"Kejahatan jangan di balas dengan kejahatan, karena itu akan memperburuk keadaan."
-Senja Alferinika Laurent-
Senja dan Aksa masih berada di rumah sakit, mereka berniat untuk menjenguk Reynal. Namun, saat berada di ruangan Reynal, ruangannya kosong. Suster mengatakan bahwa Reynal sudah di perbolehkan pulang.
"Apa kita ke rumah mamah Liora aja, ya?" tanya Senja pada Aksa.
Aksa yang mendengar pertanyaan Senja, lantas ia menggelengkan kepalanya. "Gak, kamu gak boleh ke sana. Kamu kan tau, mereka kayak gimana, kalau kita ke sana bisa-bisa mereka ngamuk," tolak Aksa.
"Tapi ... aku pengen liat kondisi kak Rey, kak," ucap Senja dengan menundukkan kepalanya.
"Nanti kita jenguk, tapi secara diam-diam, oke?" ucap Aksa mengelus rambut Senja.
Senja mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai pertanda setuju. Langkah Senja terhenti kala melihat di depan ruang IGD di sana Brata dan Reynal dengan ekspresi wajah khawatir.
"Kak itu bukannya kak Reynal sama ayah, ya?" tunjuk Senja. Seketika pandangan Aksa tertuju pada tunjukan Senja.
"Iya, apa kita kesana?" tanya Aksa pada Senja.
Senja mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menarik pergelangan tangan Aksa dan berjalan ke arah Brata.
"Tunggu, Ja," ucap Aksa menahan Senja untuk pergi. Senja memberhentikan langkahnya kembali.
"Kenapa?" tanya Senja bingung.
"Lebih baik kita jangan ke sana, ya? Aku takut kamu di apa-apain sama mereka," ucap Aksa pada Senja.
Senja mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak, kita ke sana!" paksa Senja.
"Jangan kayak gitu, mentang-mentang mereka jahat sama aku, kamu ngelarang aku ketemu mereka," lanjut Senja.
"Mereka jahat, Ja. Biarin aja."
"Ingat, Kejahatan jangan di balas kejahatan, itu gak baik. Yang ada malah memperkeruh suasananya," nasehat Senja pada Aksa.
"Udah, ayo. Percaya sama aku, oke?" Senja segera menarik pergelangan tangan Aksa, Aksa hanya pasrah mengikuti apa kata Senja.
Mereka berdua menghampiri Brata dan Reynal yang masih di depan ruangan, terlihat raut wajah mereka terlihat khawatir.
"Ayah," panggil Senja menghampiri mereka.
Atensi ayah dan anak itu beralih menatap kedatangan Aksa dan Senja. Di sana Reynal menggunakan kursi roda, karena belum bisa berjalan.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Brata menatap tak suka ke arahnya.
"Senja ke sini mau jengukin ka Reynal, tapi suster kata kak Reynal udah pulang. Dan sekarang Senja gak sengaja liat ayah sama kakak," jelas Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Senja(ongoing)
RandomIni kisah seorang gadis, yang hidupnya penuh dengan lika-liku kehidupan. Gadis tersebut bernama Senja Alferinika Laurent atau kerap dipanggil Senja. Seperti namanya Senja menyukai langit senja di saat sore hari, senja akan tenggelam saat malam hari...