Chapter 11: Second Evaluation

51 8 0
                                    

× ×

Sooyoung merasa puas, sungguh. Ia sudah meluangkan 30 menit terakhirnya sebelum digempur perasaan gugup penilaian dengan latihan. Terlebih Seulgi benar-benar menyimak dan meresapi kekhawatirannya. Bukan menghakimi, bukan melihat sesuai apa yang wanita itu lihat, melainkan sekedar... mendengarkan.

Dan disinilah Joy. Berdiri yakin, dada membusung percaya diri meskipun kedua tangan disatukan dibelakang demi kesopanan. Ia pikir kali ini, penilaian dance ini, tidak akan ada banyak masalah. Segalanya sekedar cukup. Cukup kegugupan untuk membuatnya tetap waspada, cukup percaya diri demi bisa menampilkan yang terbaik, cukup kesopanan agar tak terkesan menyombong. Cukup.

Namun segala mindset dan optimismenya seketika dibanting keras, Sooyoung bisa mendengar bunyik kertak dari pecahan pemikiran positif nan jatuh ke lantai. Sesosok lelaki tinggi, gagah bahkan, memancarkan harga diri yang lebih kuat pula. Aura bukan menakutkan namun mengintimidasi.

Bagaimana tidak? Dia adalah Jung Yun-ho. Dancer nomer 1 SM Entertainment, dikenal sebagai 'anak' dan pewaris Lee Sooman Sonsaengnim atas kegigihan, tekad, dan kerja kerasnya, seorang legendaris dari masa debutnya pertama kali di tahun 2003 —ingatkan Sooyoung bahwa dia masih berusia 7 tahun saat itu— dan kini menjadi evaluatornya.

Sooyoung yang baru berlatih selama satu bulan penuh dinilai oleh seorang legendaris yang telah membangun namanya selama beberapa dekade?

Yang benar saja!

Akan sangat konyol bila Sooyoung tidak merasa Tingkat kegugupannya melonjak drastis. Just like that. Kedua tangan yang tadi sekedar menggenggam dipunggung bawahnya kini saling meremas satu sama lain. Melampiaskan debaran jantung nan —Sooyoung yakin sekali— telah bertambah berkali-kali lipat pula.

Yunho bahkan tak meluangkan waktu untuk sekedar melirik para trainee yang berkumpul di hadapannya. Melirik Sooyoung. Hanya membuka pintu dan berjalan lurus, langsung ke satu kursi didepan cermin sebelum meletakkan beban tubuhnya secara begitu rileks. Sangat kontras dengan satu wanita nan akan segera dinilainya.

"Alright, eonni. Kau menghabiskan waktu menelantarkanku di ujung ruangan. Jangan biarkan fakta bahwa dia adalah dancer no. 1 SM merusak seluruh perjuanganmu. Okay?"

Well, setidaknya Yerim berusaha membantu. Meskipun pada akhirnya, satu tangan gembulnya yang berusaha mencegah milik Sooyoung untuk menyakiti diri sendiri, ditarik secara perlahan atas kesadaran pribadi. Berpindah untuk menutup mulut kala Sooyoung menoleh perlahan, seperti sebuah film horror. Mata yang lebih tua membulat, disandingkan dengan senyuman lebar bukanlah sesuatu yang... baik.

"Not..." Sooyoung memiringkan kepala. Kali ini merambatkan senyuman ke mata sampai membentuk garis tipis bulan sabit. "helping."

Tapi Yerim adalah gadis kurang ajar. Selalu begitu. Jadi Sooyoung tidak akan terlalu memikirkan gesturnya yang mengedikkan kedua bahu tak acuh sambil memutar mata dan mengerucutkan bibir seolah tengah menyampaikan, "Aku hanya memberitahu."

"Park Sooyoung?" And wow, selain aura yang menggentarkan tekad serta semangat tersebut, suara rendahnya tidak main-main. Sooyoung yang masih sibuk mengarahkan sorot maniknya pada Yerim seketika memejam, senyum masih disana, hanya saja langsung ditekan menjadi garis tipis penuh keraguan.

"Eonni, tenang saja. You'll do good, anyway." Ingatkan Sooyoung untuk menoyor kepala Yerim setelah menyelesaikan kewajibannya. Dorongan tangan gadis itu terhadap punggungnya, menjadikannya terseok maju sampai menarik banyak perhatian termasuk Yunho sendiri, mungkin sedikit personal.

The Lucky GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang