Chapter 14

188 6 0
                                    

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan apalagi dirinya masih berada di taman itu Aletta pun meminta Bumi untuk mengajaknya ke Mading Hati yang mengharuskan mereka menaiki 222 anak tangga untuk bisa mencapai ke sana.

Hampir 100 anak tangga dicapai tiba-tiba saja Aletta memberhentikan langkahnya kemudian langsung terduduk di salah satu anak tangga untuk beristirahat. Bumi pun ikut memberhentikan langkahnya dan masih setia berdiri tepat di depan istrinya.

" Capek" keluh Aletta saat pergelangan kakinya terasa sakit akibat high heels yang dikenakan nya saat ini.

Bumi yang menyadari itu pun berlutut untuk melepas high heels tersebut kemudian ia pun menggantinya dengan sepatu putih miliknya. Setelah itu Bumi pun sedikit membungkukkan tubuhnya, menyuruh Aletta untuk naik ke atas punggungnya yang lebar dan kekar itu.

" Cepat naik!" Perintah Bumi.

" Tap_"

" Tidak ada penolakan." Potong Bumi dengan tatapan dingin yang membuat Aletta akhirnya menuruti perkataannya.

" Berat" sindir Bumi bercanda namun berhasil membuat Aletta memicingkan matanya tajam.

" Yaudah turunin aja!" Pinta Aletta yang tidak dihiraukan oleh Bumi, Cowok itu masih terus berjalan menaiki satu persatu anak tangga.

" Nyebelin, bisa-bisanya dia bilang aku berat" gerutu Aletta dalam hati.

Bumi masih berjalan dengan seringai kecil di wajahnya, ia merasa puas telah meledek istrinya hingga membuat wajah gadis itu cemberut.

Mereka pun sampai di depan pintu masuk Mading Hati dengan Aletta yang sudah berjalan mendahului Bumi.

" Ternyata berat badan seberpengaruh itu bagi perempuan" batin Bumi yang ikut berjalan menyusul istrinya.

Mereka berjalan menuju salah satu spot foto yang berlatar belakang pagar besi yang dihiasi dengan gembok-gembok berbentuk hati.

" Gembok hatinya Kak?" Tanya seorang laki-laki yang menawarkan barang dagangannya kepada mereka berdua. Aletta menatap Bumi dengan maksud bertanya dan Bumi pun mengangguk sebagai jawaban.

" Mau dua ya Mas" ucap Aletta excited.

" Kakaknya mau warna apa?" Tanya laki-laki penjual gembok hati itu.

" Hitam sama putih deh Mas," jawab Aletta.

Setelah itu mereka pun mengukir nama pasangan masing-masing di belakang gembok hati tersebut sebelum gembok itu dicantolkan pada gerbang panjang Mading Hati. Konon barang siapa yang mengukir nama pasangannya masing-masing, mereka akan berjodoh dan menjadi pasangan romantis untuk selamanya.

" Nama siapa yang kau ukir?" Tanya Bumi dengan raut wajah penuh selidik.

" Rahasia" Jawab Aletta yang sengaja tidak ingin memberi tahu nama yang ditulisnya di gembok hati tersebut.

" Cih, saya tebak itu berisi lebih dari satu nama" Sindir Bumi yang membuat Aletta memicingkan matanya tajam.

" Kau sendiri, nama siapa yang kau tulis?" Aletta bertanya balik. Cepat-cepat Bumi pun menggenggam erat gembok tersebut agar Aletta tidak melihat nama yang sudah ditulisnya.

You don't need to know" jawab Bumi.

***

Setelah menggantung gembok hati tersebut mereka pun kembali berjalan mencari kedai Mading Hati untuk melihat hasil foto mereka tadi.

" Di mana letak kedai itu?" Tanya Bumi yang mulai merasa lelah. Aletta menggeleng sebagai jawaban kalau dirinya juga tidak tau di mana letak kedai yang tengah mereka cari itu.

Perfact Tonight ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang