‧₊˚🍀༉‧₊˚.
Setelah mengganti seragam dengan kaus serta celana training, Jasmine dan seluruh anak Plant's and Their Life berbondong-bondong menuju kebun sekolah.
Ada yang membawa keranjang, karung, totebag, dan lain-lain. Untuk Jasmine sendiri ia lebih memilih untuk membawa tas belanja yang dibawanya dari rumah.
Sesuai informasi dari Pak Bhre hari ini merupakan hari panen beberapa sayur dan buah-buahan.
"Ahhh, nggak sabar," ucap Jasmine pada teman-temannya.
Gelak tawa pun mengudara.
"Tapi aku setuju. Hari panen itu hari yang paaaaling aku nanti-nanti, melebihi hari aniv-ku sama pacarku sendiri."
"Yeeee."
"Apalagi kalau habis penen gini dapat komisi, hahaha."
Ekskul Plant's and Their Life ketika panen memang menjual hasil panennya. Lalu uang yang didapat kemudian diatur supaya bisa untuk menanam kembali pada periode berikutnya dan sisanya dibagi rata untuk tiap anggotanya. Selain mengembangkan bakat bercocok tanam, ekskul ini juga mengembangkan bakat wirausaha. Tak jarang mereka juga memasak sebagian hasil panen, lalu mereka bagikan makanan tersebut di jalan-jalan untuk orang-orang yang kurang mampu.
Oleh karena itu, ekskul ini begitu didukung oleh pihak sekolah, apalagi ekskul ini sering masuk ke koran dan majalah ternama, masuk siaran TV pula. Benar-benar mendulang nama baik sekolah.
"Sudah kumpul semua?" tanya Pak Bhre yang sudah tiba lebih dulu di kebun.
"Sudah, Pak."
"Oke. Tapi sebelum itu, saya mau memberiatahukan bahwa nanti tomat yang dihasilkan tolong kalian sisakan tiga kilogram untuk anak-anak ekskul tataboga ya. Bu Aning sudah pesan sama saya soalnya."
"Siap."
"Good. Kalau begitu LET'S GO!!" seru Pak Bhre penuh semangat.
Jasmine dan beberapa anak lain mengambil keranjang terlebih dulu lalu mereka memulai panen hari ini.
Jasmine sendiri memilih untuk memetik tomat dan cabai. Setelah keranjangnya penuh ia bawa ke gazebo untuk ditimbang. Tak lupa memisahkan tiga kilo untuk ekskul tataboga.
"Ada yang perlu dibantu?"
Gerombolan Jasmine yang sedang membersihkan hasil panen menoleh serempak pada Wisnu yang baru datang. Laki-laki dengan kaca mata itu tentunya mampu mengalihkan perhatian gerombolan gadis-gadis tersebut.
"Loh, emang panennya udah selesai semua?" tanya seorang gadis yang duduk di samping Jasmine.
"Belum sih. Cuma tinggal beberapa aja kok. Dan udah kepegang yang di sana. So, I'm jobless right now?? Hahaha."
Jasmine terkekeh. "kalau gitu bantuin ngepak wortel ini aja. Belum ada yang pegang nih, dari tadi."
"My pleasure." Wisnu melangkah ke sisi Jasmine yang kosong. Ia lalu mendudukkan dirinya di sana. "kita ada agenda masak dan bagi-bagi makanan lagi kaya tahun lalu nggak, Jas?"
"Nggak ada. Kalau jadi pun anak tata boga yang mau masak. Itu pun kalau jadi."
Wisnu mengangguk-angguk. "eh, tahu nggak? Carrot, carrot apa yang nyenengin?" tiba-tiba Wisnu menyeletuk.
Jasmine mengerutkan alisnya.
"Carrot? CARAT kali."
"Ekhem. Udah dong ijonya. Masa ijo mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mixed Signal: Antara Kamu Yang Main-main Atau Aku Yang Tidak Tahu Cara Main
Teen FictionJasmine merupakan siswi tingkat akhir di SMA Diponegoro, selain terkenal karena prestasi dan kecintaanya terhadap alam, gadis berkulit putih pucat itu merupakan penggemar dari seorang Abhumi Zaku yang merupakan pemegang role shooting guard terlama d...