Penjara Manusiawi

2 1 0
                                    

"Amidst her love for animals, the girl found a world of wonder, from encyclopedias to country fields, from urban drains to backyard soil. Yet, within this fascination, a cat endured the whims of human curiosity, pondering its fate with resigned uncertainty."


Gadis kecil sangat menyukai binatang, dia mencari segala hal yang berhubungan dengannya: ensiklopedia, sapi di lapangan, kepiting di selokan, cacing di taman, ayam sebelum dijadikan kare, lele sebelum masuk wajan. Hari minggu adalah hari yang gadis itu tunggu, sekolah libur dan kantor ayahnya libur—bersama ke kota sebelah untuk melihat binatang dari seluruh dunia—binatang-binatang yang memprihatinkan. Dan spesialnya ada kucing yang tidak lari dia dekati dan sentuh.

Kucing itu tidak peduli, terlihat para manusia itu berkemas, berdandan, dan sesekali memanggil satu sama lain dengan suara keras. Dia hanya berpikir "Jatah makan siangku masih ada kan?". Tiba-tiba gadis kecil mengelus kepalanya, lalu sedetik kemudian menyeret lehernya dan mengangkatnya. Kucing sudah tahu itu area sensitif, dia tidak bisa berontak, dia hanya pasrah.

"Ibu, kita bawa kucing ya?" Tanya anak manusia

"Iya, tapi masukkan carrier portable."

Kucing itu tidak tahu dan tidak peduli yang dikatakan para manusia. Namun menjadi majikan tidak selalu menyenangkan. Dia hanya bisa berdiri dan berbaring, tidak bisa berputar, serta terbentur apabila melompat. Iya benar sekali, dia dimasukkan secara paksa ke dalam wadah ukuran 40 x 30 x 30. Meskipun begitu tidak ada aktivis HAM yang berteriak-teriak, buruh yang demonstrasi, wakil rakyat yang membuat peraturan untuk hal ini, dan polisi yang menindak kejahatan ini.

Belum selesai di situ anak manusia memasukkan wortel ke dalam penjara tersebut. "Apakah aku akan dipaksa makan ini?" Pikir kucing.

Menjadi Sendiri dan Sepi, di Alam Gelap TersembunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang