Chapter 01

382 17 0
                                    

Sepertinya prioritas kita bukanlah bahagia, melainkan bertahan hidup. Buktinya ada banyak yang bikin sakit hati tetapi kita tetap memilih untuk bertahan.

***

Aletta menatap lurus kearah jalanan dari atas balkon, menunggu Bumi pulang dari kantornya.

" Sudah jam segini kenapa Bumi belum pulang juga ya?" Tanya Aletta merasa khawatir.

Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan rumah, dengan cepat Aletta pun turun untuk menghampiri Bumi yang baru saja tiba.

" Kamu dari mana aja sih, kenapa baru pulang?" Tanya Aletta yang ikut menyamai langkah Bumi masuk ke dalam rumah. Bumi masih terus berjalan tanpa sedikitpun niat untuk menjawab pertanyaan Aletta yang tengah menghawatirkan nya.

" Bumi aku lagi nanya lho ini masa di cuekin," gerutu Aletta.

Brak

Aletta menghentikan langkahnya karena pintu kamar di tutup paksa oleh Bumi, Aletta mencoba mendorong pintu tersebut namun Bumi sudah menguncinya dari dalam.

" Hufttt ... It's okay Aletta. Bumi kayak gitu kan karena ulah kamu" ucap Aletta menguatkan dirinya dan yakin kalau suatu saat Bumi pasti akan berubah. Meskipun ia sendiri tidak tahu kapan hal itu akan terjadi.

Aletta dan Bumi tidur di kamar yang berbeda, Bumi membeli rumah sederhana yang memiliki dua kamar yakni satu kamar untuk Aletta dan satu kamar lagi untuk dirinya. Namun, jika orang tuanya tengah berkunjung mereka akan tidur dalam kamar yang sama.

Tiba-tiba saja Aletta merasa lapar, ia pun membuka kulkas yang ada di dapur. Di dalam kulkas itu ada sayuran mentah, telur, selai kacang, dan buah-buahan. Aletta bingung harus diapakan sayuran-sayuran itu sedangkan ia saja tidak bisa memasak, saat di rumah tantenya dulu ia hanya bisa memesan makanan secara online.

Aletta mempunyai Tante bernama Lina, ia sangat membenci Aletta padahal Aletta adalah keponakannya sendiri. Membuat Aletta menderita adalah hal yang menyenangkan untuknya. Mulai dari membersihkan rumah, mencuci pakaian, mencuci piring, tidur di gudang, tidak di beri makan seharian, tidak di kasih uang jajan, bahkan dulu sempat ia di paksa untuk memasak makanan walaupun Tantenya tau kalau Aletta tidak pandai dalam hal itu.

Sampai akhirnya dapur yang awalnya bersih dan rapih pun berubah menjadi berantakan dan kotor hanya karena memasak tiga butir telur dan itupun berujung gosong.

Aletta kembali menutup kulkas tersebut dan berinisiatif untuk mencari makanan di luar. Aletta memilih langsung pergi tanpa pamit pada suaminya terlebih dahulu, menurutnya percuma saja kalau pamit Bumi juga tidak akan mendengarkannya.

Aletta berniat untuk membeli nasi goreng terdekat. Saat tengah mengantri Aletta tak sengaja bertemu dengan seseorang yang dulu pernah mengisi sebagian hatinya.

" Lho, Aletta. Kamu sendirian di sini?" Tanya Dimas.

Dimas adalah mantan pacar Aletta saat masih duduk di bangku SMP. Mereka putus saat akan memasuki jenjang SMA dengan alasan ingin fokus belajar.

" Kamu apa kabar?" Tanya Dimas sambil memarkirkan motornya kemudian duduk di sebelah Aletta.

" Baik, kamu sendiri gimana?" Tanya Aletta balik.

" Baik" jawab Dimas sambil tersenyum kearah gadis itu. Menurut Dimas, Aletta semakin bertambah cantik karena terakhir kali mereka bertemu adalah di acara perpisahan sekolah.

" Tante Lina apa kabar?" Tanya Dimas mencairkan suasana canggung yang ada di antara mereka.

" Tante Lina baik kok, Ayah kamu gimana? Udah sembuh kah?"

Perfact Tonight ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang