Happy Reading
•
•
•
•
•Bel istirahat berbunyi, para murid berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Berbeda lagi dengan Aksa, ia lebih memilih pergi menemui Senja yang masih belum keluar kelas juga.
Saat memasuki kelas Senja, ia bisa melihat Senja yang disibukkan dengan buku-buku yang berada di atas mejanya. Dengan cepat ia segera menghampiri Senja. Banyak sepasang mata yang menatap heran terhadap Aksa, pasalnya dia tidak pernah memasuki kelas manapun, kecuali jika ada keperluan penting seperti kegiatan OSIS. Apalagi mereka tidak menyangka, ini kejadian langka seorang Aksa Putra Bismantara menghampiri gadis biasa seperti Senja? Itu sangat aneh, bukan?
"Hai," sapa Aksa, ia langsung saja duduk di bangku di samping Senja karena kursi disebelah Senja kosong.
Atensi Senja beralih menatap ke arah Aksa kaget. "Hai juga, emh ... kenapa kakak ke sini?" tanya Senja gugup.
"Hanya ngecek keadaan kamu aja, sih," ucap Aksa tersenyum. "Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Aksa lagi menatap ke arah Senja.
Senja nampak terdiam sebentar. Kemudian, ia angkat bicara, "Udah membaik. Makasih tadi udah menolongku," ujar Senja dengan tersenyum tipis.
"Sama-sama."
Hening, tidak ada pembicaraan diantara mereka lagi. Senja lebih memilih membaca bukunya kembali, sementara Aksa sedang melamun untuk mencari topik pembicaraan dengan Senja.
"Senja, bagaimana kalo kita pergi ke kantin? Kamu pasti laper, 'kan?" tanya Aksa memecahkan keheningan.
Senja yang mendengar itu langsung saja menghentikan aktivitas membacanya. Ia tampak terdiam sebentar, bukan karena tidak mau, tapi ... ayah dan ibunya tidak pernah memberinya uang jajan. Sehingga ia harus bekerja paruh waktu saat pulang sekolah, meski ia tahu pasti dirinya akan mendapatkan hukuman dari sang ayah karena pulang telat.
Lelah? Pasti, semua orang merasakan yang namanya lelah, termasuk juga Senja. Ia tidak ada pilihan lain agar mencukupi kebutuhan hidupnya, walaupun ia tinggal di rumah Brata. Tapi itu semua tidak menjamin Senja hidup mewah atau hidup berkecukupan, justru malah sebaliknya.
Tangan Senja mengelus perutnya. Dengan cepat ia menggeleng menolak ajakan dari Aksa. Ia teringat harus mengumpulkan uang untuk membayar spp sekolah.
"Senja lagi sibuk, lebih baik kakak yang pergi ke kantin," ucap Senja, terlihat dari raut Aksa yang kecewa.
"Kenapa? Tenang aku yang traktir, kok," ucap Aksa cepat. Tapi, lagi dan lagi Senja menggeleng kembali.
Aksa yang mulai lelah pun, ia beranjak dari duduknya. "Baiklah, aku pergi dulu. Ingat, jangan lupa untuk jaga kesehatan!" ucap Aksa dengan penuh perhatian, dan hal itu diangguki sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Senja(ongoing)
AcakIni kisah seorang gadis, yang hidupnya penuh dengan lika-liku kehidupan. Gadis tersebut bernama Senja Alferinika Laurent atau kerap dipanggil Senja. Seperti namanya Senja menyukai langit senja di saat sore hari, senja akan tenggelam saat malam hari...