol air mineral yang di mana salah satunya diberikan kepadanya.

" Mengapa aku merasa seperti ada yang tengah memperhatikan ya?" Batin Aletta ragu-ragu.

" Ah tidak mungkin ada penguntit, lagipula ini kan tempat ramai" lanjutnya dalam hati.

Perfact Tonight ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang