‧₊˚🍀༉‧₊˚.
Beauty privilege? Wrong. Jasmine bisa selamat masuk kelas tanpa hukuman karena prestasinya selama ini. Bu Ambar yang biasanya galak menyambut anak-anak badung yang telat, saat melihat dirinya justru hanya mengucap 'lain kali jangan di ulang ya, Nak.' Jasmine tersenyum lega. "baik, Ibu."
Alasan dirinya telat? Semalaman suntuk ia tak bisa tidur karena terus terbayang-bayang Abhumi Zaku. Kemudian berakhirlah ia yang tertidur sehabis waktu subuh dan baru terbangun jam 7 tepat, ditambah naik astrea butut yang semakin digas serasa mesinnya ingin rontok semua. Apes.
Tiba di depan pintu kelas yang tertutup Jasmine menatap murid yang terasa asing baginya. Orang itu mengenakan hoodie abu-abu dan celana identitas sekolahnya. Hanya berdiri, seperti orang hilang arah. "halo, anak baru ya?" Jasmine menyapa dengan ramah.
Akhirnya murid itu menatap balik Jasmine. Tipe wajah kaukasoid itulah yang langsung terbesit di otaknya kala Jasmine melakukan kontak mata dengan orang tersebut. Kulitnya putih, hidungnya bangir, matanya menyorot tajam, ditambah alis yang tebal. Ah, jangan lupakan warna rambut brunette-nya.
"Iya." setelah terlihat banyak berpikir akhirnya laki-laki itu membalas.
"Kenapa masih di luar?"
Jasmine dan laki-laki itu berbalik.
"Eh Bapak, ini juga mau masuk kok. Bapak duluan," ucap Jasmine lembut.
Kala melewati deretan bangku, Jasmine merasa ada yang tengah mengawasinya, tapi ia mencoba tidak peduli. Ia hanya harus cepat duduk di bangkunya.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kalian mendapatkan teman kelas baru. Silakan kamu perkenalkan diri dulu secara singkat," Pak Rudi mempersilahkan anak baru itu.
"Perkenalkan, nama saya Luca. Saya pindahan dari Kepulauan Riau. Terima kasih."
Pak Rudi mengajak semua tepuk tangan, kemudian ia menyuruh Luca untuk duduk di bangku yang masih kosong. "Untuk perkenalannya dilanjut nanti, sekarang buka bukunya dan catat hal-hal yang penting. Saya akan menjelaskan tentang substansi pelanggaran hak dan kewajiban warga negara dalam Pancasila. Minggu besok ulangan lisan. Yang nilainya di bawah 70 saya anggap tidak butuh pelajaran saya, dan dilarang mengikuti pelajaran saya satu kali setelah ulangan itu."
Pak Rudi's thing. Selalu memiliki aturan sendiri dalam hal apapun. Contohnya ulangan ini. Walaupun terdengar kejam, sebenarnya ini merupakan sebuah hal yang akan membantu muridnya untuk berkembang. Semalas apapun murid itu, pasti dia akan belajar sungguh-sungguh untuk ulangan ini, dan seingat Jasmine belum pernah ada yang nilainya di bawah 70 tiap kali ulangan. Semoga saja anak baru itu bisa mengimbangi dengan baik.
***
"Hai."
Jasmine mendongak kala ada yang menyapanya. Saat ini dirinya masih bersiap-siap untuk pergi ke kantin. Remember? Dress well, we never know where we will meet our soulmate.
"Oh hai, Lu-ca?"
"Ahaha, right. Kamu tahu kantin di sebelah mana?"
"Tahu, aku tahu."
Itu bukan suara Jasmine, melainkan Kylie. Gadis dengan jepit mutiara itu tampak semangat 45.
Luca menoleh. "Di sebelah mana?"
"Udah. Bareng aja. Aku sama Jasmine juga mau ke kantin kok. Nunggu anaknya selesai dulu tuh," Kylie menunjuk Jasmine dengan lirikan matanya.
Setibanya mereka di kantin yang dipenuhi lautan manusia ketiganya termenung. Bertanya-tanya bagaimana caranya mereka mendapat makan dan tempat duduk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mixed Signal: Antara Kamu Yang Main-main Atau Aku Yang Tidak Tahu Cara Main
Teen FictionJasmine merupakan siswi tingkat akhir di SMA Diponegoro, selain terkenal karena prestasi dan kecintaanya terhadap alam, gadis berkulit putih pucat itu merupakan penggemar dari seorang Abhumi Zaku yang merupakan pemegang role shooting guard terlama d...