Indah berlari masuk ke dalam backstage dengan perasaan tak menentu, suasana di dalam backstage teater sudah cukup ramai oleh teman-temannya yang akan tampil perform hari ini, ia langsung membanting tasnya di atas meja rias, kemudian duduk sambil memegangi keningnya, kali ini Indah untuk pertama kali dalam hidupnya merasakan sesuatu hal yang namanya cemburu ,apa yang baru saja ia lihat di dalam lift tadi? Oniel kekasihnya sedang menghimpit Chika di pojokan lift, sebuah pemandangan yang tidak biasa untuk dilihat.
Indah menggelengkan kepala, ia mencoba untuk berpikir positif sebisa mungkin, secara logika juga Indah cukup bisa memahami situasi penuh di dalam lift tadi, harusnya Indah bisa cukup berpikir logis, "Oniel gak mungkin kaya gitu, tapi orang waras mana yang gak tertarik sama cantiknya Chika?" Indah masih berusaha untuk berpikir jernih, "Ayolah, baru juga satu hari Indah" Indah mencoba meyakinkan dirinya sendiri agar tidak termakan oleh egonya sendiri.
"Indah" panggilan seseorang menyita perhatiannya, Indah yang sedang menunduk sangat mengenali suara tersebut.
Kepala Indah terangkat, dari pantulan cermin di depannya, ia dapat melihat Oniel yang diam berdiri di belakangnya, suara langkahnya terdengar perlahan-lahan mendekati Indah, kursi rias yang kosong di sebelah Indah menjadi tempat Oniel untuk duduk, sejenak keduanya saling terdiam termakan oleh detik waktu, Oniel sepertinya sedang memikirkan ucapan apa yang harus dijelaskan pada Indah tentang kejadian di lift tadi.
"Indah, dengerin aku, aku bisa jelasin" Oniel pun mencoba untuk mengulurkan tangannya menggapai telapak tangan Indah, namun respon tersebut tidak sesuai harapan Oniel, Indah menepisnya lalu memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.
"Gak usah pegang-pegang, pegang aja sana kak Chika"
Oniel sedikit terkejut, namun ia cukup bisa memaklumi perasaan Indah saat ini, siapapun pasti akan cemburu dengan posisi intim seperti tadi, helaan nafas Oniel terhembus, ia masih memikirkan penjelasan apa yang harus diucapkan pada Indah.
"Gue punya info terpercaya Del, ini langsung dari Ci Shani sama Ci Gre, info ordal"
"Wuiisssh, gaya banget ordal, apaan tuh emangnya?"
Suara tak asing membuat atensi Oniel teralihkan, begitu juga Indah yang melihat dari pantulan cermin rias, ada Zee dan juga Adel yang baru saja masuk ke dalam ruangan rias, kedatangan mereka berdua membuat otak kanan Oniel bekerja cepat, timbul sebuah ide di kepalanya untuk meminta maaf pada Indah dengan pertolongan dari mereka berdua.
"Dua hari lagi kata Ci Shani kita perform ke Bandung, kita berdua ada di line up, terus Ashel sama Marsha juga ada, gimana kalo kita tukeran kamar yuk?"
"Maksud lo?" Adel mengernyit tidak mengerti, "Gue sama Marsha, lo sama Ashel gitu? Mau?"
"Kagak lah monyet, nih" Zee mengepalkan tangannya seperti tinju, ia memang seposesif itu pada Marsha, "Kita berdua yang sekamar Del"
"Idih? Ngapain? Lo mau tidurin gue?"
"Goblok" Zee menoyor langsung kepala Adel, mulutnya memang asal lepas tanpa saringan, "Mending tidurin kucing gue si Lion"
"Terus mau ngapain lo sekamar sama gue?"
"Nanti gue bawa PS 5, kita main sampe pagi, main resident evil, fifa soccer, atau balapan mobil, paginya tidur sampe siang, jarang-jarang kan kita bisa satu jadwal perform keluar kota Del"
"Ah, ini baru gue suka nih, boleh-boleh" Adel menyetujui usulan temannya itu, hobi kesukaan mereka berdua memang sering bermain game, "Tapi kan kamarnya nanti diacak?"
"Engga, Ci Shani udah bilang kita bebas milih mau sekamar sama siapa aja"
"Hmm, tumben lo kagak bucin sama Marsha, malah mau sekamar sama gue? Padahal mah enakan sekamar sama pacar, apalagi kalo misalnya hujan-hujan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Hujan
Teen FictionDia yang berhasil merebut hatiku dalam waktu yang singkat dan aku benar-benar yakin kalau perasaan yang ku punya untuk dirinya adalah cinta yang nyata bukan hanya perasaan sesaat - Chika - Entah perasaan apa ini tetapi aku sangat tidak suka jika mel...