Chapter 16 || Goodbye Senja-mencari bukti ||

46 12 12
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"..."

Semua berkumpul di rumah Aksa, mulai dari teman sekolah, guru, dan kepala sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua berkumpul di rumah Aksa, mulai dari teman sekolah, guru, dan kepala sekolah. Bahkan keluarga Brata belum mengetahui hal ini, Aksa berusaha untuk menyembunyikan rahasia ini terlebih dahulu.


Sebelum jenazah Senja di bawa ke rumah, polisi membawa jenazah Senja ke rumah sakit terlebih dahulu. Untuk melanjutkan penyelidikan di tubuh Senja di titik tertentu.

Tatapan mereka tertuju terhadap brangka jenazah yang siap di angkut ke pemakaman. "Kenapa bisa seperti ini? Apa yang terjadi Aksa?" tanya Bu Rere pada Aksa.

"Kami juga tidak tau, Bu. Yang kami dapat peristiwa meninggalnya Senja di sengaja," ucap Zanda yang angkat bicara.

Ia tahu bahwa Aksa saat ini tengah terpukul atas kepergian Senja. Banyak pertanyaan dari mereka pada Aksa, namun ia tidak menjawab pertanyaan itu semua.

"Apa kasus ini sudah di usut?" tanya Pak Andi.

"Sudah, polisi tengah menyelidiki dalang di balik ini semua," ucap Davin.

"Saya tidak menyangka, hal ini terjadi pada Senja. Padahal Senja adalah murid teladan dan terpintar di sekolah," ujar Bu Rere pandangannya tak lepas dari brankar jenazah Senja.

"Benar, dulu saya berharap dia bisa berpendidikan lebih tinggi untuk meraih cita-cita dengan keahlian yang cukup baik," balas pak Andi.

"Saya jadi ingat beberapahari yang lalu, Senja sempat datang ke ruangan saya untuk meminta keringanan uang SPP nya, padahal uang SPP Senja sudah lunas semua," lirih Pak Andi.

•Flasback On

Senja berjalan ke ruangan Pak Andi, sebelum masuk ia terlihat dahulu mengetuk pintu ruangan tersebut. Setelah mendapatkan izin masuk, ia membuka pintunya dan memasuki ruangan tersebut. Senja duduk dihadapan pak Andi yang terhalang meja.

"Ada apa, Senja?" tanya Pak Andi.

"Ma-af, Pak, saya ke sini ingin membicarakan mengenai uang SPP saya," ucap Senja gugup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis Takdir Senja(ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang