Chapter 13 || Penculikan-Kebencian Ziora ||

53 25 5
                                    

"Lebih baik jangan terlalu percaya dengan kebaikan orang lain, topeng manusia itu lebih tebal, sehingga sulit untuk di tebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebih baik jangan terlalu percaya dengan kebaikan orang lain, topeng manusia itu lebih tebal, sehingga sulit untuk di tebak."

-Angkasa Putra Bismantara-

"Di mana ada kebersamaan, di situ pasti ada perpisahan."

-Senja Alferinika Laurent-

Brakk!

"APA MAKSUD KALIAN, HAH?"

Aksa menendang pintu dengan kencang, sehingga kedua orangtuanya yang menatap kaget ke arah Aksa dan Senja. Apalagi terlihat wajah dan mata Aksa memerah karena amarahnya.

"Angka, Senja," kaget mereka secara bersamaan.

"APA KALIAN KAGET LIHAT KITA?" sarkar Aksa cepat.

"Aksa, dengarkan penjelasan kami dulu," ucap Felyn menghampiri Aksa. Bahkan Felyn memegang tangan putranya, hanya saja Aksa segera menepis itu, seolah tidak ingin di sentuh oleh Felyn.

"JELASKAN APA? SUDAH JELAS-JELAS KITA DENGAR SEMUANYA, MAH! JADI KALIAN BERBUAT BAIK HANYA TUJUAN KALIAN UNTUK MEMBUNUH SENJA, GITU?" bentak Aksa, nafasnya sudah tidak beraturan.

Mata Senja ikut memerah, ia meremas kuat ujung bajunya. "BAHKAN BUKAN ITU SAJA, KALIAN JUGA YANG BUNUH KELUARGA SENJA, IYA, 'KAN?" lanjut Aksa lagi.

"Ti-dak, itu semua tidak benar, Angka," bantah Felyn berusaha meyakinkan Aksa.

"TIDAK BENAR APA? JELAS SEKALI ANGKA DENGAR PEMBAYARAN KALIAN BERDUA, APA TIDAK CUKUP JALIAN YANG BUNUH KEDUA ORANG TUA SENJA? DAN SEKARANG KALIAN INISIATIF UNTUK BUNUH DIA JUGA?"

"Pantas saja, Angka dari awal sudah curiga dengan kalian. Di depan baik, tapi di belakang menusuk!"

"CUKUP! KALAU IYA, MEMANG KENAPA? KITA YANG UDAH BUNUH GARDYON DAN RESTA, PUAS?" bentak Refan dengan nada yang tak kalah tinggi dari Aksa.

"Mas!" tegur Felyn.

"KENAPA KALIAN LAKUKAN HAL SEKEJI INI?!"

"KARENA HARTA! DIA MEREBUT SEMUANYA, BAHKAN DIA TIDAK MENYISAKAN HARTA SEDIKITPUN DEMI KAMI. MEMBUAT SAYA HARUS BANTING TULANG, SEDANGKAN NENEK MU? DIA BAHKAN TIDAK MEMBANTU KAMI SAMA SEKALI!"

"oh ..., jadi semua harta ini milik om Gardyon? Kalian lakukan ini hanya karena harta? Cih, menjijikan sekali," sarkas Aksa, bahkan nadanya menurun dari pada yang tapi. Tapi nada bicaranya penuh penekanan.

"Apa-apaan kamu ini, Angka! Gak usah naif kamu, Angka. Harusnya kamu senang, kamu juga menikmati harta ini bukan?" ujar Refan, sesekali ia tertawa seperti orang gila. Ya, walaupun agak gila, sih.

"KARENA AKU TIDAK TAHU, PAH! JIKA AKU TAU DARI AWAL, AKU TIDAK SUDI DENGAN HARTA INI SEMUA."

tidak lama kemudian, Aksa bertepuk tangan dengan menatap Refan dan Felyn dalam. "Oh, atau kalian berniat membunuhnya karena takut harta ini jatuh pada Senja, begitu?"

Garis Takdir Senja(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang