Chapter 7: Knowing One

74 14 0
                                    

× ×

Satu atau dua buah lirikan Sooyoung luangkan sesekali ke jam tangan diatas pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu atau dua buah lirikan Sooyoung luangkan sesekali ke jam tangan diatas pintu.

Sudah hampir mendekati tengah malam.

Meskipun, di kota Seoul, waktu tersebut merupakan titik mulai dimana banyak orang melepaskan stress, namun Sooyoung tetap tidak dapat percaya bahwa dirinya akan bertahan sendirian di ruang latihan vocal hingga selarut ini. Tanpa keluhan atau rasa tak nyaman.

Padahal Ia sudah menekadkan diri untuk tidak terlalu berlebihan, mengingat profesi ini bukanlah pilihan pertamanya dan bahkan tak pernah terpikirkan di pilihan terakhirnya sekalipun.

Namun menjadi pribadi nan mendekati perfeksionis, Sooyoung hanya tak dapat berhenti sampai Ia sungguh yakin bahwa dia sudah memberikan usaha terbaiknya.

Alasan dibalik gerakan berkala dari bola matanya pun bukan karena Ia tak sabar untuk segera selesai namun justru supaya Ia tidak kelewat larut hingga tak memiliki waktu istirahat setidaknya 2 jam saja.

Kini, selain perasaan tenang atas kegiatan menyanyinya, Sooyoung masih terus mendeteksi perasan terganggu kala Ia tidak dapat mencapai nada rendah dalam lagu "If I Ain't Got You" yang dinyanyikan oleh Alicia Keys.

Satu dua kali Sooyoung tampak berhenti sepenuhnya, menutup mata demi mengingat kembali ilmu yang diajarkan padanya mengenai cara mencapai nada rendah ataupun tinggi dengan baik. Dia sudah melakukannya. Tetap saja hasilnya tak sesuai keinginannya.

Ini memuakkan. Setidaknya baginya.

Lantas ketika Ia sedang bermeditasi, sedikit mengevaluasi apa yang salah dari caranya menyanyi, sebuah suara pintu dibuka beberapa meter disisinya membuat Sooyoung sedikit terlonjak.

Lagi, jangan salahkan dia yang tak pernah baik dalam menerima hal yang tiba-tiba.

Kecemasan yang awalnya menumpuk di batin Sooyoung, berpikir bahwa mungkin tak ada siapapun yang masuk setelah satu dari sepasang pintu itu terbuka, tahu-tahu tergantikan dengan putaran bola mata malas kala figur kecil familiar masuk dengan begitu rileks; agaknya terkejut juga akan keberadaan si jangkung di waktu selarut ini, namun tetap berakhir rileks.

Sooyoung sudah tak ragu lagi dalam menebak bila isi dibalik map kulit di pelukannya berisi setumpuk lirik lagu dengan notes sulit nan digunakan untuk latihan para trainee.

Ada sebuah pertimbangan, barangkali ini sudah waktunya bagi Sooyoung untuk mengemasi barangnya dan meninggalkan ruangan —meninggalkan gedung— agar tak perlu berinteraksi dengan Wendy lebih lama.

Namun kala sepasang netra gelapnya menangkap refleksi dirinya sendiri di cermin yang terduduk diatas sofa, memegang sebuah mic di tangan kanan dan teks di tangan kiri, Sooyoung kembali diingatkan seberapa buruk dirinya dalam mengeksekusi nada rendah dan betapa kecil perkembangan darinya dalam beberapa jam terakhir.

The Lucky GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang