Chapter 8 || Kesadaran Reynald-Lumpuh ||

141 103 6
                                    

Happy Reading•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading




Hari-hari telah berlalu, Senja beraktivitas seperti biasa tanpa kehadiranya Bi Surti. Ya, Bi Surti sudah di pecat secara langsung oleh Brata saat itu juga.

Ada kesedihan dan rasa kehilangan saat Bi Surti pergi dari rumah. Ia menangis saat bi surti pergi, bahkan ia tidak sempat bertemu untuk terakhir kalinya dengan Bi Surti, ia bertemu saat Bi Surti kepergok memberinya makanan. Setelah itu, ia tidak mengetahui semuannya.

"Kangen Bi Surti," monolognya, Senja menatap ke arah langit yang cerah. Saat ini, dirinya tengah duduk di kursi taman berada belakang sekolah, ia mengayunkan kakinya dengan raut wajah yang sedih.

Dari kejauhan, b1bir Aksa tak henti-hentinya tersenyum saat melihat keberadaan Senja. Akhirnya, ia bisa bertemu Senja kembali. Tanpa menunggu lama, Aksa segera menghampiri Senja dengan cepat.

"Sendirian aja nih?" ujar Aksa membuyarkan lamunan Senja, seketika tatapan Senja beralih ke arah Aksa.

Senja hanya menanggapinya dengan senyuman. "Kemana aja beberapa hari ini?" tanya Aksa dan duduk di sebalah Senja.

"Ada, aku lagi banyak kerjaan," bohong Senja. Ia tidak mau membuat Aksa khawatir padanya.

Aksa hanya menganggukan kepalanya. Padangan Aksa tertuju pada luka lebam Senja. Rasa penasaran menyelimuti dirinya. Ia pun memberanikan diri untuk menanyakan hal itu.

"Ehmm, kenapa banyak sekali luka lebam di tubuhmu?" Aksa meraih tangan dan tatapannya tertuju pada wajah Senja.

"Luka? Ee ... ini bukan apa-apa, jangan khawatir. Kemarin aku terjatuh," jawabnya dengan berbohong.

"Apakah kamu tidak berbohong? Ini seperti bukan luka terjatuh," tanyanya lagi menatap Senja intens.

Senja melepas genggaman dari Aksa. "Aku tidak berbohong, kemarin aku terjatuh di toilet," ucapnya lagi.

Mata Aksa memicing dengan rasa curiga, tapi dirinya harus tepis rasa kecurigaan itu semua. Ia tidak mau Senja marah dengannya lagi.

"Baiklah-baiklah, aku percaya."

Dari kejauhan, seseorang menatap interaksi diantara mereka berdua dengan tangannya mengepal erat. Ia bisa melihat mereka dengan tatapan yang sulit diartikan, apalagi mereka begitu dekat dan tersenyum satu sama lain.

"Kenapa mereka sangat begitu dekat?" batin seseorang itu bertanya-tanya.

Rasanya dirinya tidak terima jika Senja dekat dengan pria lain selain dirinya. Apakah dirinya mempunyai sebuah rasa pada Senja? Padahal, dirinya sudah tau, jika ia sudah memiliki kekasih.

"Sayang, kau sedang apa disini?" tanya gadis di belakangnya dengan menepuk pundak orang itu.

"Sa," panggil gadis itu sekali lagi, karena orang itu tidak menatap ke arahnya sama sekali.

Garis Takdir Senja(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang